Berkaca dari Keresahan Alumni La Masia: Apakah Barcelona Kehilangan Identitas?

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
14 Februari 2020 17:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Marc Cucurella. Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Marc Cucurella. Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP
ADVERTISEMENT
Pada musim panas 2012, Marc Cucurella mengukir kisah barunya. Sebuah keputusan yang mungkin bakal mengubah jalan cerita karier sepak bolanya selamanya: Bergabung dengan akademi Barcelona. La Masia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Cucurella bergabung dengan akademi klub 'tetangga'. Klub yang, konon katanya, merupakan klub anak tiri Kota Barcelona: Espanyol, namanya.
Cucurella boleh jadi senang setengah mati. Siapa tak bangga bisa menjadi bagian dari klub terkuat Eropa saat itu? 14 trofi dalam empat musim, termasuk sekali treble, di bawah asuhan Pep Guardiola jelas pencapaian yang sulit ditandingi.
Ketika Guardiola pergi, Tito Vilanova mengambil alih kemudi. Bukan berarti torehan prestasi berhenti. Malahan, muncul pencapaian baru lagi.
Pada 25 November 2012, untuk pertama kalinya, Barcelona menerjunkan 11 pemain jebolan La Masia dalam sebuah pertandingan La Liga. Sebuah pencapaian yang menegaskan ciri khas kuat Blaugrana kala itu, baik saat masih dipegang Guardiola maupun Vilanova.
Mereka adalah Barcelona yang bangga dan percaya kepada pemain jebolan akademinya sendiri. Cucurella mungkin menyaksikan laga itu di televisi. Boleh jadi, sosok kelahiran 22 Juli 1998 itu bermimpi menjadi bagian dari alumni La Masia yang memperkuat tim utama Barcelona.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Cucurella kini kecewa. Barcelona yang sekarang sudah berbeda dengan Barcelona pada masa itu. Menurutnya, kini klub kebanggaan publik Catalunya itu lebih suka jor-joran membeli pemain bintang ketimbang percaya pada jebolan La Masia.
Apakah Barcelona telah kehilangan identitas? Foto: Pixabay
"Saya pikir Barcelona adalah klub besar yang mementingkan kemenangan. Mereka tidak punya kesabaran yang pernah mereka miliki sebelumnya," ujar pemain yang kini sedang dipinjamkan ke Getafe itu.
"Mereka (Barcelona) tidak menyediakan peluang yang layak bagi para pemain akademi. Sangat disayangkan, karena saya berharap mereka akan lebih percaya pada [pemain] akademi," sambungnya.
Keluhan yang diungkapkan Cucurella ada benarnya. Satu dekade lalu, starter Barcelona kerap didominasi pemain jebolan La Masia. Ada Lionel Messi, Pedro Rodriguez, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Sergio Busquets, Carles Puyol, hingga Victor Valdes.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Barcelona kadang berani menurunkan sejumlah pemain jebolan La Masia yang 8-10 tahun lalu belum ternama. Sebut saja Jeffren Suarez, Thiago Alcantara, hingga Martin Montoya.
Xaviesta, duo maut lini tengah Barcelona pada masanya. Foto: Paul Gilham/Getty Images
Bagaimana dengan sekarang? Well, tengok saja laga La Liga teranyar yang mereka lakoni, yakni ketika menundukkan tuan rumah Real Betis pada 9 Februari 2020 waktu setempat.
Dalam laga itu, cuma tiga pemain jebolan La Masia yang jadi starter: Busquets, Sergi Roberto, dan Messi. Kalaupun ada tambahan, yakni Jordi Alba, yang dimainkan di babak kedua dalam laga yang dimenangi anak asuh Quique Setien dengan skor 2-3 itu.
Asal tahu saja, per Transfermarkt, sejak era Ernesto Valverde (2017-2020), Barcelona menghabiskan uang lebih dari 700 juta euro untuk membeli pemain. Nominal itu lebih besar daripada ketika era dilatih Guardiola, lalu Vilanova; maupun Luis Enrique, yang masing-masing tidak sampai 400 juta euro.
ADVERTISEMENT
Namun, kalau bicara prestasi, ya, jelas Barcelona yang boros itu kalah. Guardiola (2008-2012) menyumbang 12 trofi, Vilanova yang semusim (2012/13) melatih menyumbang satu trofi, Enrique (2014-17) menyumbang sembilan trofi. Valverde? Cuma empat trofi selama 2,5 musim (2017-2020).
Marc Cucurella, pemain Barcelona jebolan La Masia yang sedang dipinjamkan ke Getafe. Foto: CRISTINA QUICLER / AFP
Jadi, apa kini saatnya Barcelona kembali seperti dulu? Percaya pada pemain jebolan La Masia, dengan sabar mengikuti perkembangan mereka, dan memulai kembali kejayaan perlahan demi perlahan.
Oh, ayolah. Membangun kejayaan secara instan bimsalabim itu nyaris mustahil. Bahkan Messi yang kata orang adalah 'GOAT' itu juga mungkin tak bakal sejago sekarang kalau tak pernah diberi kesempatan main sejak muda.
Kalau menurut kalian, bagaimana? Setuju jika Barcelona kembali percaya kepada pemain binaannya sendiri?
ADVERTISEMENT
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.