Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perbedaan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Era Donald Trump dan Joe Biden
10 Mei 2023 10:40 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari I Dewa Ayu Istri Sunari Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kemenangan Amerika Serikat dalam Perang Dingin menyebabkan meluasnya pengaruh demokrasi liberal di beberapa negara. Hal ini membuat perubahan sistem dunia yang awalnya bipolar menjadi unipolar, yaitu hanya ada satu negara yang paling berpengaruh di dunia.
ADVERTISEMENT
Walaupun saat ini, sistem dunia secara perlahan menjadi multipolar, yaitu banyak negara yang memiliki kekuatan besar, seperti keberadaan China, Jepang, dan Rusia, Amerika Serikat masih menjadi negara yang mendominasi dunia perindustrian dan memiliki kekuatan besar yang dapat memengaruhi keadaan dunia.
Hal ini menyebabkan Amerika Serikat dengan mudah melakukan intervensi dan membuat kebijakan luar negeri. Kebijakan Luar Negeri merupakan regulasi yang dibuat oleh suatu negera untuk menegaskan bagaimana negara itu berhubungan dengan negara lain di berbagai sektor, seperti politik, ekonomi, dan budaya yang dipengaruhi oleh kondisi politik nasional.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat Amerika Serikat tentunya bertujuan untuk menguntungkan kepentingan domestik serta menunjukkan hegemoninya terhadap musuh-musuhnya (Sindo News: 2022). Hal ini dikarenakan sikap Amerika Serikat menjadi negara yang offensive untuk memberikan perlindungan terhadap negaranya.
ADVERTISEMENT
Kekuatan besar Amerika Serikat sering kali mendorong intervensi di negara-negara dengan konflik internasional karena dipandang sebagai taktik pragmatis dalam kebijakan luar negeri. Amerika Serikat cenderung memprioritaskan pembangunan hubungan yang menguntungkan dalam perdagangan antarnegara.
Perbedaan Partai Demokrat dan Partai Republik dalam Membuat Kebijakan Luar Negeri
Seiring dengan pergantian presiden, kebijakan luar negeri Amerika Serikat sering mengalami pertentangan karena adanya perbedaan ideologi antara dua partai besar yang mendominasi, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik.
Pada dekade terakhir, tokoh paling terkenal dari Partai Demokrat adalah mantan Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump, sementara Partai Republik saat ini dipimpin oleh Presiden Joe Biden. (Matondang: 2021).
Kedua partai ini memiliki ideologi, latar belakang, dan pemikiran tersendiri dalam merepresentasikan Amerika Serikat sebagai negara maju melalui sektor politik, militer, budaya, serta ekonomi.
Kebijakan Luar Negeri Era Donald Trump
Partai demokrat merupakan partai yang kurang radikal mengenai kebijakan luar negeri. Pada saat kepemimpinan Donald Trump, Beliau lebih banyak membuat kebijakan mengenai perbaikan stabilitas ekonomi secara global. Kebijakan tersebut akan mengutamakan pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan, melebarkan industri, dan menciptakan hubungan yang baik dengan negara-negara kolega.
ADVERTISEMENT
Tentunya Donald Trump tidak akan memberikan negara lain kesempatan untuk mencuri keuntungan dari Amerika Serikat. Tema yang digaungkan Donald Trump, yakni ‘America First’ dalam aspek perdagangan yang mengutamakan 4 pilar utama, yakni
1. Bergabungnya Amerika Serikat ke dalam World Trade Organization (WTO) sebagai bentuk menjaga kedaulatan domestik
2. Merancang, mempertahankan, serta mengaplikasikan undang-undang perdagangan Amerika Serikat, yaitu Trade Act of 1962 dan Trade Act 1974 sebagai pedoman agar tidak mengganggu kepentingan Amerika Serikat dalam masalah pencurian maupun perizinan
3. Terlibat dalam perjanjian dagang yang cukup banyak, seperti bergabung pada NAFTA dan CAFTA untuk meningkatkan potensi kerja sama perdagangan bilateral maupun multilateral
4. Memudahkan bergabung pada pasar asing yang dianggap tidak curang atau luas dengan penggunaan Leverage.
ADVERTISEMENT
Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Donald Trump cenderung memberikan keuntungan pada pebisnis. Keempat pilar tersebut berupaya untuk menjadikan Amerika Serikat kuat akan perekonomiannya dan menarik pengusaha-pengusaha asing maupun domestik agar membuka produksi di negaranya dengan memberikan potongan pajak sebesar 20%.
Melihat besarnya jumlah pekerja di negaranya yang mendapatkan ancaman, Donald Trump memberikan proteksi pada setiap perusahaan dan pekerja dari ancaman luar negeri.
Kebijakan Luar Negeri Era Joe Biden
Berbeda dengan Joe Biden, selaku wakil dari Partai Republik, Kebijakan Joe Biden bersifat multilateral dan mengutamakan diplomasi. Banyak keikutsertaan dalam penanganan isu-isu global, seperti membuat aliansi negara-negara yang demokratis, permasalahan HAM, dan ikut serta pada pembangunan ekonomi global demi memperkuat kedudukan Amerika Serikat di mata dunia.
ADVERTISEMENT
Kebijakan luar negeri AS memiliki slogan ‘America is back’ yang menegaskan bahwa kebijakan luar negeri Amerika Serikat ialah adaptasi, kerja sama dengan NATO, dan upaya untuk mendorong kerja sama negara-negara demokratis di Eropa dan Indo-Pasifik adalah tiga pilar utama dalam menghadapi sikap agresif Rusia dan pengaruh China.
Selain itu, kerja sama antara Amerika Serikat dan Uni Eropa perlu dievaluasi dalam hal peran dan hubungan dengan anggota Uni Eropa. Semua upaya ini bertujuan untuk menekan kemunculan otoritarianisme di wilayah tersebut.
Menurut Joe Biden, kebijakan-kebijakan unilateral yang digunakan Donald Trump kurang efektif untuk menunjukkan Amerika Serikat sebagai negara dengan hegemoni dalam hubungan internasional.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup mencolok pada kebijakan kedua pemimpin tersebut. Donald Trump memiliki pandangan realis dan unilateral yang berfokus pada bidang ekonomi karena menurutnya tidak ada yang lebih penting daripada kepentingan domestik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia meyakini bahwa kekuatan ekonomi negara adalah kunci keamanan negara. Dengan slogan "America First", negara lain diharapkan bergantung pada ekonomi dan militer Amerika.
Berbeda dengan Joe Biden dengan slogannya “America is back” yang lebih memprioritaskan hubungan luar negeri yang menekankan pentingnya demokrasi dan hak asasi manusia serta menentang otoritarianisme. Biden juga menunjukkan kepedulian yang lebih besar terhadap isu-isu lingkungan dan kesehatan global seperti perubahan iklim dan pandemi COVID-19.