Konten dari Pengguna

Menilik Permasalahan Pemuda Bidang Budaya dan Kreativitas di Kota Pariaman

Sultan Naufal Fairiza
Mahasiswa S.1 Ilmu Politik Universitas Andalas
3 Juli 2024 6:14 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sultan Naufal Fairiza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Era disrupsi menjadi fenomena yang tidak bisa terelakkan dan harus dihadapi oleh pemuda. Momentum era disrupsi yang seharusnya bisa menjadi peluang pelestarian dan peningkatan pemahaman budaya serta nilai-nilai lokal dan bangsa belum dimanfaatkan dan justru menjadi ancaman terhadap pudarnya pemahaman kebudayaan. Sebagai bangsa yang berkarakter dan sebaai kota yang memiliki kearifan nilai dan budaya tersendiri, pemuda harusnya menjadi garda terdepan dalam pemajuan budaya dan pemuda sebagai aktor representasi identitas lokal. Saat ini, kondisi pemuda belum mampu untuk memperkuat identitas Kota Pariaman sendiri sebagai kota yang memiliki kearifan budaya, kesenian, kerajinan, tradisi, sejarah, dan lainnya. Pemuda menghadapi kesulitan dalam mengakses informasi kebudayaan serta terbatasnya pendidikan budaya terutama disebabkan masih tersimpan oleh generasi pendahulu. Kurangnya apresiasi dan minat untuk terlibat dalam pemajuan keberagaman budaya serta motivasi untuk mempelajari keberagaman budaya masih menjadi tantangan yang dihadapi pemuda. Gebrakan pemuda masih terkendala sumber daya sehingga bentuk pelestarian pemahaman budaya selama ini masih terfokus pada kegiatan atau event yang periodik. Budaya masih menjadi tontonan dan pajangan dan belum mampu dijadikan tuntunan oleh generasi muda, sehingga identitas tadi menjadi kabur. Keberagaman budaya yang ada belum mampu menjadi daya tarik untuk diolah pemuda menjadi nilai sosial dan ekonomi yang berdampak bagi mereka dan masyarakat.
Sumber:  Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen pribadi
Pemberdayaan Aktivitas dan Sumber Daya yang Mendukung Masih Terbatas
ADVERTISEMENT
Terbatasnya sumber daya yang mendukung pengembangan organisasi dan komunitas pemuda berbasis budaya dan kreativitas akan menjadi sumber utama masalah. Organisasi atau komunitas adalah sarana yang sangat potensial mendukung proses pembelajaran dan berkarya bagi pemuda. Adanya gerakan kolektif merupakan bentuk fasilitasi yang diciptakan pemuda dalam mewujudkan visi dan menuangkan kreatifitas mereka. Organisasi dan komunitas dalam konteks budaya dan kreatifitas akan mendukung pemajuan kebudayaan dan penggalian potensi pemuda. Saat ini platform bagi pemuda untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan terlibat dalam kegiatan budaya masih sangat terbatas. Terbatasnya sumber daya menjadi hambatan bagi pemuda yang ingin mengembangkan suatu kelompok terorganisir untuk mengekpresikan pemahaman kebudayaan dan bakat mereka. Keterbatasan pendanaan masih menjadi masalah utama bagi organisasi dan komunitas untuk bertahan. Kondisi tersebut semakin berat karena masih kurang dan tidak dimanfaatkannya sarana dan prasarana yang menunjang aktifitas mereka nantinya. Dukungan institusional dari multi pihak terutama pemerintah daerah dalam memberikan pembimbingan dan pendampingan harus menghindari upaya yang terfragmentasi dan kurangnya pendekatan yang sinergis sehingga keberlanjutan inisiatif yang diciptakan pemuda tidak terhenti dan terhambat. Beberapa masalah tersebut mengakibatkan penurunan minat pemuda dalam membentuk dan mengembangkan suatu kelompok yang ingin melibatkan diri dalam pemajuan kebudayaan dan penyaluran minat mereka seperti seni dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam hal ide, energi, dan kreativitas. Dalam mengaktualisasikan potensinya tersebut tentunya diperlukan sebuah saluran untuk beraktifitas sehingga pemuda bisa berdaya. Saat ini penunjang kemandirian pemuda untuk beraktifitas belum terpenuhi. Organisasi dan komunitas yang telah ada cenderung pasif karena tidak adanya ruang pertunjukan bagi mereka. Infrastruktur serta fasilitas penunjang banyak yang belum tersedia dan fasilitas belum dimanfaatkan dengan baik karena tidak dikelola dengan benar. Partisipasi dan keterlibatan pemuda masih minim karena kurangnya dukungan dan perhatian dari segi moril dan materil. Kontribusi pemuda dalam pemajuan kebudayaan masih terbatas pada kegiatan seremonial, formalitas, dan terutama kegiatan yang hanya bersifat mayor sehingga tidak berlangsung kontinuitas. Kurangnya kesempatan dan dukungan membuat peran serta keterlibatan berbagai organisasi dan komunitas menjadi terbatas. Kondisi juga diperparah karena masih adanya jarak antara pemuda dan pemerintah daerah sehingga proses komunikasi dan partisipasi tidak terjalin. Terbatasnya ruang penyaluran kreatifitas dan bakat pemuda membuat pemuda kurang berkembang. Kemauan politik dan kebijakan juga menjadi faktor penting pemberdayaan aktifitas pemuda yang berkesinambungan.
ADVERTISEMENT
Harapan dan Solusi yang Bisa Ditawarkan
Di usia yang baru 22 tahun pada 2 Juli 2024 ini, tentu masih panjang perjalanan Kota Pariaman menuju pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan rencana pembangunan jangka panjang, generasi muda haruslah menjadi domain yang selalu diperhatikan. Untuk mengatasi masalah budaya dan kreativitas seperti yang telah dipaparkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperluas akses informasi pendidikan dan pemahaman terkait kebudayaan serta nilai kearifan bangsa dan daerah. Anomali era disrupsi harus diatasai dengan meningkatkan pemahaman kebudayaan dan memperkokoh identitas pemuda. Hal yang dapat dilakukan diantaranya meningkatkan intensitas program pendidikan non formal di kalangan pemuda dengan memperkuat pemahaman melalui diskusi interaktif. Pemuda harus diberikan akses yang mudah untuk menjangkau informasi kebudayaan berupa publikasi cetak maupun non catak dan dengan pembuatan konten yang kreatif. Kemudian perlu sekiranya pemanfaatan ruang fisik yang memiliki materi budaya dimaksimalkan untuk menjadi pengetahuan. Pemuda harus menjadi aktor pemajuan budaya itu sendiri dan menjadikannya pioner dalam menyebarluaskan paham kebudayaan. Bentuk pemahaman kebudayaan jangan hanya difokuskan pada kebudayaan material melainkan juga immaterial, sehingga nilai-nilai budaya tadi dapat memperkuat identitas pemuda. Perlibatan pemuda dalam sebuah festival budaya harusnya menjadi hal yang selalu diperhatikan oleh pemerintah, kolaborasi dan kontribusi pemuda dalam menggalakkan beragam kegiatan kebudayaan adalah keharusan agar pemuda dapat merasa dilibatkan.
ADVERTISEMENT
Intervensi yang tepat dirasa perlu dilakukan oleh pemerintah daerah agar organisasi dan komunitas dapat tumbuh dengan baik. Perlu upaya yang harus dilakukan agar mereka dapat tangguh menghadapi tantangan, salah satunya adalah pemanfaatan Forum Youth Center untuk menghimpun para kawula muda yang ada di Kota Pariaman dalam berbagai hal termasuk organisasi dan komunitas budaya, seni, hobi, dan lainnya, yang anggotanya juga diisi oleh para pemuda. Harapannya forum ini dimaksimalkan kembali tugasnya sebagai perpanjangan tangan para komunitas dan organisasi yang ada dengan pemerintah dan membantu menguatkan kepasitas kelembagaan organisasi dan komunitas sehingga keterbatasan sumber daya dapat dicarikan solusinya. Penguatan data peta atau persebaran organisasi dan komunitas sekiranya tidak diabaikan dan tetap menjadi rujukan bagi pemerintah. Organisasi dan komunitas harus ditingkatkan keahlian anggotanya, difasilitasi, serta ditingkatkan juga kesejahteraan kolektifnya. Dialog baik formal maupun tidak harus diciptakan sehingga fungsi aspirasi dan pengawasan terjadi. Harapannya future skill and education menuju Indonesia Emas 2045 dapat tercapai melalui pemenuhan ruang ekspresi para pemuda. Namun perlu ditekankan bahwa apa yang menghambat pemuda untuk maju harus terus berjalan untuk diselesaikan, yakninya perhatian terhadap lima domain indeks pembangunan pemuda yaitu pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta domain gender dan diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Masalah pemberdayaan aktivitas pemuda terutama bidang budaya dan kreativitas pemuda merupakan masalah yang kompleks sehingga perlu diselesaikan dengan keterlibatan multi pihak. Kolaborasi dan koordinasi diantara pemangku kepentingan dan pihak terkait masih menjadi tantangan. Solusi terkait permasalahan dari perspektif anak muda harus didengar, namun seringkali terhambat karena kemauan politik dan kebijakan, pemberian akses dan kontrol kepada pemuda harus menghindari hal keformalitasan. Kolaborasi hexahelix merupakan langkah strategis dan berdampak signifikan. Akamedisi, dunia usaha, komunitas, pemerintah, hukum dan regulasi, serta media merupakan enam kunci membangun sinergitas atas pemangku kepentingan untuk membuat perubahan besar terutama bagi pemuda.
Organisasi dan komunitas harus didorong untuk memberikan dampak sosial dan ekonomi untuk kalangannya sendiri dan masyarakat, hal itu dapat tercapai jika aktivitas nya diberdayakan dan disalurkan. Pemuda harus difokuskan untuk meningkatkan mutunya, bukan hanya sebagai figur. Menciptakan lingkungan yang mendukung adalah solusi kunci atas permasalahan ini. Upaya harus dilakukan secara inovatif dan inklusif, dengan menciptakan kota yang bukan hanya sebagai ruang fisik namun juga sebagai tempat komunitas yang aktif dan perhatian terhadap sekitar. Mewujudkan kota komunitas yang ramah pemuda bisa dilakukan terlebih dahulu dengan mewujudkan implementasi peraturan daerah tentang pemuda dengan baik. Memberikan ruang pertunjukan, adanya program rutin yang melibatkan pemuda dibidang kebudayaan dan kreativitas merupakan eksposur dan pengakuan atas karya mereka, ruang pemuda atau youthspace sekiranya juga dapat diciptakan disetiap sudut di Kota Pariaman. Budaya dan kreativitas juga harus dibantu agar mampu menciptakan ekosistem bisnis dan ekonomi bagi pemuda, sehingga pemuda mampu memperluas organisasi dan komunitas mereka. Sumber daya yang terbatas, pendanaan yang sulit, dan masalah lainnya dalam pemberdayaan aktivitas pemuda sejatinya dapat diselesaikan dengan penanganan yang komprehensif multi pihak dan penciptaan lingkungan yang ramah pemuda. Harapannya masalah ini dapat menjadi atensi oleh pemerintah Kota Pariaman untuk dicarikan solusinya.
ADVERTISEMENT