Chiellini: Kalau Habis Bicara sama Maurizio Sarri, Kita Kudu Mandi

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
18 Mei 2020 12:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Maurizio Sarri mengunyah puntung rokok. Foto: AFP/Tiziana Fabi
zoom-in-whitePerbesar
Maurizio Sarri mengunyah puntung rokok. Foto: AFP/Tiziana Fabi
ADVERTISEMENT
Relasi antara Maurizio Sarri dengan rokok tampaknya bisa dijadikan novel kisah romansa. Sebab, sepanjang kariernya, sang pelatih asal Italia tampak tak pernah bisa lepas dari barang penghasil asap itu.
ADVERTISEMENT
Apapun klub yang dilatihnya, ke manapun tujuannya, rokok akan menjadi barang setia yang menemani setiap langkahnya. Pokoknya, ngudut mah kudu dan tak lengkap jika bersambat tanpa sebat.
Bahkan ada cerita, saat masih melatih Napoli pada 2018, Sarri mendapat perlakuan khusus dari tim lawan. RB Leipzig, lawan Partenopei di Liga Europa, sampai membuat ruangan khusus merokok di area ruang ganti Red Bull Arena, spesial untuk 'Yang Mulia' Maurizio Sarri.
Itu baru satu kisah. Baru-baru ini, anak buahnya di Juventus, Giorgio Chiellini, juga punya cerita soal kebiasaan merokok Sarri.
"Satu hal yang tak bisa diubah siapapun adalah keterikatannya yang aneh pada rokok. Anda cuma bisa berbicara dengannya di ruangannya sebelum mandi, saat masih mengenakan perlengkapan bermain. Jika tidak, kita akan bau asap," tulisnya dalam autobiografinya, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
Jadi maksudnya, saking seringnya Sarri merokok di ruangannya, orang yang masuk ke sana bakal otomatis bau asap setelah keluar. Dan tampaknya, sih, tidak menutup kemungkinan orang akan menemuinya sedang mengisap rokok ketika masuk ke ruangannya.
Maurizio Sarri menikmati sebatang rokok dalam pertandingan antara Empoli dan Juventus tahun 2015. Foto: AFP/Marco Bertorello
Jadi, ya, sudah. Jika mesti menentukan sebuah skala prioritas, pastikan kamu menaruh "bicara dengan Sarri" di atas mandi.
Kalau enggak, ya, seperti kata Chiellini. Percuma. Habis mandi, keramas, sudah wangi, lalu bertemu Sarri di ruangannya, dan akhirnya bau rokok lagi. Alhasil kudu mandi lagi, kalau keseringan bisa masuk angin.
Namun, mungkin Sarri memang butuh mengisap rokok untuk berpikir tentang taktik atau hal-hal lain. Bagi seorang perokok, kebiasaan mereka itu justru malah mendatangkan inspirasi.
Apa itu cuma sugesti? Enggak tahu juga, sih. Satu yang pasti, di mata Chiellini, Sarri adalah sosok perfeksionis dan bek 35 tahun itu menghargai pencapaian karier si pelatih 61 tahun.
Chiellini jelang laga Juventus vs Milan. Foto: Reuters/Massimo Pinca
"Dia selalu mencari kesempurnaan, misalnya penguasaan bola 100 persen di setengah area lawan. Itu utopia, tentu saja, tetapi mungkin pengejaran itulah yang memungkinkannya untuk naik dari [level] bawah ke tempat dia sekarang," terangnya.
ADVERTISEMENT
Maurizio Sarri telah melatih lebih dari 10 klub. Mulai dari tim antah-berantah hingga tim-tim Serie A, bahkan klub Premier League, Chelsea. Sayangnya, dia jarang memenangi trofi bergengsi, kecuali juara Liga Europa 2018/19 bersama The Blues.
----
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.