Roy Keane berjersi Manchester United

Kata Relaks Tak Pernah Ada dalam Kamus Legenda Manchester United, Roy Keane

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
24 Maret 2020 16:54 WIB
comment
165
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roy Keane berjersi Manchester United. Foto: AFP/ANDREW YATES
zoom-in-whitePerbesar
Roy Keane berjersi Manchester United. Foto: AFP/ANDREW YATES
ADVERTISEMENT
Apa persamaan makna dari 'menegakkan benang basah', 'menggarami lautan', dan 'menyuruh Roy Keane relaks'? Jawabannya, sama-sama sia-sia. Terutama si legenda Manchester United, mana bisa dia relaks.
ADVERTISEMENT
Dalam edisi spesial podcast Monday Night Football, Keane bersama Gary Neville dan Jamie Carragher memutar memori ke musim 2000/01. Menurut Neville, rekan setim Keane di skuat 'Setan Merah' kala itu, musim 2000/01 adalah musim yang paling menyenangkan.
Pasalnya, Manchester United tampil begitu konsisten dalam perebutan trofi juara Premier League. Buktinya, jarak mereka dengan tim peringkat kedua --Arsenal-- mencapai 10 poin di akhir musim.
Bahkan, Manchester United sempat memimpin klasemen dengan selisih 16 poin atas Arsenal. Itu terjadi usai skuat asuhan Alex Ferguson menggebuk pasukan Arsene Wenger yang bertandang ke Old Trafford pada pekan ke-28, 25 Februari 2001, dengan skor 6-1.
"Musim 2000/01 adalah musim paling nyaman yang kami miliki dalam hal memperebutkan trofi Premier League," kata Gary Neville, sebagaimana juga dilansir Sky Sports.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak akan pernah mengatakannya di depan umum, tetapi usai menang 6-1 atas Arsenal, saya tidak berpikir ada keraguan kami akan terus menjuarai liga, kami benar-benar percaya diri," lanjutnya.
Gary Neville. Foto: AFP/ANDREW YATES
Ya, kalian bayangkan saja. Tim kalian unggul begitu jauh dari rival terdekat. Bisa jadilah timbul rasa nyaman di hati dan mungkin bisa relaks menghadapi sisa musim.
Namun, Keane tak setuju. Pria Irlandia itu tak sepemahaman dengan si pria Inggris. Menurutnya, mau unggul berapa poin pun, selama belum juara, dirinya tak akan pernah bisa relaks.
"Percaya atau tidak, saya akan tidak setuju dengan Gary. Saya sama sekali tidak menyukai itu. Sepanjang karier saya, saya tidak pernah berpikir bahwa ada sesuatu yang mudah. Kami membuatnya terlihat mudah pada akhirnya, tetapi itu karena kami bekerja sangat keras," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Bahkan ketika Anda unggul 10 atau 13 poin dan orang-orang bilang rasanya gelar juara liga sudah di tangan, saya tidak pernah merasa seperti itu (relaks), itu tidak ada dalam kamus saya," lanjutnya.
Roy Keane berjersi Manchester United. Foto: Instagram/@roy_keane_official_fanpage
Well, jika kalian perhatikan tim Liverpool yang unggul sampai 25 poin atas Manchester City di peringkat kedua klasemen Premier League 2019/20, mereka juga tidak pernah santai-santai.
Selalu bekerja keras dari laga ke laga. Kurang lebih, Manchester United era itu juga begitu.
"Saya berharap saya sedikit relaks ketika kami sangat jelas [punya selisih poin besar], tetapi saya merasa saya tidak bisa santai. Saya tidak bisa berpikir seperti itu, itu adalah pola pikir saya dan saya tidak pernah benar-benar bahagia," jelasnya.
Roy Keane dan David Beckham. Foto: AFP/PHILIPPE HUGUEN
Manchester United sendiri memastikan gelar juara Premier League 2000/01 pada pekan ke-33, ketika jarak antara mereka dengan The Gunners mencapai 18 poin.
ADVERTISEMENT
Jadi intinya, menurut Keane, selama trofi belum sampai ke pelukan, maka 'haram' hukumnya untuk bersantai-santai. Well, beruntunglah Manchester United pernah dikapteni sosok segarang dirinya.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten