Piala Super Eropa, Liverpool, Chelsea

Asisten Juergen Klopp Beberkan Kunci Konsistensi Liverpool, Penasaran?

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
20 November 2019 15:17 WIB
comment
137
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi kebahagiaan para pemain Liverpool. Foto: REUTERS/Kemal Aslan
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi kebahagiaan para pemain Liverpool. Foto: REUTERS/Kemal Aslan
ADVERTISEMENT
Jutaan orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka bisa mengetahui rahasia di balik konsistensi performa apik Liverpool tanpa perlu meninggalkan kasur. Dan Anda adalah salah satu dari mereka.
ADVERTISEMENT
Halo, pada artikel kali ini, penulis bakal memaparkan rahasia tentang kenapa, sih, Liverpool sekarang bisa jago banget di Premier League dan turnamen-turmanen lain. Bahkan, musim lalu mereka mampu menjadi juara Liga Champions.
Tahu dari mana kamu, wahai penulis? Punya orang dalam di Anfield, ya?
Aduh, mohon maaf, penulis belum secanggih itu. Rahasia ini dibeberkan secara terbuka oleh asisten pelatih Liverpool, Pepijn Lijnders, kepada official Liverpool FC magazine --yang juga dilansir di situs resmi klub.
Asisten Pelatih Liverpool, Pepijn Lijnders. Foto: REUTERS/Phil Noble
Lantas, apa rahasianya?
"Kami mencari (cara) untuk menciptakan sebuah budaya persiapan di dalam klub, (maksudnya) budaya kesempurnaan, dan kami bisa merasakannya sekarang (bahkan) hingga ke orang-orang di seluruh departemen klub," ungkap sang deputi Juergen Klopp.
Oke, jadi itu kuncinya, ya. Menciptakan budaya. Budaya kesempurnaan dalam segala persiapan yang menyangkut urusan klub. Termasuk taktik tentunya. Bagaimana caranya?
ADVERTISEMENT
“Kami melihatnya dari laga ke laga, bukan mencari catatan rekor. Menurutku, (kami) bisa sering menang karena begitu banyak dedikasi dan upaya dari semua staf, dari staf lapangan, tim manajemen kit, analis, ya, pokoknya semua orang yang terlibat," lanjutnya.
Jadi, enggak cuma pemain dan Klopp saja, lho, yang bertanggung jawab atas performa klub. Tapi, semua elemen Liverpool itu sendiri. Bahkan dari urusan perintilan.
Apa iya harus sedetail itu? Menganalis setiap laga? Kenapa?
“Setiap laga memiliki ceritanya sendiri. Ada kalanya kami mendominasi dan menguasai lapangan sejak awal hingga akhir. Ada saatnya kami harus menemukan solusi untuk mengatasi kesulitan dalam suatu laga," ungkap Lijnders.
Jelas, bukan? Artinya, ada perbedaan taktik yang harus diterapkan untuk memenangkan laga demi laga. Tergantung bagaimana jalannya laga itu.
ADVERTISEMENT
"Tapi sikap yang selalu ditunjukkan pemain adalah mereka mengejar (bola) ke seluruh area lapangan," beber pria asal Belanda itu.
Maksudnya Lijnders di atas adalah gegenpressing. Liverpool asuhan Klopp memang terkenal dengan gaya bermain yang menekan lawan dari awal hingga akhir laga.
Juergen Klopp. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Kalau baca pernyataan Lijnders itu, kayaknya sekadar jago enggak cukup bagi seorang pemain untuk bisa klop dengan gaya main Klopp.
Ya, memang. Betul itu.
Nah, Lijnders juga menekankan pentingnya mental pemain. Skuat yang dimiliki Klopp sekarang berisi pemain-pemain yang mampu menjalankan sistemnya, baik secara mental maupun taktikal.
"Sejatinya, para pemain (sekarang) bermental tangguh, momen-momen tangguh, pantang menyerah (saat bertanding) dan pantang menyerah (beradaptasi) dengan gaya bermain kami. (Mereka) enggak banyak komplain atau protes saat latihan," ujar Lijnders.
ADVERTISEMENT
Oh, ya, ada satu lagi yang penting. Fokus. Segala rencana dan hasil latihan enggak bakal maksimal jika para pemain tidak menerapkan kata itu. Dan kini, menurut Lijnders, skuat Liverpool adalah skuat yang fokus.
“Saya suka bagaimana kami memberi tahu tim setiap hari bahwa kita mampu menjadi sangat hebat selama fokus dan tidak menurunkan konsentrasi. Kami perlu mempertahankan 100 persen disiplin taktis dengan cara kami," lanjutnya.
Selebrasi pemain Liverpool. Foto: Reuters/Phil Noble
Ada lagi yang sekiranya penting?
Masih ada. Itu adalah rasa lapar. Ini bukan lapar belum makan, ya. Maksudnya, lapar akan kemenangan.
"Kami harus menjaga rasa lapar dan hasrat yang sama untuk menang, tetapi pada saat yang sama memahami bahwa jauh lebih penting bagi kami untuk tetap fokus pada cara kami bermain dan bermain dengan cara kami, berapa pun skornya, di mana pun itu dan siapa pun lawannya," kata Lijnders.
ADVERTISEMENT
Terakhir, secara tersirat, pria 36 tahun itu menekankan pentingnya mengaplikasikan semboyan yang telah melekat di tubuh klub maupun dalam benak suporter: You'll Never Walk Alone.
“Kita tidak boleh meninggalkan siapa pun sendirian dan perlu membantu pemain yang mengejar dari segala arah. Tuntutannya adalah: Bantu rekan setimmu," tegasnya.
Mohamed Salah mencium trofi Liga Champions. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Lihat foto di atas? Mohamed Salah mencium trofi Liga Champions.
Bukan tidak mungkin, jika tetap konsisten hingga akhir, maka musim ini Liverpool bisa jadi bakal kembali merebut trofi tersebut. Dan juga merebut trofi yang selama didamba-damba: Trofi Premier League.
----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten