Eric Cantona, Manchester United

Eric Cantona: Ditolak Pelatih Liverpool Dahulu, Jadi Legenda Man United Kemudian

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
12 Mei 2020 11:30 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eric Cantona, legenda Manchester United. Foto: TONY SPENCER / PA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Eric Cantona, legenda Manchester United. Foto: TONY SPENCER / PA / AFP
ADVERTISEMENT
Pada 6 November 1991, jantung Graeme Souness benar-benar dibuat bekerja lebih keras. Boleh jadi, hari itu keringatnya pun bercucuran deras. Sebab, Liverpool asuhannya harus menjalani laga yang tensinya begitu tinggi.
ADVERTISEMENT
Laga yang dimaksud adalah laga babak kedua leg II Piala UEFA (sekarang Liga Europa). Ceritanya, lawan mereka kala itu, AJ Auxerre, membawa modal keunggulan agregat 2-0 dari hasil laga leg pertama.
Nah, The Reds yang masih bertekad untuk melaju lebih jauh di kompetisi tersebut, mau tidak mau, jelas dituntut untuk bisa membalikkan keadaan. Singkat cerita, impian tersebut akhirnya tak cuma sebatas angan.
Gol cepat Jan Molby pada menit 4, yang disusul oleh gol Mike Marsh 24 menit berselang, dan dilengkapi dengan gol Mark Everton Walters (nama yang unik untuk seorang pemain Liverpool) pada menit 84 sudah cukup menjelaskan betapa sakralnya tuah Anfield kepada si wakil Prancis.
Ilustrasi para suporter Liverpool yang memenuhi Anfield Stadium. Foto: Anthony Devlin / AFP
Well, ternyata bukan hanya Barcelona, ya, klub yang pernah dipermalukan Liverpool di Anfield. Namun biar bagaimana pun, itu jelas laga yang menguras tenaga dan pikiran, baik para pemain maupun Souness sendiri.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, seusai laga, wajar jika Souness dan anak buahnya ingin relaks sejenak. Akan tetapi, lalu datanglah seorang bernama Terry Littlewood.
Pria itu bisa dibilang adalah 'satpam' yang biasa menjaga ruang ganti pemain dan ruang tunggu Souness. Dia mengetuk ruangan pelatih asal Skotlandia itu untuk memberi kabar.
Graeme Souness Foto: Phil Cole/Getty Images
"Pak, di luar ada orang, tuh, katenye teman baik bapak. Dia mau ngomong sama bapak, noh." (anggaplah kurang lebih seperti itu dialognya).
Dan ternyata, 'teman baik' yang dimaksud itu adalah Michel Platini. Souness tahu siapa dia, cuma enggak pernah ngerasa punya hubungan dekat dengannya. Teman sekolah bukan, satu negara kagak, satu klub juga ora pernah.
Palingan, yang diingat Souness adalah mereka pernah bermain di Serie A. Ya, pria kelahiran Edinburgh itu pernah membela Sampdoria selama 1984-1986, sedangkan si eks gelandang Timnas Prancis pernah memperkuat Juventus selama 1982-1987.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, Souness menemui Platini. Tebak, Platini bilang apa?
Michel Platini di kemudian hari sempat menjabat Presiden UEFA. Foto: REUTERS/Ruben Sprich
"Eh, gua punya pemain, nih, buat tim lu. Dia tukang bikin masalah di Prancis, tetapi ini orang berbakat banget dan sempurnalah buat klub lu," kata pria yang kala itu menjabat sebagai pelatih Timnas Prancis tersebut.
Bayangin, habis capek melakoni laga super ketat, tiba-tiba ada orang yang datang buat nawarin pemain dengan deskripsi kayak begitu. Ya, bisa dimengerti jika Souness merasa kesal.
"Michel, dengar, ye. Gua ini sekarang lagi coba nendang-nendangin pemain-pemain yang badung dari ruang ganti tim gua. Nah, sekarang lu datang nawarin pemain kontroversial lainnya. Ampun, dah," jawab Souness.
Pemain yang dimaksud tersebut adalah alumnus dari akademi klub yang baru saja mereka kalahkan hari itu. Namun, pada tahun itu, pemain yang juga menjadi anak buah Platini di Timnas Prancis tersebut sedang terikat kontrak dengan Nimes Olympique.
ADVERTISEMENT
Namanya adalah Eric Cantona. Kini, publik mengenalnya sebagai legenda Manchester United--rival abadi Liverpool.
Eric Cantona. Foto: AFP
Kurang lebih, begitulah kisah yang diceritakan pria pemegang 54 caps Timnas Skotlandia itu kepada Sky Sports, yang juga dilansir Goal International. Jalan Cantona menjadi legenda 'Setan Merah' ternyata diawali oleh penolakan dari pelatih Liverpool.
Meski juga kerap membuat ulang selama berkarier di Tanah Britania, prestasi Cantona yang eksis di sepak bola Inggris selama 1992–1997 lebih baik dari Liverpool di sepanjang era 1990-an.
'The King' Cantona tercatat sekali menjuarai First Division dan Charity Shield bersama Leeds United, lalu memenangi empat trofi Premier League, tiga trofi Charity Shield, dan dua trofi Piala FA bersama Manchester United.
Sir Alex Ferguson, Eric Cantona, dan Brian Kidd berpose dengan trofi Piala FA. Foto: Shaun Botterill
Sementara itu, dari musim 1990/91 hingga 1999/2000, kubu 'Merseyside Merah' cuma menggondol tiga trofi: Charity Shield, Piala FA, dan Piala Liga Inggris.
ADVERTISEMENT
Trivia: Di final Piala FA 1996, Eric Cantona mencetak gol tunggal kemenangan Manchester United atas Liverpool pada menit 85. Si pemakai jersi nomor 7 itu merayakannya dengan suka cita di hadapan publik Stadion Wembley. Nyeri... Nyeri... Nyeri...
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten