Selamat dari Reruntuhan, Pemilik Usaha Rappang Bangkit Usai Setahun Gempa Sulbar

Konten Media Partner
15 Januari 2022 9:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Haji Sabar, salah satu penyintas gempa 6,2 magnitudo di Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Awal Dion/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Haji Sabar, salah satu penyintas gempa 6,2 magnitudo di Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Awal Dion/SulbarKini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa kuat berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Mamuju dan Majene pada Jumat (15/1/2021) dini hari telah berlalu setahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Selain meluluhlantakkan sejumlah bangunan termasuk rumah-rumah warga dan area perkantoran, gempa ini juga menyebabkan ratusan korban jiwa yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Haji Sabar, salah satu penyintas gempa di Mamuju mengaku tak mau larut dalam kesedihan. Saat gempa terjadi, rumah mewah berlantai empat miliknya roboh dalam sekejap. Tiga anak serta dua cucunya meninggal karena tertimpa reruntuhan.
Pemilik Usaha Rappang ini menuturkan bahwa saat gempa terjadi dia dan cucunya yang juga selamat tidur di lantai dua. Sedangkan ketiga anaknya dan dua cucunya yang lain masing-masing tidur di lantai tiga dan empat.
"Nanti saya bangun setelah roboh ini rumah pukul 02.30 dini hari. Saya baru bisa dievakuasi jam 2 siang karena tertindis reruntuhan bangunan," kata Haji Sabar kepada SulbarKini, Jumat (14/1/2022).
ADVERTISEMENT
"Jadi lantai tiga dan lantai empat itu roboh, tinggal satu meter reruntuhan itu dari kepalaku, saya pegang plafonnya. Kok kenapa ini ada plafon yang turun. Terkurung ma saya itu, tapi masih ada celah dari samping, di situ orang masuk bantu ka untuk dievakuasi," kenang dia.
Setahun berlalu usai gempa 6,2 magnitudo, Haji Sabar mengaku sudah menerima bantuan dana stimulan dari pemerintah sebesar Rp 50 juta untuk perbaikan rumahnya.
Dia juga kembali bangkit melalui toko usaha bahan bangunan miliknya serta tenda terowongan yang sudah puluhan tahun digelutinya. Menurut Haji Sabar, saat ini dirinya lebih fokus ibadah dan melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
"Itu ajal tidak ada yang tahu biar kita di mana sembunyi, kalau sudah sampai tidak bisa kita menghindar. Begitu juga kalau belum sampai ajalnya kita. Contohnya seperti saya sudah tertimpa bangunan, tapi Allah belum mencabut saya punya nyawa," tandasnya.
ADVERTISEMENT