Setelah Dikhianati Australia atas AUKUS, Kini Prancis Berpaling ke Indonesia

Sulthan Haidar Dziban
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia
Konten dari Pengguna
20 Desember 2021 16:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sulthan Haidar Dziban tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto bersama Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly, saat bertemu di Kantor Kementerian Pertahanan Prancis, Paris, Perancis (21/10). (Dok. Foto/KBRI Paris)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto bersama Menteri Pertahanan Perancis Florence Parly, saat bertemu di Kantor Kementerian Pertahanan Prancis, Paris, Perancis (21/10). (Dok. Foto/KBRI Paris)
ADVERTISEMENT
Setelah dikhianati oleh Australia atas kerja sama AUKUS, Prancis dilihat lebih aktif melakukan kerja sama bilateral dengan beberapa negara di sekitar Australia lainnya, misalnya India dan juga Indonesia. Kerja sama antara Australia dan juga Prancis awal mulanya berjalan dengan baik, terutama dalam bidang kerja sama militer, kerap kali Australia membeli beberapa persenjataan dan juga sistem pertahanan dari Prancis.
ADVERTISEMENT
Hingga dengan adanya kerja sama trilateral antara Australia, Amerika Serikat, dan Inggris atau yang kerap kita kenal dengan AUKUS, membuat Prancis merasa seperti dikhianati dan kesal terhadap keputusan Australia tersebut. Kekesalan Prancis dapat jelas kita lihat ketika mereka rela menarik Duta besarnya yang berada di Australia, dan Amerika serikat.

Hubungan Buruk Indonesia-Prancis di Tahun 2020

Hubungan Indonesia dan Prancis sama seperti hubungan bilateral lainnya yang selalu mengalami pasang surut, terkadang hubungan kedua negara ini baik hingga mampu menjalani kerja sama, di lain waktu hubungan kedua negara ini juga pernah mengalami keterpurukan.
Pada tahun 2020 tepatnya sekitar bulan Oktober dan November, hubungan Indonesia dan Prancis mengalami ketegangan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan mengenai karikatur Nabi Muhammad. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim kesal atas pernyataan Presiden Prancis tersebut, hingga akhirnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan seruan untuk memboikot produk yang berasal dari Prancis.
ADVERTISEMENT
Tidak sampai dengan memboikot saja, pada kala itu beberapa organisasi Islam di Indonesia lainnya bahkan menganjurkan kepada pemerintah Indonesia untuk memutus hubungan bilateral dengan pemerintah Prancis, mereka menilai Emmanuel Macron sudah melebihi batas dan sudah melakukan kesalahan jika mengaitkan agama dengan terorisme.
Hingga akhirnya Presiden Prancis tersebut mengeluarkan klarifikasi atas pernyataannya dengan menggunakan bahasa arab di akun resmi twitternya, walau demikian MUI tetap menuntut Emmanuel Macron untuk meminta maaf.

Kerja sama Indonesia-Prancis di tahun 2021

Di Tahun 2021 ini, Prancis sangat aktif melakukan kerja sama bilateral dengan Indonesia di banyak sektor, dimulai dari sektor informasi, sektor pertahanan, sektor maritim, sektor perekonomian, dan sektor energi.
Pada bulan februari 2021 Johnny G. Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika mendapatkan kunjungan dari Olivier Chambard yang merupakan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Berdasarkan pemaparan Kominfo RI pada website nya, dalam kunjungan ini kedua pihak membahas mengenai tiga proyek strategis di Indonesia. Proyek yang pertama adalah mengenai satelit multifungsi Satria 1 yang sudah berada di tahap akhir, Proyek yang kedua adalah berkaitan dengan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) untuk implementasi electronic government. Dan untuk proyek ketiga adalah proyek TVRI menjadi digital broadcasting system atau yang dikenal sebelumnya dengan ITTS 3 (Improvement on Television Transmitting Stations) yang katanya akan diberi peranan dan komitmen lebih terhadap pembiayaan dari pemerintah Prancis.
ADVERTISEMENT
Bergerak ke pertengahan tahun 2021 tepatnya pada bulan Juni, terdapat setidaknya dua bentuk kerja sama di antara kedua negara. Yang pertama merupakan kerja sama maritim, dilansir dari website Kementerian luar negeri republik Indonesia, Mahendra siregar selaku Wamenlu RI menggarisbawahi bahwa terdapat potensi kerja sama antara kedua negara dalam konteks kemaritiman, hasil dari pertemuan antara Wamenlu RI dan menteri kelautan Prancis ini adalah sebuah penandatanganan dua kesepakatan, yang pertama yaitu LoI Pembentukan Mekanisme Dialog Bilateral Maritim dan yang kedua adalah Joint Statement untuk Pengembangan Program Kerja Sama Kelautan dan Perikanan, selain dua penandatangan tadi terdapat pula penyaksian penandatanganan LoI untuk Pengembangan Eco-Fishing Ports di Indonesia antara KKP RI dengan AFD.
Di bulan yang sama Prabowo Subianto selaku Menteri pertahanan Indonesia menandatangani sebuah kesepakatan perjanjian kerja sama dalam sektor pertahanan, penandatangan ini dilakukan di Paris, tepatnya pada tanggal 28 Juni 2021, Dalam penandatangan ini pihak Prancis diwakili oleh Florence Parly yang menjadi Menteri Angkatan Bersenjata Prancis. Sebenarnya penandatangan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan dua menteri tersebut pada bulan Januari 2021 lalu, yang mana kedua belah pihak sepakat untuk membuat sebuah perjanjian Kerja sama pada bidang Pertahanan (Defense Cooperation Agreement/DCA).
ADVERTISEMENT
Pada bulan Oktober tepatnya tanggal 30 Kedua pemimpin negara saling bertemu, dan membahas kemajuan positifnya atas kerja sama pertahanan kedua negara yang pada bulan Juni sebelumnya telah ditandatangani, tidak hanya sebatas itu saja kedua pemimpin negara ini membahas mengenai perubahan iklim, yang mana Presiden Jokowi mengatakan bahwa penerapan Perjanjian Paris yang konsisten sangat penting. Tidak sebatas dua hal itu saja pertemuan dua kepala negara ini juga membahas mengenai kerja sama Indo-Pasifik.
Dan pada bulan November ini Prancis kembali melakukan kerja sama dengan Indonesia terutama dalam bidang energi, Badan Pembangunan Prancis (Agence Française de Développement/AFD) dilaporkan siap memberi komitmennya dalam memberikan dana sebesar 500 juta euro atau senilai dengan Rp8 triliun untuk PT PLN dengan maksud mendukung Indonesia dalam pelaksanaan transisi energi, Jumlah dana Rp8 triliun ini diberikan untuk 5 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Penulis melihat dengan adanya beberapa kerja sama di atas tadi, Prancis sedang mencoba mencari kekuatan bantuan baru setelah mereka harus kehilangan partner kerja samanya yaitu Australia yang lebih memilih bekerja sama dengan Amerika serikat dan Inggris. Di samping itu juga bisa saja Prancis sedang mencoba membangun kembali image baik setelah image tersebut harus hilang setelah pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang mengecewakan rakyat Indonesia pada tahun 2020 silam. Kerja sama Indonesia-Prancis dapat kita bilang sebagai kerja sama yang cukup baik, mengingat Prancis memiliki power yang cukup besar, namun walaupun demikian Indonesia juga tetap harus siap berdiri sendiri, karena kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi ke depannya.