Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
MEDAN, SumutNews.com | Terkait penutupan akses situs suarausu.co yang dikelola Pers Mahasiswa Suara USU, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan menyatakan tindakan tersebut sewenang-wenang dan inkonstitusional karena tidak sejalan dengan nilai-nilai demokrasi dan hak kebebasan berekspresi.
ADVERTISEMENT
“Kami menolak tindakan penutupan akses sepihak yang dilakukan pihak Rektorat USU terhadap sebuah karya fiksi yang terbit di media kampus, dan meminta agar perkara ini segera diselesaikan dan situs suarausu.co kembali bisa diakses,” kata Koordinator Bidang Advokasi AJI Medan, Dewantoro, dalam keterangan resmi yang diterima SumutNews.com, Sabtu (23/3/2019).
Menurut dia, pihaknya mendesak kepada Dewan Pers untuk turut andil dalam penyelesaian kasus ini, mengingat Pers Mahasiswa termasuk dalam kuadran kedua yang merupakan pengelompokan media yang tak terverifikasi di Dewan Pers, namun isi beritanya memenuhi standar jurnalistik dan Kode Etik Jurnalistik (bermuatan positif dan terpercaya).
Awalnya, sebuah cerita pendek berjudul “Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku di Dekatnya” --yang dianggap pihak rektorat terlalu vulgar karena mempromosikan LGBT, ditulis oleh Yael Stefani Sinaga naik di situs suarausu.co pada 12 Maret 2019 dan tidak menimbulkan masalah. Namun, enam jam setelah diunggah di media sosial Instagram @suarausu pada 18 Maret 2019, cerpen itu mendapat komentar bernada penolakan dari warganet.
ADVERTISEMENT
“Pada 19 Maret 2019 kami dipanggil untuk menjumpai staf Majelis Wali Amanat. Dalam pertemuan itu, saya dan Widya selaku Pemimpin Redaksi Suara USU, diminta untuk mencabut cerpen itu,” kata Yael, yang juga merupakan Pemimpin Umum suarausu.co
Yael dan Widya yakin tidak ada yang salah dalam konten tersebut. Yael menyampaikan bahwa cerpen yang ia buat hanya untuk menggambarkan diskriminasi yang diterima kelompok minoritas.
Sementara itu, Sanger Production, selaku pengelola hosting situs suarausu.co membantah jika pihaknya menutup paksa situs suarausu.co hingga tidak dapat di akses lagi.
“Pada 21 Maret 2019, kami sudah menyerahkan semua data website suarausu.co untuk dipindahkan ke hosting lain. Kami menyarankan pengurus Suara USU untuk mencari jasa hosting baru untuk mengaktifkan kembali situs tersebut. Jadi tidak benar bahwa isu yang berkembang bahwa pihak kami yang menutup paksa akses situs suarausu.co,” beber CEO Sanger Production, Muslim Ramli.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, isi konten situs suarausu.co tidak sesuai dengan visi dan misi perusahaannya, antara lain tidak mengakomodir konten berbau LGBT dan pornografi. Sehingga pihaknya menyerahkan kembali pengelolaan situs suarausu.co kepada pengurus Suara USU. Dia mengklaim, sebelumnya suarausu.co juga pernah menerbitkan cerpen berjudul “Nyai” yang berbau pornografi.
Muslim mengatakan, hubungan kerjasama antara Suara USU dengan Sanger Production adalah murni business to business. Dia juga membantah, kalau perusahaan penyedia jasa hosting yang dikelolanya ditekan atau diintervensi oleh pihak rektorat USU untuk menutup akses situs suarausu.co
“Kami hanya bekerjasama soal tempat penyewaan hosting. Domain suarausu.co sepenuhnya berada di tangan pengurus Suara USU. Setelah melakukan evaluasi terhadap konten yang diberitakan suarausu.co yang mengarah kepada LGBT dan pornografi, maka kami memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi hubungan kerjasama ini,” cetusnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Muslim, pihaknya juga telah mengembalikan sejumlah uang sisa biaya penyewaan server hosting kepada pengurus Suara USU.
“Situs suarausu.co dapat diakses kembali dengan menyewa hosting baru, dan melakukan pemindahan data,” ujarnya.
Terkait dengan klarifikasi yang disampaikan Suara USU mengenai Sanger Production bekerjasama dengan Universitas Sumatera Utara, kata Muslim, hal itu tidak benar. Pasalnya, tidak ada satu pun MoU dan SPK yang terjalin atas nama Sanger Production dan USU.
Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Sumatera Utara, Elvi Sumantri mengatakan, USU telah melakukan proses evaluasi terhadap cerpen yang meresahkan tersebut, dan ditemukan pula konten dari cerpen-cerpen lain yang mengandung unsur pornografi di situs suarausu.co
“Bahasa dalam tulisan yang ada dalam cerpen-cerpen tersebut ditemukan bersifat vulgar, tidak etis dan tidak seharusnya terbit di media kalangan kampus. Dengan demikian, konten-konten tersebut dinilai tidak lagi sesuai dengan visi, misi, etika dan moral yang dimiliki Universitas Sumatera Utara,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai lembaga pendidikan, katanya, USU tidak mentolerir segala bentuk konten pornografi yang menggunakan simbol-simbol USU. Suara USU merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa dari USU dan sudah seharusnya berisi konten mendidik dan bermanfaat bagi pengembangan Tri Dharma PT di USU, serta harus mencerminkan nilai-nilai moral, nilai-nilai keimanan dan etika yg dijunjung tinggi Sivitas Akademika USU.
“Selanjutnya USU akan melakukan langkah-langkah pembinaan dan penyegaran terhadap Kepengurusan UKM Suara USU, agar kegiatan dan aktivitasnya sesuai dengan visi, misi, nilai, etika dan moral yang dimiliki Universitas Sumatera Utara,” pungkasnya.
Saat ini, per 23 Maret 2019 situs suarausu.co sudah bisa diakses kembali dengan normal. Namun artikel cerpen yang dipermasalahkan belum diturunkan. Dari pantauan redaksi SumutNews.com, situs suarausu.co kini dihosting di jejaring.org.
ADVERTISEMENT