Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Dua Kali Batal Berangkat ke Tanah Suci Mekah, Jemaah Haji Diajak Bijak dan Sabar
4 Juni 2021 19:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
MEDAN | Jemaah haji asal Sumatera Utara yang kembali batal berangkat ke Tanah Suci Mekah tahun ini diajak untuk bijak dan bersabar karena pihak Arab Saudi belum membuka jemaah untuk haji. Pemerintah siap untuk memberikan jika ada jemaah yang ingin mengambil uang yang sudah disetorkan. Namun demikian, jemaah disarankan agar menunggu sampai diperbolehkan.
ADVERTISEMENT
Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara, Syahrul Wirdan pada Jumat (4/6) mengatakan, setiap tahun dari Sumatera Utara ada 7.000 - 8.000 calon jemaah haji yang berangkat ibadah haji. Pembatalan keberangkatan jemaah haji kali ini disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada Kamis (3/6).
Masyarakat, lanjut dia, tidak perlu khawatir karena pemerintah mengusahakan yang terbaik untuk jemaah haji. Dan kalau ada masyarkaat yang ingin mengambil uang yang sudah disetor, pemerintah siap untuk mengembalikan.
"Siap itu. Kan ada kekhawatiran apakah masih ada uang haji, ada. Kalau kita sarankan jangan lah ambil uang itu. Tunggu aja nanti yang sudah menyiapkan untuk ibadah itu. Kalau tak sampe nanti kan ada kebijakan pemerintah boleh diganti dengan keluarga," katanya.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, ada 11 negara yang diperbolehkan untuk masuk ke Arab Saudi. Sebelas negara itu yakni Amerika Serikat, 2. Inggris, 3. Irlandia, 4. Italia, 5. Jepang, 6. Jerman, 7. Prancis, 8. Portugal, 9. Swedia, 10. Swiss, 11. Uni Emirat Arab.
"Itu bukan untuk haji, itu kan yang bisa masuk ke Arab Saudi, bukan untuk melaksanakan haji. Dan untuk haji itu tak ada satupun negara yang dibuka oleh Arab Saudi," ujarnya.
Karena itu, masyarakat perlu diberi pemahaman akan hal tersebut. Dijelaskannya, di samping sudah menjadi ketentuan Allah SWT, pemerintah lebih mengutamakan keselamatan jiwa. "Karena di haji ini ada 3 kemampuan yang harus dilihat, pertama finansial, kedua segi keamanan pelaksanaan, dan ketiga segi kesehatan," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Mulia Asri Rambe alias Bayek, anggota DPRD Kota Medan dari fraksi Partai Golkar mengatakan, dirinya sudah mendaftar keberangkatan haji sejak 2011. Dia dan istrinya seharusnya berangkat tahun lalu namun ditunda untuk berangkat tahun ini. Hanya saja, melihat kondisi saat ini dirinya berharap untuk ditunda.
"Kalau kita sih sebenarnya sebelum diumumkan memang berharap jangan diberangkatkan. Karena di saat normal pun belum tentu bisa beribadah secara khusuk. Apalagi gak normal, dekat orang takut, senggol orang takut, akhirnya kita lihat orang di situ, jadi mikir supaya jangan bersentuhan dengan orang di situ kan jadi gak nyaman," katanya.
Biasanya, lanjut dia, persiapan dilakukan sejak 6 bulan sebelumnya berkaitan dengan penginapan, katering dan lainnya "Sejak 6 bulan sebelumnya, panitia sudah ada di sana mempersiapkan segala sesuatunya. Baik itu hotel, katering dan lainnya. Sementara ini kalau diokekan pada hari ini, pelaksanaan haji tinggal beberapa hari lagi kan. Pasti lah gak mungkin. Itu (pembatalan) sudah tepat," katanya.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gema Santri Nusantara, Ahmad Khambali (49) yang keberangkatannya ke Mekah pada 2020 mengajak untuk bijak dan sabar menyikapinya. Dijelaskannya, dia bersama istrinya mendaftar untuk berangkat haji pada 2013 dan jadwal berangkatnya 2020.
"Saya pikir ya kita harus bijak dan sabar lah. Harus ikhlas karena kan dengan kondisi adanya Covid-19 ini bukan melanda Indonesia aja. Masih ada yang menganggap virus tak ada, padahal faktanya banyak sekali yang meninggal karena Covid-19," ujarnya.
Wakil Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia Pusat itu mengatakan, tidak perlu menyalahkan pemerintah atas pembatalan tersebut. Selain itu, dia mengusulkan nantinya jika sudah diperbolehkan, maka kalangan lanjut usia diprioritaskan.
"Karena kan haji itu tak hanya ritual keagamaan tapi fisiknya prima. Dari aspek sa'i, lempar jumroh dan segala macam, ini kan juga perlu energi," katanya. | SUMUT NEWS
ADVERTISEMENT