Mohammad Ahsan, sang Legenda Baru Kebanggaan Indonesia

supadilah
Saya adalah seorang guru di SMA Terpadu Al Qudwah. Sebuah sekolah yang beralamat di Jl. Maulana Hasanuddin, Kp. Cempa, Ds. Cilangkap, Kec. Kalanganyar, Kab. Lebak, Banten
Konten dari Pengguna
22 September 2021 21:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari supadilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ahsan merupakan atlet badminton yang banyak prestasi. Pembawaannya kalem namun mematikan. Begitu pun dengan permainan bulu tangkisnya.
ADVERTISEMENT
Memang setiap orang atau setiap atlet memiliki ciri khas. Nah, ciri khas dari Ahsan adalah penempatan bola yang mematikan. Pukulan-pukulannya juga membuat repot lawan.
Saya kagum dengan karakternya. Hormat dan sopan terhadap lawan. Meskipun menang jauh tidak meremehkan lawan. Mohammad Ahsan menuju legenda baru dunia bulutangkis.
Karakternya di atas lapangan dan juga membuat salut lawan-lawannya. Dia menjadi panutan pemain-pemain muda lainnya. Bahkan pemain dari negara lain juga hormat padanya.
Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan saat melawan Choi Sol-gyu dan Seo Seung-jae dari Korea Selatan pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Pernah melihat dua orang pemain yang mengalahkan Ahsan-Hendra di olimpiade Tokyo 2020, mereka berkali-kali membungkukkan badannya. Seolah-olah meminta maaf karena telah mengalahkannya. Lalu mereka diajak foto bersama.
Ahsan juga jarang sekali memprotes wasit secara berlebihan. Meskipun seperti dirugikan keputusan wasit tetap menghormati sang pengadil lapangan.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kali kemenangan, dia juga melakukan selebrasi dengan elegan. Ibaratnya kalaupun kalah namanya juga akan terima.
Sikap juga merupakan hal yang perlu dijaga oleh seorang pemain. Bermain sebagai lawan bukan berarti menunjukkan sikap bermusuhan.
Ahsan/Hendra berhasil memenangkan 4 turnamen bulutangkis bergengsi. Mulai dari BWF World Tour Finals 2019, BWF World Championships 2019, Selandia Baru Open 2019, hingga All England 2019.
Jika pemain lain atraktif dan reaktif, Ahsan dan Hendra pembawaannya tenang dan kalem. Kalau ada masalah, tetap tenang. Diakui Hendra, Ahsan punya tenaga yang kuat. Smash dari belakang beberapa kali saja tetap keras dan kencang.
Ahsan tetap bisa mengukir prestasi meskipun usianya tidak lagi muda. Ahsan berumur 34 tahun dan Hendra berumur 37 tahun. Hal ini bisa menjadi panutan bagi pemain junior. Ahsan sanggup menjaga pola hidup sehat, berjuang keras, dan tidak putus asa.
ADVERTISEMENT
The Daddies itu tercatat lolos ke 11 final turnamen BWF sepanjang 2019. Mereka bahkan sukses menyabet status juara dalam tiga ajang besar, yakni All England, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan BWF World Tour Finals. Sejak 2019 hingga kini, The Daddies juga merupakan peringkat 2 dunia ganda putra.
Prestasi
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"