Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ini Keuntungan buat Pemain dan Wasit Jika Premier League Digelar Tanpa Penonton
6 Juni 2020 17:57 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lha, apa hubungannya sama Kimmich? Dia 'kan mainnya di Bundesliga.
Iya, tetapi Jacob Steinberg dari The Guardian menanyakan hal itu saat mewawancarainya. Yah, maklum, deh, dia dan rekan-rekannya di Bayern Muenchen 'kan sudah terlebih dahulu bermain sepak bola di stadion 'tertutup'. Secara, Bundesliga 2019/20 sudah lanjut duluan sejak 16 Mei lalu.
Lantas, pemain 25 tahun itu bercerita soal enak-tak enak bermain tanpa disaksikan suporter. Apa katanya?
"Kamu bisa berbicara satu sama lain. Kamu bisa jelas mendengar teriakan pelatih di pinggir lapangan. Suasana di lapangan beda banget. Rasanya kayak laga persahabatan atau turnamen U-17," terangnya.
"Biasanya, aku menikmati atmosfer [yang diciptakan suporter] saat berjalan. Itu mungkin yang paling kurindukan, tetapi hal positifnya adalah kamu bisa [lebih mudah] berbicara ke semua orang dan lebih fokus ke permainan. Tak ada lagi aksi-aksi 'wah' dari pemain, baik berbaring di rumput maupun berteriak," lanjutnya.
Sedikit menyinggung laga Der Klassiker pada 26 Mei 2020, Kimmich tak menampik bahwa ketidakhadiran suporter Borussia Dortmund di Signal Iduna Park memberi keuntungan bagi Die Roten. Minusnya, dia merasa laga berjalan kurang gairah.
ADVERTISEMENT
"Biasanya terasa lebih banyak adrenalin dan ketegangan jika [laga Der Klassiker itu] ditonton 80.000 penggemar, [mereka] suka berteriak seusai momen sepak pojok atau peluang lainnya," katanya.
"Kau harus memotivasi dirimu sendiri dan rekan setimmu. Normalnya, fokus para pemain teralihkan oleh kehadiran fan [tim lawan]. Kau bisa membuat lebih banyak kesalahan dan merasa lebih puas jika mencetak gol," sambungnya.
Selain soal interaksi antarpemain, Kimmich juga merasa bahwa ketiadaan penonton juga memengaruhi sikapnya terhadap wasit. Kalau mau protes, misalnya, tensinya tak setinggi jika laga dihadiri penonton.
"Aku merasa kurangnya emosi ketika berbicara dengan wasit. Mungkin, karena tak merasa adanya 'dorongan' dari para penggemar," terangnya.
"Ketika mereka berteriak, kau jadi lebih emosional dan kau mungkin bakal berbicara dengan wasit dengan cara lain (lebih agresif). Kini, kamu bisa lebih tenang dan berbicara dengan normal, tidak perlu berteriak padanya, dan dia tidak perlu berteriak balik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Oke, jadi hikmahnya adalah para pemain klub-klub Premier League nantinya enggak perlu capek-capek 'ngegas' untuk berinteraksi dengan rekannya maupun wasit. Para pelatih pun juga bisa mengurangi volume suara ketika memberi instruksi.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .