Konten Media Partner

Usai Lantai Dibongkar, Listrik dan Air di RSUD Regional Sulbar Diancam Dicabut

21 Agustus 2021 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RSUD Provinsi Sulawesi Barat yang menjadi rumah sakit rujukan pasien COVID-19 tengah berpolemik. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
RSUD Provinsi Sulawesi Barat yang menjadi rumah sakit rujukan pasien COVID-19 tengah berpolemik. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polemik yang terjadi di RSUD Regional Sulawesi Barat (Sulbar) makin meluas. Usai lantai untuk lokasi tenda perawatan darurat dibongkar pemilik material, kini pihak pelaksana proyek mengancam akan memutus jaringan listrik dan air di rumah sakit rujukan pasien COVID-19 tersebut.
ADVERTISEMENT
"Paving block sudah dibongkar, sekarang listrik dan air juga karena semua itu belum dibayar," kata pelaksana proyek, M. Ramli, Sabtu (21/8/2021).
"Saya butuh kejelasan dari Pemprov Sulbar kapan mau dibayarkan itu pekerjaan," tambahnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulawesi Barat, Haeruddin Anas, mengatakan, pemasangan paving block di RS Regional Sulbar merupakan perintah mantan Kepala BNPB, Doni Monardo, saat meninjau kondisi rumah sakit tersebut beberapa hari usai gempa 6,2 magnitudo.
"Pekerjaan itu sebenarnya atas perintah kepala BNPB Pusat saat berkunjung di rumah sakit, dan itu disaksikan Pak Sekda Sulbar," kata Haeruddin.
Lantai di halaman RSUD Regional Sulawesi Barat yang dibongkar oleh pemilik material. Foto: Awal Dion/SulbarKini
Sebelumnya, pemilik material membongkar lantai yang menjadi tempat tenda perawatan pasien di RSUD Regional Sulawesi Barat (Sulbar). Paving block beserta pasir diambil oleh pemilik material karena tak kunjung dibayarkan oleh rekanan yang mengerjakan proyek tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemilik pasir, Bahar Daeng Sila, mengungkapkan pihaknya tak kunjung dibayarkan oleh pihak kontraktor sejak pengerjaan pada pertengahan Januari 2021.
"Sudah lama, mulai bulan Januari sesudah gempa. Karena tidak ditempati rumah sakit Regional, harus buru-buru dipasangkan paving block untuk tempat perawatan pasien. Janjinya dibilang tidak lama dibayarkan, paling satu atau dua bulan," kata Bahar kepada Sulbarkini, Jumat (20/8/2021).
Bahar menambahkan, dalam proyek tersebut pihaknya hanya menyuplai pasir. Sedangkan paving block, juga sudah dibongkar dan dibawa pulang oleh pemilik material.
"Pemiliknya sudah ambil itu paving block, saya juga ambil pasirku karena otomotis sudah tidak dibayar," imbuh dia.
Direktur RSUD Regional Sulbar, dr Indahwati Nursyamsi, mengungkapkan pihaknya berusaha mencarikan solusi terkait permasalahan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sementara dicarikan jalan keluarnya," tandasnya.