Konten Media Partner

Petani Melon Ini Hasilkan Rp80 Juta Dalam Satu Musim

1 November 2019 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bariono sedang memilih melon. Foto : Sumut News
zoom-in-whitePerbesar
Bariono sedang memilih melon. Foto : Sumut News
ADVERTISEMENT
DELI SERDANG | Bariono (49) memilih melon. Tidak peduli apakah itu melon berwarna kuning atau hijau. Dia tahu varietas mana yang memiliki rasa enak dan digemari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Saat ini, petani berpenampilan sederhana itu mengolah 16 rante lahan di tiga titik. Diperkirakannya, dia akan panen sebanyak 26 ton. Jika dikalikan saja harganya Rp5000/kg, jumlahnya akan 'wah'.
Ditemui di ladangnya di Desa Tengah, Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang, Bariono berbagi pengalamannya.
Dulunya dia pernah menanam padi dan berbagai jenis tanaman hortikultura seperti mentimun, semangka, kacang panjang dan lainnya. Hingga akhirnya dia kepincut dengan melon.
Dari menanam melon lah dia bisa membangun rumahnya. Dari menanam melon itu pula lah dia bisa merasakan perubahan ekonomi dari pertanian.
Hal yang tidak dirasakannya selama menanam tanaman lainnya. Di Desanya dia adalah salah satu pionir dalam penanaman melon.
Di Desa Tengah, menurutnya masih bisa dihitung dengan jari tangan jumlah petani yang 'bermain' di melon. Belum banyaknya yang menanam melon karena faktor keberadaan bibit, dan keterbatasan pengetahuan cara menanam melon agar berhasil.
ADVERTISEMENT
"Jadi tidak hanya modal yang besar untuk main di melon, tapi juga karena jumlah bibit di pasaran dan juga ilmunya itu," katanya, Jum'at (1/11/2019).
Sembari mencabuti rumput dan memeriksa buah melon yang masih kecil, dia pun berbagi pengalaman. Sejak sepuluh tahun lalu bertani, dia pernah mengalami masa sulit.
Saat itu hasil tanaman yang ditanamnya kurang menguntungkan. Dia tidak merinci seperti apa kekuranguntungannya. Dia pun sempat vakum bertani dan sempat bekerja di tempat lain.
Namun akhirnya dia kembali bertani dan mempelajari pertanaman melon. Saat itu dia mengolah lahan seluas lima rante. Hitungannya, satu rante setara dengan 400 meter persegi.
Lahan melon milik Bariono. Foto : Sumut News
Dia hanya mengeluarkan biaya sewa lahan sebanyak Rp100 ribu/musim. Modal yang dikeluarkannya sebanyak Rp15 juta.
ADVERTISEMENT
"Sebelum nanam melon, saya tanam mentimun, kacang panjang dan lainnya. Tapi yang merubah hidup ini ya melon ini. Pernah dapat sampai Rp80 juta, satu musim lah itu. Tapi lupa kemarin berapa rante, lebih lah dari lima rante. Itu kan pas di awal," bebernya.
Saat ini, lahan pertanaman melonnya lebih luas, yakni 16 rante. Tidak semuanya akan panen bersamaan. Menurutnya, jika ditotal, dia akan panen sebanyak 26 ton. Sampai saat ini, harga melon masih di kisaran Rp5000 - 6000/kg di tingkat petani.
"Harga melon dari dulu selalu segitu. Lebih stabil dari pada semangka yang bisa saja anjlok karena panennya melimpah," ujarnya
Berkaitan dengan panen melimpah, lanjut dia, hal tersebut tidak lepas dari jumlah bibit yang tersedia di pasaran.
ADVERTISEMENT
Ketika ketersediaan bibit tidak diatur, maka sudah pasti akan terjadi panen yang melimpah, dan berimbas pada meruginya petani dan juga pengumpul.
"Kalau melimpah kan harga jatuh, petani rugi. Petani kan tak mau begitu," ucapnya.
Dijelaskannya, ada beberapa trik untuk menanam melon agar menghasilkan secara maksimal. Beberapa petani menggunakan sistem hamparan ada pula yang dengan sistem lanjaran.
Dia pernah melakukan kedua cara itu. Cara hamparan adalah, membiarkan buah tumbuh dan besar di atas tanah.
Cara itu menurutnya kurang menguntungkan karena buah selalu dalam kondisi basah sehingga membuatnya mudah rusak. Penampilannya juga kurang menarik.
Selain itu, potensi serangan tikus juga lebih besar. Begitu pun, pada daunnya juga rentan diserang hama.
ADVERTISEMENT
"Dulu pernah rugi banyak karena pake sistem hamparan. Tapi sekarang tidak lagi, soalnya gampang rusak atau dimakan tikus. Rugilah," katanya.
Sementara itu, dengan sistem lanjaran, dia harus membuat tanah gundukan atau bedengan agar tanaman tidak selalu becek. Sirkulasi air lebih mudah dikendalikan.
Ketika hujan deras, juga tidak perlu khawatir karena tanamannya tidak akan terrendam. Dia juga harus memasang pancang bambu membentuk pola segi tiga.
"Bambu itu untuk merambatanya tanaman. Kita juga buat bambu di kakinya lurus mendatar untuk tempat ikatan buahnya agar tetap tergantung di atas tanah," jelasnya.
Melon yang siap dipanen. Foto : Sumut News
Dia pun memberikan saran untuk pembeli memilih melon yang memiliki rasa manis. Pertama, pembeli, harus mengenali nama varietas melon.
Di supermarket misalnya, buah melon akan ditempel dengan stiker yang menerangkan varietas atau nama melon tersebut. Dengan mengenali nama dan rasanya, maka pembeli tidak akan salah membeli melon.
ADVERTISEMENT
"Jadi rasa itu tidak tergantung pada warna hijau atau kuning, tapi nama varietas atau merek lah istilahnya. Kenali lah rasanya gimana," bebernya.
Cara kedua, buah melon yang sudah matang adalah ketika di bagian kulit luarnya terdapat banyak serat-serat yang menonjol. Walau pun, kata dia, ada jenis melon yang tidak memiliki serat-serat menonjol namun rasanya manis.
"Tapi umumnya begitu yang banyak ditanam petani, dan buahnya ada di pasaran, kalau seratnya yang menonjol banyak, itu sudah matang dan rasanya manis," katanya sambil memetik satu buah melon yang sudah matang kemudian dikupasnya.
Dia membuktikan perkataannya benar. | SUMUT NEWS