Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menganalisis Konsep Fisika pada Permainan Tradisional
27 November 2021 13:16 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Sunayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Halo sobat, pada masa kanak-kanak tentu kalian pernah melakukan permainan tradisional, seperti bermain kelereng, egrang, lompat tali, katapel, gatrik, kapal otok-otok dan tarik tambang, permainan tradisional tersebut sangat populer pada zaman dahulu. Tahukah kamu ternyata dalam permainan tradisional cara memainkannya menggunakan konsep fisika? agar wawasan kamu bertambah tentang konsep fisika pada permainan tradisional, mari simak penjelasan berikut.
ADVERTISEMENT
Nah, sebelumnya apa itu fisika? Fisika ialah ilmu yang mempelajari fenomena atau gejala alam melalui serangkaian proses ilmiah. Penerapan konsep fisika akan selalu ada dan terjadi dimanapun dan kapanpun, bahkan konsep fisika diterapkan pada permainan-permainan tradisional sebagai berikut.
1. Egrang
Permainan egrang berasal dari Jawa Barat, permainan ini melatih keuletan, sportivitas, dan kerja keras. Ketika memainkan egrang terjadi penerapan konsep fisika energi kinetik, energi potensial, usaha dan energi. Energi kinetik terjadi pada saat pemain menaiki, mengangkat, memegang, memutar gerakan (berbelok), dan berjalan di atas egrang, yang menyebabkan egrang dapat berjalan (bergerak) sesuai kecepatannya. Kemudian energi potensial terjadi pada tinggi pijakan egrang, dan pada saat melangkah di atas egrang karena terdapat energi benda pada posisi atau keadaan tersebut. Usaha dan energi sangat dibutuhkan dalam permainan ini agar egrang bisa berpindah posisi dan melangkah sampai garis yang ditentukan.
ADVERTISEMENT
2. Tarik tambang
Tarik tambang merupakan permainan yang sangat populer di hari kemerdekaan Republik Indonesia, permainan ini menggunakan seutas tali (tambang) sebagai alat bermainnya, manfaat yang terkandung dalam permainan ini seperti melatih kekompakan, kekuatan, tanggung jawab, percaya diri, dan meningkatkan kebugaran.
Cara bermainnya yaitu menarik tambang sekuat mungkin hingga lawan melewati garis, pada saat tarik menarik terjadi konsep fisika hukum Newton tentang gerak dan gaya, semakin kuat gaya yang diberikan maka akan semakin besar pula reaksi yang diterima, semakin keras menarik tambang maka tangan akan semakin sakit, hal ini sesuai dengan penerapan hukum Newton III tentang aksi dan reaksi.
3. Kapal otok-otok
Kapal otok-otok merupakan permainan berbahan baku seng atau alumunium yang memanfaatkan aliran kalor (panas) sebagai alat geraknya, mainan ini biasanya berbentuk seperti kapal perang sederhana yang dilengkapi dengan senjata.
ADVERTISEMENT
Kapal otok-otok ini menerapkan prinsip fisika tentang tekanan uap air untuk sarana penggeraknya, pada saat uap air keluar dari pipa, temperatur lingkungan yang berada di sekitar kapal akan menjadi rendah dibandingkan dengan yang ada di dalam kapal, hingga menyebabkan kapal dapat bergerak di atas permukaan air.
4. Patil lele (gatrik)
Permainan patil lele (gatrik) menggunakan dua buah ranting kayu atau bambu yang ukurannya berbeda, dalam Permainan ini terdapat istilah wok yang berarti lubang tanah yang berbentuk seperti garis dengan ukuran 5-10 cm, wok ini bisa diganti dengan dua buah batu bata untuk sandaran kayu yang ukuran pendek.
Memainkan patil lele (gatrik) dengan cara memukul kayu pendek yang berada di atas wok dengan pukulan sekeras-kerasnya hingga kayu terlempar mencapai jarak sejauh mungkin, jika kayu pendek tidak berhasil ditangkap oleh penjaga maka harus diukur jarak antara kayu dengan wok tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada saat kayu panjang memukul kayu pendek hingga menghasilkan suatu gerakan melambung ke udara, terjadi penerapan konsep fisika gerak parabola, yakni setiap benda yang dilemparkan ke atas dengan arah vertikal atau ditembakkan dari sudut sembarang dengan ketinggian tertentu.
5. Katapel
Katapel terbuat dari kayu bercabang yang digunakan sebagai gagang, karet pegas (karet gelang), dan karet ban untuk alasnya. Prinsip kerja dari permainan katapel ini dengan cara mendorong gagang ke arah depan dan menarik alasnya kebelakang bersamaan dengan peluru (kerikil) hingga peluru dapat membidik sasaran dengan tepat.
Ketika karet katapel ditarik atau didorong ke arah depan maka bentuk karet akan memanjang, kemudian pada saat tarikannya dilepas akan kembali kebentuk semula, pada saat kejadian tersebut terdapat konsep fisika gaya pegas (berupa benda elastis) dan ketapel yang sudah berisi peluru (kerikil) yang dilepaskan tersebut akan terlontar dengan lintasan yang membentuk parabola (gerak parabola).
ADVERTISEMENT
6. Kelereng
Kelereng merupakan benda yang berbentuk bundar terbuat dari kaca yang berwarna-warni, permainan kelereng ini dilakukan dengan cara menjentikkan jari atau dilemparkan hingga kelereng dapat masuk ke lingkaran dan membentur kelereng lain.
Ketika kelereng ditembakkan (diberi gaya) menggunakan jari maka kelereng akan bergerak dan bergulir di atas permukaan tanah dan lama kelamaan akan melambat lalu berhenti sendiri, pada saat itu terjadi konsep fisika hukum Newton I, namun ketika kelereng membentur kelereng lain maka telah terjadi konsep tumbukan (momentum) lenting sebagian karena energi kinetik berkurang saat terjadinya benturan.
7. Lompat tali
Permainan lompat tali menggunakan karet yang dirajut menjadi panjang atau menggunakan tali skipping yang terbuat dari bahan PVC, permainan ini biasanya dimainkan oleh 3-8 orang, permainan ini dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk melewati tali yang dikibas-kibaskan oleh dua orang yang memegang ujung tali, sehingga kibasan tali dapat melintasi bagian bawah kaki hingga kepala mereka.
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang melompat ke atas maka akan kembali lagi ke permukaan tanah, hal itu terjadi sesuai dengan konsep fisika gaya gravitasi bumi. Kemudian pada saat melakukan gerakan atau lompatan seseorang membutuhkan usaha dan energi yang cukup besar agar terjadi perubahan ketinggian, dan alat permainan yang digunakan terbuat dari bahan elastis yang apabila ditarik akan kembali kebentuk semula merupakan konsep fisika gaya pegas (elastisitas bahan).