
Eric Cantona usai Aksi Tendangan Kungfu: Tidak Melemah, Malah Menggila
26 Januari 2020 20:05 WIB

ADVERTISEMENT
Insiden tendangan kungfu Eric Cantona terjadi 25 tahun yang lalu, atau tepatnya 25 Januari 1995. Salah satu hukuman yang harus diterima Cantona atas aksinya itu adalah larangan bertanding hingga September 1995.
ADVERTISEMENT
Banyak orang berpendapat, hukuman itu pantas untuknya. Namun di sisi lain, banyak juga yang beropini bahwa sebaiknya penyerang legendaris Manchester United itu dihukum seumur hidup. Raganya diharamkan memasuki lapangan hijau.
Namun, opini yang kedua itu enggak terjadi. Nyatanya, tepat 1 Oktober 1995, Cantona sudah kembali berlaga membela The Red Devils di Premier League.
Tidak tanggung-tanggung, lawan yang dihadapi pasukan Sir Alex Ferguson ketika itu adalah Liverpool, rival abadi Manchester United. Ya, Cantona langsung menatap laga akbar Derbi North West kontra The Reds.
Aduh, itu mah ibaratnya habis keluar dari penjara langsung ditantang berkelahi sama jawara. Baru menghirup udara bebas, eh, sudah langsung ditantang adu sakti lagi.
Namun, Cantona bukanlah sosok yang lemah dan menye-menye. Hukuman larangan bertanding tidak membuat keperkasaannya lenyap.
ADVERTISEMENT
Sir Alex mungkin tahu betul soal itu. Buktinya, pelatih asal Skotlandia itu langsung memainkannya sebagai starter, menemani Andy Cole sebagai penyerang.
Benar saja, baru dua menit laga di Old Trafford itu berjalan, Cantona melepas umpan silang dari sisi kiri pertahanan Liverpool. Bola kemudian disambar oleh Nicky Butt. Cukup dengan sekali kontrol, gelandang Inggris itu lalu menceploskan bola ke gawang David James.
1-0 untuk tim tuan rumah. Cantona benar-benar membuktikan bahwa keberadaannya memang vital untuk skuat penghuni 'Teater Mimpi'.
Akan tetapi, senyum suporter tuan rumah sempat memudar sejenak kala Robbie Fowler mampu membalikkan keadaan dengan mencetak dua gol, masing-masing pada menit 32 dan 54.
Pada akhirnya, sang penyerang kelahiran Marseille-lah yang menjadi pahlawan dalam laga itu. Menyusul pelanggaran Jamie Redknapp terhadap Ryan Giggs di kotak penalti, wasit David Elleray menunjuk titik putih.
ADVERTISEMENT
Oh, iya. Ada kontribusi dari Cantona juga ihwal bagaimana 'hadiah' penalti itu bisa diberikan. Jadi awalnya, sosok yang juga pernah membela Leeds United itu membawa bola dari tengah lapangan.
Cantona amat leluasa menggiring bola, tidak ada pemain Liverpool yang mengganggunya, lini tengah 'dibiarkan' kosong, transisi bertahan skuat asuhan Roy Evans pada momen tersebut buruk. Dia lalu jeli melihat Giggs yang datang dari belakang, lalu mengoper bola pada gelandang Wales itu.
Alhasil, Redknapp mau tak mau menjatuhkannya, meski Giggs sudah berada di kotak penalti. Eksekutor penalti itu adalah Cantona sendiri dan dia berhasil melaksanakan tugasnya. Skor menjadi 2-2 dan bertahan hingga laga usai.
Tak hanya di laga itu, Cantona membuktikan dirinya telah hidup kembali di laga-laga lainnya. 10 laga Premier League setelahnya di mana dia turun laga, Cantona membukukan empat assist dan tiga gol.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga momen Cantona membikin gol dalam enam laga Premier League beruntun. Dia sungguh membuktikan kelasnya.
Total, Cantona membukukan 14 gol dan 10 assist dari 30 laga Premier League 1995/96. Untuk di ajang Piala FA, dia mencetak lima gol dan dua assist dari tujuh laga.
Alhasil, Manchester United menjuarai dua kompetisi yang disebut di atas pada musim 1995/96. Entah, apa jadinya Manchester United jika Eric Cantona tidak pernah main lagi setelah insiden tendangan kungfu itu.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT