AC Milan Adalah 'Rumah' Carlo Ancelotti

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
25 Mei 2020 12:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ancelotti and those beautiful creatures. Foto: ARIS MESSINIS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ancelotti and those beautiful creatures. Foto: ARIS MESSINIS / AFP
ADVERTISEMENT
Hidup Carlo Ancelotti sebagai pelatih sepak bola laiknya seorang pengembara. Dia menawarkan jasanya dari 'pintu ke pintu', 'rumah ke rumah'. Namun biar bagaimanapun, 'rumahnya' yang sejati cuma satu: AC Milan.
ADVERTISEMENT
Ke mana pun pergi, klub merah-hitam kota mode Italia itu bakal selalu dia bawa di saku kecil dalam relung hatinya. Mau bagaimana lagi? Ancelotti dan Rossoneri memang amat lekat sejak lama.
Pada era 70-an, Ancelotti adalah pesepak bola yang berposisi sebagi gelandang. Pria kelahiran Reggiolo itu menjadikan Parma, klub yang masih satu wilayah administratif dengan Reggiolo--Emilia-Romagna--, sebagai prolog kariernya (1976-1979).
Dirinya kemudian merantau ke Ibu Kota, membela AS Roma selama 1979-1987. Bersama Giallorossi, Ancelotti merasakan manisnya mengangkat scudetto Serie A sekali dan trofi Coppa Italia empat kali.
Lalu, Ancelotti memilih AC Milan sebagai destinasi kariernya selanjutnya. Di sana, pria yang tingginya tak sampai 180 cm itu bertemu dengan rekan setim yang kelak menjadi anak buahnya: Paolo Maldini, Demetrio Albertini, dan Alessandro Costacurta.
ADVERTISEMENT
Selama membela Il Diavolo Rosso (1987-1992), Ancelotti juga menjuarai Serie A, bahkan dua kali. Meski tak pernah juara Coppa Italia, dia merasakan gelar juara level benua: Dua European Cup (Liga Champions), satu Piala Super Eropa, dan satu Piala Interkontinental.
Carlo Ancelotti kini pelatih Everton. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
Si pemegang 26 caps Timnas Italia itu tak langsung melatih Milan selepas pensiun. Dirinya terlebih dahulu melatih klub asal provinsi dia dilahirkan, Reggiana (1995-1996); lanjut ke Parma (1996-1998); bahkan sempat melatih Juventus (1999-2001).
Dari tiga klub selama enam tahun, Ancelotti cuma memenangi satu trofi Piala Intertoto kala melatih Bianconeri. Kegagalan merebut scudetto Serie A 2000/01 membuat Juventus memecatnya. Namun justru, itu adalah awal kisah manis karier kepelatihannya.
Sebab, klub selanjutnya yang membukakan pintu untuknya adalah AC Milan. Klub yang secara struktur sudah dia kenal betul, klub yang beberapa pemainnya telah ia akrabi, dan klub yang amat mendukung penuh kerja dan ide-idenya.
Ilustrasi logo AC Milan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ancelotti membayar kebaikan Milan dengan prestasi. Sebiji scudetto Serie A, trofi Coppa Italia, trofi Supercoppa Italiana; serta masing-masing dua trofi Liga Champions dan Piala Super UEFA; yang dilengkapi dengan trofi Piala Dunia Antarklub adalah warisannya.
Kalaupun ada laga yang paling diingat Ancelotti selama melatih Milan (2001-2009), itu adalah laga kontra Juventus di final Liga Champions 2003.
"Laga final melawan Juventus itu adalah pertandingan ulang yang bagus untukku, tetapi itu bukan balas dendam. Yang membuatnya sangat penting bagiku adalah karena kemenangan itu membuahkan trofi Liga Champions 2003, trofi pertamaku [untuk Milan]," jelasnya.
Tiga hari setelahnya, 31 Mei 2003, Ancelotti mempersembahkan trofi Coppa Italia. Tebak tim mana yang ditaklukkan Massimo Ambrosini dan kolega di final? AS Roma, dengan agregat 6-3.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kalau sudah nyaman, kenapa Don Carletto mesti hengkang dan meninggalkan 'rumah'?
"Usai delapan tahun, aku dan, pada saat yang sama, mungkin klub perlu berubah, sehingga kami memutuskannya bareng-bareng [untuk pisah jalan]. Itu adalah waktu yang tepat, aku ingin pengalaman baru di luar Italia, sehingga aku mau bergabung ke Chelsea," jelas si pelatih berjiwa pengembara.
Total, ada 10 klub berbeda yang telah dibesutnya. Sekarang, Ancelotti menakhodai Everton. Untuk 'London Biru', dia mempersembahkan satu trofi Premier League, Piala FA, dan Community Shield. Untuk 'Merseyside Biru', apa, ya, kira-kira?
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.
ADVERTISEMENT