Konten dari Pengguna

Dampak Fatherless di Indonesia

Sulthan Zaldi
Saya adalah mahasiswa ilmu komunikasi yang memiliki ketertarikan dalam bidang jurnalistik.
29 November 2024 18:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sulthan Zaldi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kedekatan Ayah dan Anak. foto: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kedekatan Ayah dan Anak. foto: freepik.com
ADVERTISEMENT
Figur orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang seorang anak, seorang anak akan belajar dan tumbuh kembang dengan cara mengikuti ajaran atau perilaku yang orang tua mereka lakukan. Namun, apa yang akan terjadi jika salah satu figur orang tua tidak berfungsi dengan baik secara fisik maupun psikologis. Opini yang akan saya sampaikan membahas tentang kurangnya figur seorang ayah di Indonesia, mengingat berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada 2021 lalu, Indonesia masuk golongan negara dengan tingkat fatherless yang cukup tinggi yaitu 9 persen. Sebutan fatherless itu sendiri ditujukan kepada anak-anak yang melewati masa tumbuh kembangnya tanpa figur atau peran ayah baik secara fisik maupun emosional.
ADVERTISEMENT
Mengenal Pentingnya Figur Ayah bagi Anak
Hal yang tidak banyak disadari adalah kurangnya peran ayah di Indonesia, terutama dalam hal pengasuhan anak. Meskipun ibu memainkan peran yang sama pentingnya dalam keluarga, banyak orang masih berpikir bahwa wanita bertanggung jawab atas pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya, dan tugas utama seorang ayah adalah menafkahi keluarganya. Pada kenyataannya, pengaruh seorang ayah terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak sangatlah penting. Karena komitmen profesional yang menghalangi ayah untuk hadir di rumah atau kurangnya pemahaman akan pentingnya peran ayah dalam mendidik anak, banyak anak di Indonesia yang tumbuh tanpa kehadiran ayah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan emosional anak.
Anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya biasanya memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi, lebih percaya diri, dan dapat berkomunikasi secara efektif. Peran ayah dalam mengasuh anak masih terhambat oleh stereotip gender yang masih melekat di masyarakat kita. Kepercayaan yang umum adalah bahwa ayah tidak perlu terlalu terlibat dalam mengurus rumah atau mengasuh anak. Hal ini jelas tidak adil-bagi anak yang kehilangan nasihat dari figur seorang ayah, dan juga bagi ibu yang akhirnya memikul beban yang lebih berat. Namun, gaya hidup dan teknologi saat ini juga membawa kesulitan baru. Banyak ayah yang tidak mengiringi kehadiran fisiknya di rumah dengan kehadiran emosional karena disibukkan dengan pekerjaan atau ponselnya. Akibatnya, jarak antara orang tua dan anak menjadi semakin lebar.
ADVERTISEMENT
Dampak Kurangnya Figur Ayah Pada Anak
Ketika seorang anak tidak memiliki peran ayah yang fungsional, perkembangan emosionalnya sangat terpengaruh. Figur seorang ayah memberikan rasa aman dan dukungan yang penting bagi perkembangan anak. Jika sang anak tidak memiliki figur ini, anak akan mengalami masalah kepercayaan diri, kecemasan, dan perasaan rendah diri. Salah satu dampak yang paling sering terjadi akibat fatherless kepada anak perempuan adalah ketika sang anak beranjak dewasa dia akan mudah ketergantungan dengan pasangannya dan cenderung suka mengemis perhatian, hal ini disebabkan kurangnya kasih sayang dan perhatian yang didapat sejak kecil. Sedangkan dampak yang sering terjadi kepada anak laki-laki adalah ketidak sesuaian karakter dimana sang anak akan memiliki sisi feminim yang berlebihan yang menyebabkannya menjadi laki-laki feminim, hal ini disebabkan karena kurangnya figur ayah yang membentuk karakter maskulinitas anak. Permasalahan ini sering disebut sebagai daddy issues.
ADVERTISEMENT
Perbincangan ini seharusnya menjadi topik yang perlu dibahas oleh masyarakat Indonesia, terlebih kepada orang tua dan ayah. Mereka harus lebih menyadari pentingnya figur orang tua terutama seorang ayah yang terbukti kekurangan di Indonesia, para ayah harus memiliki ilmu parenting yang baik sehingga tidak berpikiran bahwa tugas seorang ayah hanya untuk menafkahi secara finansial saja tetapi juga harus menafkahi secara psikologis dalam pembentukan karakter sang anak.
Tips Mejadi Figur yang Baik untuk Anak
Dalam mendidik dan membangun karakter seorang anak, membutuhkan kesabaran serta konsistensi. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan orang tua terutama seorang Ayah dalam melakukan pembangunan karakter anak :
1. Menjadi contoh positif
Anak-anak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana ia mencontoh figur orang tuanya, memberikan contoh positif kepada anak menjadi faktor utama dalam pembangunan tumbuh kembang anak.
ADVERTISEMENT
2. Memberikan waktu berkualitas
Menyediakan waktu luang untuk berinteraksi dengan anak menjadi faktor penting yang tidak dapat di sangkal, keberadaan dan kehadiran orang tua akan membentuk kepribadian anak yang ceria dan merasa bahagia.
3. Komunikasi yang baik
Mendorong anak untuk berani berbicara dan mengungkapkan isi hatinya, membantu sang anak mengendalikan emosinya dengan baik.
4. Memberikan kasih sayang dan dukungan emosional
Banyak sekali Ayah yang malu untuk menunjukkan rasa cintanya kepada sang anak, hal ini harus segera diubah karena menunjukkan rasa cinta dapat membuat anak merasa dicintai dan menjadi penyemangat serta memberikan rasa aman kepada sang anak.
5. Mendidik dengan kedisiplinan positif
Ajari anak untuk mengenal batasan dan rasa tanggung jawab, serta memberikan penjelasan mengapa suatu aturan diperlukan agar sang anak mengerti alasannya. Pastikan untuk menegakkan aturan secara positif dan adil.
ADVERTISEMENT
6. Memberikan apresiasi
Berikan pujian dan apresiasi atas pencapaian sang anak, mulai dari hal kecil hingga hal besar. Hal ini dapat menjadi sumber peningkatan kepercayaan diri mereka.
7. Mengajarkan nilai-nilai moral dan etika
Ajarkan anak mengenai nilai kejujuran, tanggung jawab, menghargai orang lain.
8. Membantu anak dalam menghadapi kegagalan
Ketika anak mengalami kegagalan, bangkitkan semangat mereka bukan mendorongnya lebih jatuh. Pastikan mendorong anak untuk mencoba lagi dan belajar dari pengalaman mereka, sehingga mereka menjadi orang yang kuat dan tidak mudah menyerah.
Masih banyak lagi hal-hal yang dapat dilakukan orang tua khususnya Ayah dalam mendidik dan membangun karakter kepribadian anak, dengan adanya opini yang saya buat besar harapan untuk seluruh Ayah di Indonesia agar lebih prihatin dan bijak dalam mengerjakan bagiannya sebagai figur Ayah. Bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga memberikan dukungan psikologis supaya Anak-anak Indonesia mendapatkan kasih sayang dan dukungan emosional sebagaimana mestinya yang harus mereka dapatkan.
ADVERTISEMENT