Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengapa Literasi Keuangan Penting Diajarkan Sejak Dini kepada Remaja?
18 Desember 2024 15:35 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Sulistianingsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, literasi keuangan menjadi salah satu keterampilan yang sangat penting, terutama bagi remaja. Meski sering kali dianggap terlalu dini untuk memikirkan keuangan, masa remaja sebenarnya adalah fase yang ideal untuk menanamkan pemahaman dasar tentang cara mengelola uang. Dalam konteks perubahan sosial dan ekonomi yang semakin kompleks, literasi keuangan bagi remaja memiliki peran krusial dalam membentuk kebiasaan dan perilaku keuangan yang sehat.
ADVERTISEMENT
Literasi keuangan sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, mengatur, dan memanfaatkan pengetahuan serta keterampilan terkait keuangan secara optimal dalam mengambil keputusan ekonomi. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Literasi Keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat. Literasi ini mencakup pemahaman tentang konsep-konsep dasar seperti pengelolaan anggaran, menabung, berinvestasi, mengelola utang, dan menghadapi risiko keuangan, dengan tujuan mendukung tercapainya kesejahteraan finansial.
Berdasarkan data yang didapatkan dari seminar pers yang dikeluarkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada 2 Agustus 2024, menyatakan bahwa OJK telah menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) untuk mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan. Hasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan hasil indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. Sedangkan hasil dari survei ini juga menunjukkan bahwasanya terdapat beberapa segmen penduduk yang memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang lebih rendah dibandingkan Tingkat nasional, salah satunya yaitu terdapat pada kelompok umur 15-17 tahun dengan tingkat indeks literasi keuangan 51,70 persen. Berdasarkan hasil survei tersebut, dapat dikatakan bahwa remaja dengan kelompok umur 15-17 tahun masih memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah.
ADVERTISEMENT
Rendahnya literasi keuangan pada remaja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu seperti kurangnya kemampuan mereka dalam mengelola keuangan pribadi, minimnya edukasi tentang literasi keuangan, dan kecenderungan untuk membeli barang berdasarkan keinginan daripada kebutuhan. Kebiasaan ini sering kali memicu perilaku boros dan penggunaan uang yang tidak efisien. Selain itu, ketiadaan pelajaran dasar mengenai pengelolaan keuangan di sekolah, kurangnya diskusi atau berbagi informasi tentang keuangan, terbatasnya peran orang tua dalam memberikan edukasi keuangan, serta pengaruh teman sebaya juga turut berkontribusi terhadap rendahnya literasi keuangan di kalangan remaja.
Rendahnya pemahaman remaja mengenai literasi keuangan tidak menutup kemungkinan akan memicu masalah keuangan di kemudian hari, seperti dalam hal pengelolaan keuangan. Masih banyak remaja yang merasa kesulitan dalam mengelola keuangan dan hal ini diduga karena kurangnya pemahaman mereka mengenai literasi keuangan. Dalam hal ini, remaja masih banyak yang kesulitan untuk membedakan mana kebutuhan utama dengan keinginan sesaat. Jika seseorang tidak dapat mengelola keuangannya dengan baik, mulai dari perencanaan anggaran, pengelolaan utang, hingga investasi, dapat menyulitkan seseorang untuk keluar dari kemiskinan. Selain itu, hal ini juga dapat meningkatkan ketidakstabilan ekonomi yang akhirnya mendorong individu untuk berhutang, termasuk menggunakan layanan pinjaman online.
ADVERTISEMENT
Kemampuan dalam mengelola keuangan berperan penting dalam menentukan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi, baik untuk saat ini maupun di masa depan. Pengelolaan keuangan yang efektif juga membantu individu membuat keputusan yang bijaksana terkait keuangan mereka. Sebaliknya, pengelolaan keuangan yang kurang baik dapat mengakibatkan kesulitan finansial. Maka dari itu, pemahaman literasi keuangan sangatlah penting ditanamkan sejak dini untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang akan terjadi di masa yang akan datang, khususnya dalam hal pengelolaan keuangan.
Pemahaman literasi keuangan penting untuk dimiliki oleh remaja dikarenakan pada fase ini, mereka mulai mengenal uang secara mandiri, baik dari uang saku, pekerjaan paruh waktu, maupun kegiatan ekonomi lainnya. Namun, tanpa pemahaman yang cukup tentang cara mengelola keuangan, remaja rentan membuat keputusan yang tidak bijak, seperti konsumtif berlebihan atau terjebak dalam utang. Dengan pemahaman mengenai literasi keuangan, remaja akan mampu membuat keputusan yang tepat dalam mengelola keuangan pribadi, menghindari kesalahan dalam pengelolaan uang, dan merancang masa depan keuangan secara lebih sistematis.
ADVERTISEMENT
Berikut terdapat beberapa peran dari literasi keuangan dalam membentuk perilaku keuangan remaja, diantaranya yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Dari pemaparan pernyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman literasi keuangan bukan sekadar kemampuan teknis, melainkan juga sebuah nilai yang memengaruhi cara berpikir dan bertindak. Melalui literasi keuangan, remaja tidak hanya diajarkan untuk mengelola uang, tetapi juga dilatih membangun kedisiplinan, rasa tanggung jawab, dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu, peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangat penting dalam menyediakan akses pembelajaran literasi keuangan sejak dini, agar remaja dapat berkembang menjadi individu yang mandiri dan kuat secara finansial.