
Jatuh-Bangun Toure Bersaudara di Premier League: Siapa Lebih Baik? Yaya? Kolo?
23 Maret 2020 13:44 WIB

ADVERTISEMENT
Jarang-jarang ada kakak beradik yang sama-sama bisa sukses menjadi pesepak bola di Premier League. Kolo Toure dan Yaya Toure adalah contoh pemain yang beruntung.
ADVERTISEMENT
Keduanya sama-sama pernah mengangkat trofi Premier League. Kolo melakukannya lebih dahulu ketika membela skuat 'The Invincibles' Arsenal pada musim 2003/04. Lalu, Kolo dan Yaya bekerja sama membawa Manchester City menjuarai Premier League 2011/12.
Kolo yang dua tahun lebih tua dari Yaya kemudian hijrah ke Liverpool pada musim 2013/14. Pada musim yang sama, Yaya menambah koleksi medali Premier League-nya bersama Manchester City. Terakhir, si adik termasuk dalam skuat The Citizens yang menjuarai Premier League 2017/18.
Namun, jika kita mengenyampingkan jumlah medali dan fakta bahwa Yaya adalah gelandang dan Kolo adalah bek, maka siapa yang lebih baik di antara keduanya? Well, kalau si kakak, sih, punya jawabannya sendiri.
"Aku tidak bisa membandingkan diriku dengan kakakku. Dia memang pemain yang lebih baik daripada aku. Aku tahu dia mencintai City. Namun karena Bahasa Inggris bukan bahasa utama kami, kadang-kadang kami salah memilih kata ketika bicara," ujarnya kepada BBC.
ADVERTISEMENT
Well, pria yang kini berusia 38 tahun tersebut mengakui bahwa sang adik merupakan pemain yang lebih baik. Namun, kalau dalam aspek lain, Kolo mengeklaim lebih kompetitif ketimbang Yaya.
"Dia bermain lebih baik dibanding diriku dan dia lebih berbakat di sini (Premier League). Namun, aku lebih kompetitif daripada Yaya. Aku adalah pelari yang lebih baik dan aku bekerja keras," jelasnya.
"Jika Yaya mau lebih bekerja keras sepertiku, dengan bakatnya itu, dia bisa saja memenangi Ballon d'Or," lanjutnya.
Puncak karier Yaya membela kubu 'Manchester Biru' terjadi pada musim 2013/14. Saat itu, Yaya yang seorang gelandang bertahan mampu membukukan 20 gol di Premier League dan total 24 gol di lintas ajang.
Selain trofi Premier League, Yaya juga berkontribusi atas raihan Piala Liga Inggris untuk Manchester City pada musim tersebut. Gelar ganda.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, performanya perlahan demi perlahan mengalami penurunan, terutama sejak Pep Guardiola mulai menjabat pelatih utama Manchester City pada 2016. Selain karena faktor usia, gaya bermainnya dinilai tak cocok dengan taktik Guardiola.
Yaya juga pernah bermain di bawah pelatih berdarah Catalunya itu saat membela Barcelona. Sama seperti di City, Yaya saat itu juga tersingkir dari skuat Blaugrana karena tidak cocok dengan gaya main Guardiola.
Di sisi lain, karier Kolo mulai jatuh ketika gagal lolos tes doping pada Maret 2011. Dia bahkan disanksi tak boleh bermain sepak bola selama 6 bulan. Masa-masa terberat sepanjang kariernya.
"Hal yang jauh lebih menyakitkan adalah ketika putriku bertanya, 'Ayah, kamu memakai obat-obatan?' Salah satu anak lelaki di sekolahnya bilang, 'Kami harus mengetesmu karena ayahmu memakai obat-obatan'," kisahnya.
ADVERTISEMENT
"Aku harus menjelaskan, di dunia sepak bola ketika orang mengatakan 'obat-obatan' itu bisa berarti sesuatu yang dilarang, bukan kokain atau [narkoba lain] semacamnya," sambungnya.
Ketika kembali merumput, Kolo sulit bersaing dengan Vincent Kompany, Joleon Lescott, Pablo Zabaleta, hingga Matija Nastasic. Dia lalu hijrah ke Liverpool. Namun, Kolo tak pernah sehebat era ketika dia berjaya di Arsenal maupun City.
Meski begitu, Kolo tetap berterima kasih kepada orang-orang yang sudah mendukung kariernya dan Yaya selama di Premier League. Terutama ketika keduanya membela Manchester City, fans 'The Citizens' membuatkan lagu untuk mereka.
"Aku tak pernah punya kesempatan berterima kasih kepada orang-orang yang melakukan itu. Itu menyentuh hatiku. Ketika Anda datang ke negara lain dan orang-orang memeluk Anda dan menyukai Anda, memberi Anda pujian, dan bahkan menyanyikan nama Anda, itu luar biasa bagiku dan kakakku," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kini, Kolo sedang menjadi salah satu staf kepelatihan di Leicester City, sedangkan Yaya masih bermain untuk klub Liga China, Qingdao Huanghai. Well, terima kasih untuk segala memori yang menyenangkan di Premier League, Toure bersaudara!
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.