Konten Media Partner

Tips Naik Becak Motor di Kota Para Ketua

10 Maret 2019 15:28 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Becak Motor Medan
zoom-in-whitePerbesar
Becak Motor Medan
ADVERTISEMENT
MEDAN, SumutNews.com | Becak motor adalah salah satu pilihan moda transportasi di Kota Medan. Bahkan betor (istilah yang sering digunakan untuk menyebut 'becak motor’) sudah menjadi salah satu icon dari Kota Medan, yang sering juga disebut sebagai Kota Para Ketua.
ADVERTISEMENT
Gak tau juga sih kenapa bisa jadi icon, karena setahu saya bukan cuma Kota Medan yang memiliki becak motor, bahkan si betor ini populasinya hampir dapat dikatakan ada di hampir semua wilayah Sumatera bagian utara bahkan hingga ke Aceh.
Walau pun sekarang kepopuleran betor ini seolah "kalah" oleh hadirnya ojek online dengan tarif yang lebih murah, namun si betor ini sepertinya punya segmen pelanggan sendiri, misalnya emak-emak yang baru pulang belanja dari pajak (pasar=red) dengan belanjaan segambreng, ya kan gak mungkin naik ojol.
Yang harus kamu lakukan untuk menaikinya adalah, menyetop si betor yang banyak berseliweran di jalanan Kota Medan, lalu tawar-menawar negosiasi harga dengan abang becak-nya, kalau deal harga silahkan naik dan kamu akan di antar hingga tempat tujuan.
ADVERTISEMENT
Nah, berhubung betor belum menerapkan kebijakan argometer jadilah kita harus pintar-pintar menawar harga, karena biasanya si abang becak akan menentukan harga ongkos betor seenak udel-nya.
Penampilan kamu akan turut menentukan 'ongkos' yang harus kamu bayar. Misalnya kamu berpakaian necis/branded/kantoran dengan sepatu kilat, atau memakai perhiasan emas yang mencolok seperti toko emas berjalan; maka sudah pasti kamu akan ditawarkan ongkos yang super mahal.
Lain halnya, jika kamu berpakaian seadanya atau bahkan baru pulang belanja dari pajak, maka si abang becak pun tak akan sampai hati membuat ongkos yang tinggi. Loh koq gitu?? Saya juga gak tau apa korelasinya antara penampilan dengan ongkos betor, tapi ya begitulah kira-kira.
Begitu pun jika kamu seorang turis/backpacker dengan tas ransel segede gaban, abang becak tentu akan memasang tarif tinggi karena dia pasti mengira bahwa kamu bukan warga Kota Medan; dan pasti tidak tahu harga.
ADVERTISEMENT
Si abang becak akan beralasan bahwa tempat tujuan kamu jauh, macet, harus muter-muter atau apalah alasannya; walau sebenarnya tempat tujuan kamu tidak jauh.
Berapa sih sebenarnya ongkos becak yang ‘wajar’ di Kota Medan? Tak ada ditetapkan tarif resmi memang, tidak seperti angkot atau bus yang sudah ada tarifnya. kamu cukup sebutkan tujuan kamu ke abang becaknya, maka abang becak akan menyebutkan ongkosnya.
Coba tawar separuh harga atau dua pertiga harga, biasanya abang becak akan menaikkan lagi angka dari tawaran kamu. Tawar sekali lagi, hingga ‘deal’.
Misal :
Kamu : “Bang, berapa ke Medan Mall?” (misalnya kamu dari Kerfur/Plaza Medan Fair)
Abang becak : “Ayok! 50 ribu…”
Kamu : “Wah, mahal kali bang… 25 ribu ya?”
ADVERTISEMENT
Abang becak : “Waduh, gak bisa… jauh itu, macet dan harus muter lagi… 40 ribu ya…”
Kamu : “Muternya kan gak jauh kali bang, 25 ribu…”
Disini biasanya abang becak, sudah mulai goyah. Apalagi dia sudah muter-muter dan belum dapat penumpang biasanya akan langsung oke. Palingan minta tambah 5 ribu jadi 30 ribu. Tetaplah bertahan di angka 25 ribu dan pura-pura jual mahal. Biasanya si abang becak akan goyah, kalau dia gak mau ya tawar lagi becak lainnya. Oya, pastikan kamu cek dulu jarak tujuan kamu dari lokasi mu menggunakan Google Maps.
“UNTUK RUTE DALAM KOTA, JARAK DEKAT < 5 KM BIASANYA ONGKOS 10-25 RIBU; SEMENTARA ONGKOS 25-30 RIBU BIASANYA BERLAKU UNTUK RUTE JARAK MENENGAH 5-10 KM. UNTUK JARAK JAUH > 10 KM MINIMAL 50 RIBU.”
ADVERTISEMENT
Disclaimer : Ongkos diatas bukan patokan pasti dan bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung mood abang becak-nya.
Tips, setop dan tawarlah becak yang sedang berjalan karena biasanya harganya lebih murah. Jangan menawar yang sedang ‘ngetem’ atau yang sedang berhenti menunggu penumpang, apalagi menawar becak yang abang becaknya sedang tidur; karena bisa dipastikan ongkos kamu akan dimahalin karena si abang becak merasa kamu telah mengganggu tidurnya.
Jangan juga naik becak dari depan Plaza/Mall, karena biasanya abang becak yang ngetem disitu rata-rata mentiko dan suka-suka buat harga. Jalanlah sedikit menjauh di depan Plaza/Mall tersebut, lalu setop lah becak yang sedang berjalan.
Tapi jangan setop di depan abang-abang becak yang sedang ngetem itu karena biasanya mereka akan marah-marah, karena kamu lebih memilih naik becak yang sedang berjalan.
ADVERTISEMENT
Oya, entah kenapa tapi pilihlah abang becak yang sudah sedikit ‘berumur’ paling enggak di atas 40 tahunan. Kenapa? Alasannya sederhana, abang becak yang masih berusia muda biasanya suka mematok harga tinggi dan bawa becaknya macam bapaknya lah yang punya jalan itu alias suka ugal-ugalan.
Abang becak yang sudah berumur biasanya lebih selow bawa becak dan mematok ongkos dalam tarif yang masih tergolong wajar serta biasanya tidak akan menipu kamu; walau tidak bisa di jamin juga akan seperti itu. Yah, paling enggak pilot senior kan biasanya bawa pesawat lebih lembut ketimbang pilot junior. Anggap ajalah becak itu seperti pesawat, hehehe..
Terakhir, jaga barang bawaan kamu. Karena penumpang becak motor rawan menjadi korban perampokan. Jangan membawa barang-barang yang mencolok, misalnya kamu baru ambil uang dari bank sebesar Rp100 juta atau baru beli sekilo emas lalu kamu pulang naik becak motor, ya sama aja ngasi dendeng sama kucing.
ADVERTISEMENT
Terutama juga bagi turis/pendatang dari luar Kota Medan, jangan bermain handphone di atas betor karena sering kali terjadi aksi penjambretan handphone. Gak enak kan kalau handphone kamu masih kredit udah melayang pulak diambil jambret. Jika kamu berada di daerah yang gelap di malam hari sepertinya lebih aman naik taksi resmi atau taksi online saja.
Content Writer : Agoez Perdana