Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sabar Itu Pahit, tetapi Bikin Hati Tenteram
8 Mei 2025 14:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sulistyawan Ds tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam hidup, kita pasti dihadapkan pada berbagai ujian—baik berupa kehilangan, kegagalan, maupun perlakuan yang tidak adil dari orang lain. Dalam situasi seperti ini, sabar menjadi kunci utama agar hati tetap tenang dan pikiran tidak mudah goyah.
ADVERTISEMENT
Sabar ibarat jamu: pahit saat dijalani, namun membawa kebaikan jangka panjang bagi jiwa dan kehidupan kita.
Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan kemampuan untuk mengendalikan emosi, menahan diri dari sikap tergesa-gesa, dan tetap istiqamah di jalan kebenaran meski dihimpit kesulitan. Allah SWT menjanjikan ganjaran besar bagi orang-orang yang sabar.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10). Ayat ini menunjukkan bahwa pahala sabar tidak terhitung, karena hanya Allah yang mengetahui kadar kesabaran hamba-Nya.
Seperti halnya jamu yang pahit namun memberi manfaat besar bagi tubuh, sabar juga pahit di hati, namun memperkuat jiwa. Saat kita ditimpa musibah dan memilih bersabar, hati kita terlatih untuk tidak mudah mengeluh. Sebaliknya, hati menjadi lebih lapang, pikiran lebih jernih, dan keputusan yang diambil lebih matang.
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW pun mengajarkan pentingnya sabar dalam menghadapi cobaan. Beliau bersabda: “Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin. Semua urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesulitan, ia bersabar, dan itu pun baik baginya.” (HR. Muslim).
Hadits ini memperkuat bahwa sabar dan syukur adalah dua sayap yang menyeimbangkan kehidupan seorang Muslim.
Sabar juga menjadi benteng bagi lidah dan tangan kita dari perbuatan yang menyakiti orang lain ketika emosi meluap. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini, orang yang mampu bersabar adalah orang yang kuat.
Rasulullah pernah bersabda: “Orang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya saat marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
ADVERTISEMENT
Maka, jangan anggap sabar sebagai beban atau tanda kelemahan. Sabar justru adalah seni menjaga hati tetap bersih dalam situasi paling sulit.
Seperti jamu yang tak disukai banyak orang karena rasanya, sabar pun sering dihindari. Tapi mereka yang mampu meneguknya, akan merasakan manfaatnya dalam hidup: ketenangan, kekuatan, dan kedekatan dengan Allah SWT.