Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
MEDAN, SumutNews.com | Saat ini masih ditemukan sejumlah hambatan dalam pembangunan dan pengembangan Danau Toba, Sumatera Utara menjadi destinasi wisata internasional.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikatakan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo Rapat Koordinasi Pengamanan dan Pengelolaan Mendukung Pembangunan Kawasan Danau Toba Sebagai Destinasi Wisata Internasional di Tuk Tuk, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Minggu (25/8/2019).
"Ada beberapa isu yang menjadi hambatan, seperti masalah lingkungan, komunikasi yang lebih baik lagi antara pemerintah dan masyarakat, hingga detil-detil pembatasan tonase kendaraan yang melintas di kawasan Danau Toba," katanya.
Ia mengatakan, agar kawasan di Danau Toba menjadi kawasan pariwisata, maka nuansanya haruslah pariwisata.
"Jadi jika orang datang ke Danau Toba nuansanya harus pariwisata. Jangan nanti tiba-tiba ada kendaraan berat yang melalui jalan pada jam-jam yang tidak tepat," ujarnya.
Ia mengaku, tugas pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba bukan saja tugas BPODT, namun juga pihak lainnya, seperti pemerintah kabupaten di sekitarnya dan juga pihak lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kita harus bersinergi dengan berbagai stakeholder. Kita juga harus bersinergi dengan kalangan akademisi, kalangan bisnis, pemerintah pusat hingga daerah dan media," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, semua pihak harus turut serta melakukan pembangunan hard infrastructure hingga soft infrastructure.
"Bagaimana mengelola image Danau Toba itu penting, karena kita sedang pembangunan hingga tahun 2020," pungkasnya.