Efek Corona: Klub Premier League Diminta Bantu Krisis Finansial Klub Level Bawah

Trofi Premier League. Foto: Ben STANSALL / POOL / AFP

Demi menyetop penularan virus corona, Premier League menunda semua sisa laga musim 2019/20. Tak cuma Premier League, kompetisi sepak bola lain di Inggris juga dihentikan. Namun ternyata, kebijakan ini berpotensi memunculkan masalah baru.

Masalah yang dimaksud adalah permasalahan finansial klub sepak bola. Lho, ya, tentu itu bisa terjadi, bukan?

Logikanya, jika tidak ada pertandingan, artinya tidak ada pemasukan dari tiket. Aliran dana dari sponsor juga mungkin jadi seret.

Lantas, bagaimana klub-klub sepak bola di Inggris bisa bertahan dengan kondisi ini? Mereka 'kan butuh uang untuk menggaji upah pemain hingga staf, perawatan fasilitas, hingga bisnis lainnya.

Pemerintah Inggris, sih, telah berjanji bakal menggelontorkan dana 330 miliar poundsterling untuk membantu bisnis kecil Inggris menangani krisis, termasuk klub di kompetisi level bawah sepak bola Inggris.

Namun, apa itu cukup? Selain itu, apakah pendistribusiannya bisa merata dan tepat waktu? Sekarang saja sudah ada klub kecil yang menjadi korban situasi ini. Barnet FC, misalnya.

Merindukan sepak bola. Foto: Pixabay

Berdasarkan laporan Sky Sports, klub yang berkompetisi di National League (kompetisi level kelima) itu membiarkan 60 orang berada di ambang pengangguran karena, ya, mau bagaimana lagi? Tidak ada kompetisi, tidak ada pekerjaan.

Jamie Redknapp punya pemikiran lain. Eks pemain Liverpool dan Tottenham Hotspur itu berpikir, mungkin pihak ofisial dan klub-klub Premier League bisa membantu finansial klub-klub yang lebih kecil, maksudnya klub-klub yang bermain di level bawah.

Logo Premier League Foto: situs resmi Premier League

"Ketika dunia lebih baik dan kita semua dapat kembali, sangat penting Premier League dan klub-klubnya membantu dan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk menjaga operasional klub," katanya kepada The Debate, dilansir Sky Sports.

"Begitu banyak klub kecil bisa gulung tikar karena situasi ini. Mereka memerlukan sedikit bantuan. Itu tidak akan membahayakan klub Premier League, mengingat banyaknya uang yang dihasikan liga, untuk menyetujui melakukan sesuatu," lanjutnya.

Klub-klub Premier League telah mengeluarkan informasi transparansi keuangan dan pendapatan mereka. Ada yang untung, ada yang rugi, ada juga yang punya utang, sih.

Namun di sisi lain, melihat uang yang mereka keluarkan untuk membeli pemain dan menggaji pemain dengan nominal selangit, maka mungkin tak ada salahnyalah sedikit berdonasi ke klub-klub yang membutuhkan. Boleh jadi, itulah konteks Redknapp.

Anak Harry Redknapp itu bahkan berpikir lebih jauh lagi. Andai, dunia telah kembali normal, kompetisi bisa berjalan, tetapi klub keburu bangkrut. Nah, kalau begitu jadinya bagaimana?

Sudah banyak penggemar yang 'puasa' menonton sepak bola di stadion. Ketika semua kembali normal, mereka pengin menonton sepak bola lagi, tetapi klub kesayangan mereka sudah telanjur gulung tikar.

Merindukan gairah sepak bola. Foto: Getty Images

Bagi Jamie Redknapp, hal itu bisa berdampak pada kesehatan mental para penggemar. Well, dampaknya jadi ke mana-mana.

"Jika Anda mengambilnya (sepak bola) dari kehidupan dan mata pencaharian mereka, itu bisa berdampak pada keuangan dan kesehatan mental," ujarnya.

"Orang-orang membutuhkan sepak bola sebagai pembebasan jadi kami perlu memastikan sepak bola melakukan segalanya untuk memberi klub-klub ini bantuan keuangan untuk terus berjalan," sambungnya.

Editor: Katondio Bayumitra Wedya

---

Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.

Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.