Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kisah Noel Gallagher Rayakan Juara Premier League Man City di Ibu Kota Cile
13 Mei 2020 16:33 WIB
ADVERTISEMENT
13 Mei 2012. Tidak biasanya sebuah bar di Santiago, Cile, sudah buka sejak jam 10 pagi. Namun hari itu, sang pemilik secara khusus melakukannya karena ada tamu spesial, temannya, yang ingin menonton laga Man City di barnya.
ADVERTISEMENT
Temannya yang orang Inggris itu adalah fan berat The Citizens. Hari itu adalah penentuan berhasil atau tidaknya klub yang dimiliki 'raja minyak' dari Uni Emirat Arab itu menyudahi 44 tahun puasa gelar Liga Inggris .
Lawannya cuma Queens Park Rangers. Masa iya, sih, Man City yang bertabur bintang itu enggak bisa menang melawan tim yang bertengger di jurang zona degradasi klasemen Premier League 2011/12 tersebut?
Meski begitu, sepanjang jalannya laga, orang Inggris itu memasang wajah tegang. Tak jarang, keluhan dan kata-kata kotor keluar dari mulutnya.
Apa boleh bikin? Lha wong, tim 'Manchester Biru' itu baru bisa memecah kebuntuan pada menit 39.
Ya, ketika Pablo Zabaleta mengubah kedudukan menjadi 1-0, pria Inggris itu sontak berteriak dan loncat-loncat kegirangan, hingga memeluk rekannya yang juga ikut menonton di bar itu. Senyum di wajahnya menguar, seolah titel juara liga pertama di era Premier League sudah dekat.
Namun, ketegangan tak serta merta sirna. Orang Inggris itu memanfaatkan waktu jeda turun minum dengan merokok bersama teman-temannya di luar bar. Tampaknya, dia tak bisa menikmati sebatnya karena 2x45 menit belum rampung.
ADVERTISEMENT
Babak kedua dimulai, tetapi si pria Inggris masih khawatir. Benar saja, baru juga tiga menit laga babak pemungkas dimulai, Djibril Cisse menggetarkan jala Joe Hart. 1-1.
Pria Inggris itu menutup wajahnya dengan satu tangan sebagai bentuk tanda kecewa. Dia bahkan mesti melakukannya lagi, kali ini dengan dua tangan, ketika Jamie Mackie membalikkan keadaan pada menit 66.
Stres dan kesal sudah pasti dirasakannya. Perlahan-lahan, raut sedih juga diperlihatkannya. Sungguh laga yang gila, tinggal sedikit lagi, masa Man City kalah?
"Jika kami tidak menang dan tidak menjadi juara, aku akan dengan senang hati meluncur sepanjang 1.000 mil," sesumbarnya sebelum laga itu dimulai.
Well, mungkin dia juga kepikiran omongannya tersebut. Namun, harapannya kembali hidup ketika Edin Dzeko menyamakan skor pada menit 90+2.
ADVERTISEMENT
Sorakan dan semangatnya kembali, tetapi tegangnya belum hilang. Hingga akhirnya, pekik bahagia itu benar-benar keluar usai Sergio Aguero membalikkan skor menjadi 3-2 pada 90+4. Pria Inggris itu lalumpatan, berpelukan dengan rekan-rekannya--yang sebagian naik ke atas kursi.
Teriakan gembiranya mengeras usai peluit panjang dibunyikan oleh wasit Mike Dean. Mereka berpelukan dalam suka cita di hadapan layar televisi yang memunculkan kalimat "Manchester City Campeon".
Jika kalian bertanya-tanya siapa pria Inggris itu, dia adalah Noel Gallagher . Cerita eks pentolan Oasis tersebut barusan tertuang dalam video album International Magic Live at the O2, yang merupakan dokumentasi konser Noel Gallagher's High Flying Birds di London.
Lantas, sedang apa musisi-cum-fan berat Man City itu ada di Santiago? Well, sedang menjalani rangkaian tur konser bersama rekan-rekannya tentunya.
ADVERTISEMENT
Musik, ya, musik. Bisnis, ya, bisnis. Namun bagi Gallagher, dia tak mau melewati kesempatan melihat momen Man City menyudahi 44 tahun puasa Liga Inggris itu secara langsung.
Di sisi lain, sang adik, Liam Gallagher sedang berada di Manchester pada waktu itu. Terpisah perbedaan waktu 5 jam dengannya. Mereka boleh jadi tak akur, tetapi mereka pasti sama girangnya menyaksikan momen tersebut.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .