Bobby Nasution - Aulia Rachman Tawarkan Reformasi Birokrasi di Kota Medan

Konten Media Partner
22 November 2020 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, Bobby Nasution - Aulia Rachman. Foto: Sumut News.
zoom-in-whitePerbesar
Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, Bobby Nasution - Aulia Rachman. Foto: Sumut News.
ADVERTISEMENT
MEDAN | Pasangan calon nomor urut dua, Bobby Nasution - Aulia Rachman menyampaikan visi misi, ide-ide dan argumentasi mereka pada debat kandidat tahap kedua Pilkada Kota Medan yang diselenggarakan pada Sabtu (21/11).
ADVERTISEMENT
Aulia Rachman menyampaikan bahwa ketika ia dan Bobby Nasution nanti terpilih memenangkan kontestasi Pilkada akan melakukan pembaruan birokrasi yang mengedepankan profesionalitas.
"Kami akan menempatkan profesional bagi ASN dan melakukan merit sistem. Kita juga akan memberikan reward dan punishment kepada ASN tersebut," ujar Aulia.
Ia mengatakan bahwa Kota Medan memerlukan pelayanan publik yang lebih baik dan profesional sebagai bentuk perubahan baru.
"Kita tanamkan sistem pelayanan yang baik, yang ramah, ini menjadikan satu perubahan yang baru bagi masyarakat Kota Medan. Medan ini butuh keramahan, butuh profesional di tempatnya dan ini menjadikan suatu perubahan yang baru bagi warga Medan," katanya.
Calon Wali Kota Bobby Nasution menilai bahwa untuk mewujudkan Kota Medan yang bersih, adalah dengan cara melakukan reformasi terhadap birokrasi.
ADVERTISEMENT
"Tujuan kami membuat ini adalah bagaimana birokrasi di Kota Medan nanti bersih dari korupsi, itulah intinya. Sehingga apabila birokrasi sudah bersih dari korupsi, pelayanan di masyarakat bisa terasa," ujar Bobby.
Pengusaha tersebut menilai pengurusan administrasi masyarakat Kota Medan masih menjadi masalah sehingga dapat menghalangi penyaluran bantuan sejenis insentif dari pemerintah.
"Mulai dari transparasi, kemudahan, kecepatan, ini yang dibutuhkan masyarakat. Bagaimana mengurus KTP, ngurus KK, ngurus akta kelahiran, janganlah disuruh bayar. Bagaimana masyarakat kita yang hari ini kurang mampu tidak bisa mendapatkan data diri dan akhirnya apabila ada kebijakan atau program pemerintah untuk penyaluran bantuan yang tidak terdata ini tidak dapat bantuan. Ini selama ini yang terjadi di masyarakat yang kami dengarkan," tutur Bobby. | SUMUT NEWS
ADVERTISEMENT