Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kala Jermain Defoe Menomorsatukan Tottenham Hotspur di Atas Juventus
2 Mei 2020 16:35 WIB
ADVERTISEMENT
Pada masa primanya, Jermain Defoe adalah penyerang yang 'kecil-kecil cabe rawit'. Kiprahnya terdengar hingga ke Italia, hingga membuatnya masuk dalam radar Juventus . Meski begitu, dia tetap lebih memilih Tottenham Hotspur .
ADVERTISEMENT
Lho, kenapa? Apa spesialnya Spurs dibanding klub raksasa asal Turin tersebut?
Atau jangan-jangan, Defoe adalah pemain yang takut keluar dari zona nyaman yang lebih suka bermain untuk tim medioker Premier League ketimbang mencari pengalaman baru bersama tim kaya sejarah Serie A?
Setop. Jangan berburuk sangka dulu, dong.
Defoe sebetulnya senang dan mau-mau saja berpetualang ke Italia dan menjadi bagian dari keluarga besar La Vechia Signora. Namun, ada hal yang membuat dirinya harus memilih Spurs ketimbang klub lain jika pilihan itu tersedia.
Sebelum lanjut, kami perjelas dahulu, nih. Keterangan waktu kisah ini mungkin adalah sekitar tahun 2008-2009. Saat itu, si penyerang kelahiran London masih membela Portsmouth.
Spurs juga belum 'sehebat' sekarang. Pada masa itu, The Lilywhites masih kesulitan menggoyang empat besar dan lebih sering menghiasi papan tengah.
ADVERTISEMENT
Juventus juga belum sedigdaya sekarang. Bianconeri belum lama kembali dari Serie B dan sedang mencari cara untuk konsisten di papan atas.
Jadi, persoalan utamanya bukan masalah trofi atau prestasi, melainkan pria bertinggi badan sekitar 170 cm itu punya urusan yang belum kelar di London Utara.
Begini, sebelum membela The Pompey, Defoe sudah mengabdi untuk Spurs selama 2004-2008. Awalnya, dia bahagia di sana, lalu semua berubah ketika Juande Ramos mengambil alih peran Martin Jol sebagai pelatih kepala.
Pelatih asal Spanyol itu lebih suka memainkan Darren Bent yang didatangkan dari Charlton Athletic dan penyerang lain ketimbang dirinya. Intinya, di era Ramos, Defoe lebih sering duduk di bangku cadangan dan dia tidak suka itu.
Intinya, dia kepengin jadi pemain inti. Lalu, doanya terkabul kala Harry Redknapp mengajaknya bergabung ke dalam skuat Portsmouth yang dilatihnya.
ADVERTISEMENT
"Harry menelepon. Anda tahu seperti apa Harry. Dia berkata, 'JD, apakah kamu ingin datang dan bermain di sini (Portsmouth) dan mencetak gol?', Dan aku seperti, 'Ya, tidak ada masalah, bapak'. Jika aku mesti pergi, ke mana pun itu, aku ingin bermain untuk Harry lagi," katanya kepada Sky Sports .
Redknapp bukanlah sosok asing bagi Defoe. Pelatih berjuluk 'Harry Potter' itu adalah 'bapak sepak bolanya'. Mereka sebelumnya pernah bekerja sama di West Ham United .
Portsmouth akhirnya betul-betul memboyongnya pada Januari 2008. Defoe dan Redknapp menjalin kerja sama yang baik. Kemonceran Defoe dan kepiawaian Redknapp mengantar Portsmouth finis kedelapan di tabel akhir Premier League musim 2007/08.
Namun sayang, kisah manis itu enggak berlangsung lama. Sebab, pada Oktober 2008, malah Redknapp yang merapat ke White Hart Lane.
ADVERTISEMENT
Itu membuatnya agak bingung. Di satu sisi, Defoe senang bisa mendapat tempat reguler di Portsmouth. Di sisi lain, dia masih ingin bermain untuk timnya Redknapp.
"Jika Harry membawaku ke sini (Portsmouth) dan dia pergi ke Tottenham, pasti dia akan membawaku kembali. Masuk akal. Kurasa aku hanya perlu menunggu panggilan telepon," terangnya.
Sembari menunggu telepon yang dinanti-nantikan itu, Defoe tetap menjaga profesionalismenya bersama Portsmouth. Lalu akhirnya, ada telepon!
Namun yang mengejutkan, telepon itu bukan dari Redknapp atau Spurs, tetapi dari Juventus. Agennya langsung yang memberi tahunya.
"Juventus menginginkanmu. Jadi, jika Tottenham tidak memilihmu, aku akan membawamu ke Juve karena mereka benar-benar tertarik dan mereka ingin kau bergabung ke sana," kurang lebih, begitulah kata si agen.
ADVERTISEMENT
"Aku seperti, 'Wow, sungguh!?' Aku terkejut klub sepak bola sebesar Juventus menginginkanku. Pergi ke liga yang berbeda akan menjadi hal yang bagus. Aku selalu percaya diri dan yakin bisa tetap mencetak gol di sana," kata Defoe.
Akan tetapi, tak lama setelahnya, Spurs juga mengontaknya. Alhasil, bimbanglah hatinya: Balik ke Spurs bersama Redknapp atau mencari tantangan baru bersama Juventus.
"Aku ingin balik ke Tottenham. Sejak awal, aku tak pernah mau hengkang, tentu aku ingin pulang ke rumah. Mungkin Daniel Levy mendapat kabar soal Juve, karena langsung setelah itu kesepakatan selesai. Aku merasa bahagia lagi," katanya.
Jadi, ada dua alasan yang membuat Defoe menomorsatukan Spurs di atas Juve. Pertama, karena dia merasa urusannya di Spurs --klub yang dianggapnya sebagai 'rumah'-- belum kelar. Kedua, karena Redknapp, tentunya.
ADVERTISEMENT
Defoe kembali ke White Hart Lane pada Januari 2009 dan awet di sana hingga Januari 2014. Setelahnya, pemain 37 tahun itu sempat membela Toronto FC (MLS), Sunderland, Bournemouth, dan kini sedang dipinjamkan The Cherries ke Glasgow Rangers .
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .