47 Penyandang Tunanetra Berlomba di MTQN ke-XXVII

Konten Media Partner
7 Oktober 2018 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
47 Penyandang Tunanetra Berlomba di MTQN ke-XXVII
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MEDAN, SumutNews.com | Sebanyak 47 penyandang tunanetra mengkuti perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVII, di Kota Medan.
ADVERTISEMENT
Lomba yang digelar di Aula King Abdul Aziz, Asrama Haji mulai Minggu (7/10/2018) hingga Jumat (12/10/2018) mendatang. Dari 47 peserta, diantaranya 23 perempuan dan 24 laki-laki.
Sementara itu, perwakilan dari Kafilah Sumatera Utara ada sebanyak dua orang, diantaranya Putri Aura Hermawan (14 tahun) menjadi peserta dengan usia paling muda dan H Syafrizal Tanjung (48 tahun).
Sebanyak 13 peserta tilawah tampil pada hari ini . Seluruhnya tampil usai sesi perdana, lomba Tartil Putra Putri untuk usia anak.
"Lokasi Aula King Abdul Aziz ini menjadi lokasi lomba tartil putra putri usia anak-anak dan tilawah cacat netra. Untuk hari ini, ada 17 peserta tartil yang tampil dan 13 peserta tilawah. Kita sudah siapkan semuanya dengan baik, tadi pagi sedikit kendala di layar TV sehingga acara dimulai sedikit telat. Semoga besok bisa lebih baik lagi," kata Koordinator acara MTQN di Aula Abdul Aziz, Wali Hasmi, Minggu (7/10/2018).
ADVERTISEMENT
Panitia sendiri, dalam mendata peserta juga sudah menggunakan sistem online atau teknologi. "Kita pakai finger print dan semua menggunakan teknologi canggih. Semua yang tampil sesuai orangnya dengan pemilik nama. Sebanyak 14 juri dalam memberi penilaian juga langsung tayang di monitor dan bisa dilihat oleh para undangan," katanya.
Dewan Hakim MTQN ke-XXVII, Yusdarli Amar mengaku masih menunggu hingga hari terakhir. "Hari ini, saya belum menemukan ada peningkatan yang signifikan dari tahun tahun sebelumnya. Dominan peserta lebih mengutamakan lagu dibanding dengan hukum bacaannya," katanya.
Padahal bila hukum bacaan benar, lagu bisa mengikuti bahkan bisa lebih baik. "Sebenarnya hukum bacaan itu adalah notnya, jadi yang harus dikuasai adalah tajwid atau hukum bacaan. Kalau lagu atau suara, semua orang sudah miliki kemampuan masing-masing tinggal dilatih aja," pungkasnya.
ADVERTISEMENT