Julian Nagelsmann Dinilai Lebih Efisien dari Pep Guardiola, Ini Alasannya

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
13 Juni 2020 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nagelsmann saat memberikan instruksi. Foto: REUTERS/Fabian Bimmer
zoom-in-whitePerbesar
Nagelsmann saat memberikan instruksi. Foto: REUTERS/Fabian Bimmer
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih meyakini Pep Guardiola sebagai pelatih terbaik di dunia? Ya, silakan saja. Namun tampaknya, akan datang suatu masa ketika Julian Nagelsmann bakal melampauinya.
ADVERTISEMENT
Sebab, juru taktik asal Jerman itu dinilai memiliki kelebihan yang tak dipunyai si pelatih berdarah Catalunya. Well, 'kelebihan' yang kami maksud jelas bukan soal jumlah helai rambut di kepala, melainkan tentang kecakapan dalam menganalisis.
Ya, itu adalah penilaian dari seorang bernama Lutz Pfannenstiel. Siapa dia? Belum pernah mendengar tentang orang yang namanya sulit dilafalkan ini?
Jangan salah, gitu-gitu, pria 47 tahun itu merupakan anggota dewan (board member) di klub Bundesliga, Fortuna Dusseldorf. Namun dalam konteks stori ini, dia adalah orang mengenal betul siapa Nagelsmann.
Menurut pengakuannya dalam kolom DAZN, dia dan pelatih RB Leipzig itu pernah bekerja sama sewaktu masih di Hoffenheim. Nagelsmann sudah mulai menjadi pelatih tim U-17 di sana sejak 2010, sedangkan Pfannenstiel baru bergabung sebagai pemandu bakat setahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Pfannenstiel mengabdi untuk Die Kraichgauer hingga 2018, sementara Nagelsmann--yang kemudian menjadi pelatih kepala--baru berpindah kapal ke Die Roten Bullen pada 2019. Nah, dari situlah, Pfannenstiel mafhum kegeniusan Nagelsmann.
Pelatih RB Leipzig, Julian Nagelsmann. Foto: REUTERS/Annegret Hilse
"Julian adalah pria yang bersemangat, perfeksionis. Dia tipe yang tak mau kalah, entah itu pertandingan kompetitif maupun sekadar duel santai tenis meja," jelasnya.
Pfannenstiel lantas memberi deksripsi soal keandalan Nagelsmann dalam membuat analisis. Ibaratnya, jika dia sendiri butuh waktu tiga menit untuk mendekripsi formasi dasar, Nagelsmann hanya butuh sekitar 30 detik untuk memahaminya.
"Julian bahkan lebih baik daripada Pep Guardiola dalam hal membaca gaya permainan lawan dan menyesuaikan taktik selama pertandingan. Pep adalah seseorang yang banyak menganalisis dan kemudian membuat keputusan," terangnya.
Pep Guardiola, pelatih Manchester City. Foto: Action Images via Reuters/Matthew Childs
"Kalau Julian, analisisnya bisa berjalan sejajar dengan pengamatan. Kita berbicara tentang jendela waktu yang sangat kecil, tetapi itu bisa sangat penting. Ini bukan bakat, tetapi anugerah. Aku telah bertemu banyak pelatih, tetapi Julian memiliki kualitas ini secara eksklusif. Dia unik," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Intinya, begini: Skema kerja Guardiola adalah pengamatan, analisis, lalu membuat keputusan. Nah, kalau Nagelsmann, bisa membuat analisis sembari melakukan pengamatan. Singkatnya, pelatih 32 tahun itu unggul dalam hal efisiensi ketimbang si pelatih 49 tahun.
Akan tetapi, tetap saja, opini ini agak subjektif karena Pfannenstiel tak pernah bekerja bareng secara langsung dengan Pep Guardiola. So, tetapi enggak apa-apa, justru menarik untuk disimak apakah keunggulan Nagelsmann tadi benar adanya atau cuma ungkapan hiperbolis.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.