Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gara-Gara TikTok, Benarkah Attention Span Kita Semakin Menurun?
29 November 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Sulis Laelatul Asqiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang biasa kamu lakukan untuk menghilangkan penat atau sekedar menghabiskan waktu? Apakah bermain game, nge-mall, ataupun melakukan hal yang paling mudah dan murah yaitu scrolling TikTok? Di era digital ini, opsi terakhir banyak diminati untuk menjadi alternatif penghilang rasa penat dan stress karena aksesnya yang mudah.
ADVERTISEMENT
TikTok, aplikasi video musik yang tengah digandrungi masyarakat global, telah menjadi fenomena budaya tersendiri. Dilansir dari laporan We Are Social pada awal tahun 2024, pengguna TikTok telah mencapai angka 1,56 Miliar mulai dari anak-anak hingga lansia. TikTok telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di era yang serba digital ini. Dengan video-video pendek berdurasi 20 hingga 60 detik, aplikasi ini menawarkan hiburan atau tontonan instan yang membuat kita kecanduan untuk scrolling. Namun, dibalik tawaran hiburan murah ini, muncul kekhawatiran baru berupa terkikisnya rentang perhatian atau attention span kita terhadap konten yang berdurasi lebih panjang dan lama.
Apa itu attention span?
Dikutip dari Encyclopedia of Child Behavior and Development, rentang perhatian atau attention span adalah kemampuan seseorang untuk tetap fokus pada suatu hal atau objek selama periode waktu tertentu. Ketika seseorang mudah terdistraksi, maka rentang perhatiannya pendek, begitu juga sebaliknya.
ADVERTISEMENT
TikTok dan attention span
TikTok, sebagai platform media sosial, dirancang untuk menarik perhatian penggunanya hanya dalam hitungan detik, dengan konten yang disesuaikan melalui algoritma berdasarkan minat pengguna. Fitur personalisasi ini membuat pengguna merasa nyaman dan cenderung menghabiskan waktu lebih lama untuk scrolling di aplikasi tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal NeuroImage tahun 2021, menonton video pendek yang dipersonalisasi dapat mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab dalam pemrosesan informasi, yang berdampak pada fokus, ingatan, dan perasaan, seperti rasa senang serta motivasi. Aktivasi ini menciptakan dorongan untuk terus menonton, sehingga melemahkan kontrol diri (self-control) dan berpotensi menyebabkan kecanduan. Akibatnya, seseorang bisa tanpa sadar menonton ratusan video dalam beberapa jam, menghabiskan waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk hal lain. Masalah ini semakin menonjol dengan adanya temuan dari penelitian mahasiswa Institut Pertanian Bogor yang menunjukkan bahwa konsumsi video pendek di TikTok dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, terutama dalam hal attention span, memori, dan proses belajar.
ADVERTISEMENT
Dari data statistik Golden Step ABA, rata-rata rentang perhatian manusia telah menurun dalam 2 dekade terakhir, dari 12 detik menjadi hanya 8 detik. Hal ini membuktikan perkembangan zaman jika tidak dibarengi dengan kesadaran akan dampaknya akan memicu banyak efek negatif. Jika tren seperti ‘scrolling TikTok’ tidak segera diatasi, maka generasi-generasi selanjutnya akan lebih sulit untuk fokus dalam menerima informasi dari media dengan durasi lebih lama, seperti membaca buku, menonton video berdurasi panjang, atau mendengarkan penjelasan secara penuh.
Efek dari menurunnya attention span akibat TikTok
Dikutip dari artikel yang dimuat dalam jurnal Edutech: Jurnal Teknologi Pendidikan dan Emik: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, efek dari menurunnya attetion span akibat video-video pendek, adalah:
ADVERTISEMENT
Kebiasaan menerima informasi secara instan dan cepat, menjadikan manusia lebih cepat bosan ketika dihadapkan dengan media sumber yang memuat informasi lebih banyak dan menyita waktu lebih lama, contohnya yaitu membaca buku. Membaca membutuhkan konsentrasi dan kesabaran, dua hal yang justru mulai terkikis akibat pola konsumsi video pendek di TikTok. Otak kita menjadi sulit fokus dan mudah terdistraksi oleh hal-hal di sekeliling kita akibat terlalu sering menerima rangsangan penuh dengan visual sehingga menjadikan aktivitas seperti membaca novel atau artikel terasa membosankan dan kurang menarik.
Rangsangan visual yang terus menerus dipaparkan terhadap otak kita berpotensi menyebabkan kecanduan yang susah untuk diatasi. Keinginan untuk mengecek handphone dan scrolling TikTok pun tidak dapat ditahan. Kita akan selalu mencari-cari waktu luang agar bisa memuaskan hasrat otak kita. Perasaan akan menjadi cemas jika tidak menonton video TikTok barang hanya sebentar. Rasa ketergantungan tersebut dapat menimbulkan perasaan cemas akibat FoMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut akan tertinggal, seperti FoMO akan tren, humor atau pembahasan up-to-date di aplikasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Solusi untuk mengatasi short attention span akibat video TikTok
Beberapa cara yang dikemukakan oleh Guardiani (2024) dalam laman Philadelphia Integrative Psychiatry untuk mengatasi rentang perhatian yang pendek yaitu:
Membatasi waktu screen time atau waktu scrolling TikTok perlu dilakukan untuk menghindari attention span yang semakin pendek. Cukup alokasikan waktu istirahat sekitar 10-15 menit saja untuk scrolling TikTok setiap harinya.
Untuk membunuh rasa bosan, kita bisa melakukan hal-hal yang dapat merangsang otak kita agar bisa lebih fokus terhadap suatu objek. Membaca buku salah satunya. Wajibkan 5 halaman per hari untuk membiasakan otak kita agar lebih fokus dan berkonsentrasi. Diupayakan untuk membaca dalam bentuk fisik sehingga dapat mengurangi screen time kita.
ADVERTISEMENT
Jangan hanya menonton video hiburan berdurasi pendek, akan tetapi biasakan juga menonton konten edukasi yang memuat informasi menarik dari berbagai topik. Pada umumnya, konten edukasi memerlukan durasi lebih lama karena perlu menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Hal ini dapat membiasakan kita untuk fokus dan memperhatikan penjelasan dengan penuh.
Di era modern ini, penggunaan TikTok dapat membantu kita untuk menghilangkan penat dan stress. Namun, terdapat efek samping dari scrolling tanpa henti berupa pengaruh terhadap rentan fokus manusia, kebiasaan membaca, hingga kesehatan mental. Dengan kesadaran dan pengelolaan yang tepat, kita tetap dapat menikmati manfaat TikTok tanpa harus mengorbankan kemampuan konsentrasi dan fokus kita. Bagaimanapun, kendali atas waktu dan perhatian ada di tangan kita. Jadi mari lindungi otak kita dengan batasi scrolling TikTok.
ADVERTISEMENT
Referensi
Alfatih, M. F., Nashwandra, N. B., Nugraha, N. I., Banyubasa, A., Simangunsong, G. A., Barus, I. R., & ami, A. F. (2024). The Influence of TikTok Short-Form Videos on Attention Span and Study Habits of Students in College of Vocational Studies IPB University. Edutech: Jurnal Teknologi Pendidikan, 23(2), 202=212. https://doi.org/10.17509/e.v23i2.69229
Average Human Attention Span (Statistics). (2024). Golden Steps ABA. Diakses pada tanggal 22 November 2024, dari https://www.goldenstepsaba.com/resources/average-attention-span
Darmayanti, D. P., Arifin, I., & A. M, M. I. (2023). FoMO: Kecemasan Digital di Kalangan Pengguna TikTok. E M I K: JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU SOSIAL, 6(2), 198-215. http://dx.doi.org/10.46918/emik.v6i2.2041
Digital 2024: 5 billion social media users. (2024). We Are Social. Diakses pada tanggal 22 November 2024, dari https://wearesocial.com/id/blog/2024/01/digital-2024-5-billion-social-media-users/
ADVERTISEMENT
Guardiani, J. (2024). TikTok Brain: The Declining Attention Spans of Our Kids — Philadelphia Integrative Psychiatry. Philadelphia Integrative Psychiatry. Diakses pada tanggal 22 November 2024, dari https://phillyintegrative.com/blog/TikTok-brain-the-declining-attention-spans-of-our-kids
Levin, E., Bernier, J. (2011). Attention Span. In: Goldstein, S., Naglieri, J.A. (eds) Encyclopedia of Child Behavior and Development. Springer, Boston, MA. https://doi.org/10.1007/978-0-387-79061-9_226
Su, C., Zhou, H., Gong, L., Teng, B., Geng, F., & Hu, Y. (2021). Viewing personalized video clips recommended by TikTok activates default mode network and ventral tegmental area. NeuroImage, 237, 118136. https://doi.org/10.1016/j.neuroimage.2021.118136