Juliadi, Nelayan di Medan yang Bertahan Hidup dari Tumpukan Kupang

Konten Media Partner
12 November 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juliadi sedang mengarungkan kupang, sejenis kerang kecil di pinggir Danau Siombak. Foto : Sumut News
zoom-in-whitePerbesar
Juliadi sedang mengarungkan kupang, sejenis kerang kecil di pinggir Danau Siombak. Foto : Sumut News
ADVERTISEMENT
MEDAN | Jangan menganggap remeh sesuatu yang kecil karena di balik itu sesuatu yang besar menjadi nyata. Hal itulah yang menggambarkan bagaimana seorang nelayan hidup dari kupang, kerang kecil yang tidak diperhatikan banyak orang.
ADVERTISEMENT
Ya, kupang adalah kerang kecil yang hidupnya di lumpur di antara mangrove. Kupang tidak dikonsumsi oleh manusia, melainkan bebek.
Di Danau Siombak, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Juliadi (38), pria yang akrab dipanggil Adi menghidupi keluarganya dari kupang.
Sejak 12 tahun yang lalu aktivitasnya setiap hari adalah mengayuh perahu kecilnya menyusuri hutan mangrove. Kadang dilakukannya sendirian, kadang anaknya juga yang masih duduk di bangku SMP ikut dengannya.
Dia mengajarkan bagaimana mencari dan mengambil kupang untuk dijual ke pengumpulnya di pasar 2 barat Marelan. "Ini kalau segoninya Rp 15 ribu. Sehari kita bisa ngumpulin sampai 10 goni," katanya, Senin (11/11).
Cara mencarinya, dia mengorek lumpur di mangrove. Lumpur itu disiramnya dengan air untuk memisahkan lumpur dari kupang. Saat pengambilan, dia harus masuk ke dalam air.
ADVERTISEMENT
Dalam satu jam, tumpukan kupang menggunung di papan berukuran sekitar 60x100 sentimeter itu. Sesampainya di pinggir danau, kupang dimasukkan ke dalam karung.
Kupang hidup di lumpur di antara mangrove. Foto : Sumut News
"Setiap karungnya ini berapa ya, tak pernah ditimbang. Kalau perkiraannya, sekitar 18 kilogramlah," ujarnya.
Menurutnya, tidak sulit untuk mencari kupang. Nyaris tidak ada musim, kapan pun kupang itu selalu tersedia. Apalagi, saat ini hanya dirinya yang masih mencari kupang setelah tiga orang rekannya 'undur diri'.
"Paling tantangannya kalau banjir, susah dapatnya," ujar bapak dari tiga anak yang masih duduk di bangku SD, SMP, dan SMK itu.
Dijelaskannya, kupang ini diperuntukkan sebagai pakan bebek, bukan untuk dikonsumsi manusia. Informasi yang diketahuinya, kupang ini sangat baik untuk membuat cangkang telur bebek tidak mudah pecah.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau punya ternak bebek, bagus ini dikasihkan. Tak perlu diapa-apain, kasihkan langsung ke bebek, dimakannya itu. Selain untuk kuning telurnya, ini bisa membuat cangkang bebek kuat, tidak mudah pecah," terangnya.
Adi bilang, dari kerang kecil ini lah dia hidup. Sejak masa lajang hingga memiliki tiga anak dia bisa menghidupi keluarganya dan menyekolahkan anak-anaknya.
"Memang kecil, tapi dari sini lah keluarga saya hidup. Anak-anak bisa sekolah. Harapannya yang terbaik untuk ke depannya, untuk masa depan anak," pungkasnya. | SUMUT NEWS