
Kolo Toure: Penjaga Nama Baik Negara, Pengukir Rekor Invincibles Premier League
23 Maret 2020 11:36 WIB

ADVERTISEMENT
Premier League itu mungkin ibarat gunung tinggi yang sulit ditaklukkan. Jangankan pemain dari luar negeri, pemain asal Inggris pun belum tentu bisa bertahan lama di sana, bahkan untuk sekadar menembusnya sulit bukan main.
ADVERTISEMENT
Premier League itu juga bisa jadi mirip seperti halaman rumah Killua Zoldyck dalam anime Hunter X Hunter. Susah sekali untuk bisa masuk ke pekarangan rumahnya karena mesti membuka pintu yang teramat berat. Kalau enggak sanggup membuka, artinya kamu tidak layak masuk ke sana.
Jika kamu memilih masuk lewat jalan belakang, maka siap-siap saja dimangsa binatang buas. Sebab binatang buas itu tahu, kamu sebenarnya tidak cukup tangguh.
Well, Kolo Toure boleh dibilang sebagai salah satu orang yang beruntung karena bisa menembus, bertahan, bahkan berjaya di Premier League. Kalau menurut BBC, Toure adalah salah satu dari angkatan pertama pemain asal Pantai Gading di sana.
Pada masa-masa awalnya di Inggris, cuaca menjadi 'musuh' utamanya yang mesti ditaklukkan. Dan juga, Toure yang biasa berbahasa Prancis di negara asalnya harus secepat mungkin menguasai Bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
"Ada dua hal yang perlu kupelajari dengan sangat cepat. Bahasa dan cuaca. Sulit juga hidup tanpa keluarga. Dan sepertinya selalu hujan," kenangnya.
"Pada suatu hari, aku disuruh pergi ke London untuk melakukan scan. Aku melihat keluar jendela dan langit biru. Aku pikir 'hari yang cerah sekali!'. Jadi, aku mengenakan bajuku dan pergi ke London. Luar biasa. Aku kedinginan. Aku segera tahu bahwa selalu membutuhkan mantel di negara ini," sambungnya.
Nah, jadi kalian yang punya rencana bepergian atau menetap di Inggris camkan kata-kata Toure barusan, ya. Sedia mantel sebelum tubuhmu membeku.
Selain itu, Toure merasa punya tanggung jawab untuk menjaga nama baik tanah kelahirannya. Karena itu, bek yang diboyong Arsenal pada tahun 2002 itu benar-benar berlatih keras agar bisa sukses di tanah rantau.
ADVERTISEMENT
"Aku merasa harus melakukan segalanya dengan benar. Dengan begitu, orang akan selalu berpikir 'Kolo Toure yang dari Pantai Gading itu bermain bagus, itu berarti ada pemain bagus lainnya di Pantai Gading' dan mereka akan pergi dan menemukan bakat baru di sana," ujarnya, dilansir BBC.
"Saya sangat bangga akan hal itu karena [Didier] Drogba, Yaya [Toure], [Didier] Zokora, Gervinho, Salomon Kalou, dan banyak pemain lain dari Pantai Gading datang ke sini untuk mengekspresikan bakat mereka," katanya.
Sekadar catatan, nama-nama yang disebut Toure di atas datang setelah Toure. Sang adik, Yaya, sebetulnya pernah berkesempatan menjalani uji coba di Arsenal pada musim panas 2003, tetapi akhirnya tak jadi diangkut ke Highbury.
Sekadar catatan, sebetulnya ada satu pemain asal Pantai Gading lain yang lebih dahulu bergabung dengan klub Inggris dibandingkan Toure. Dia adalah Olivier Tebily yang bergabung dengan Birmingham City pada pertengahan musim 2001/02.
ADVERTISEMENT
Hanya, saat itu, Birmingham masih main di liga level dua. Uniknya, pada musim berikutnya, Birmingham main di Premier League dan laga debut Tebily adalah kontra Arsenal yang sudah diperkuat Toure. Itu terjadi pada pekan pertama, tepatnya 18 Agustus 2002.
Toure pun menjadikan laga yang berlangsung di Highbury itu sebagai debutnya di Premier League. Dalam laga yang dimenangi Arsenal dengan skor 2-0 itu, Toure turun main sejak menit ke-86, menggantikan Edu Gaspar. Ya, dulu Toure sempat dimainkan sebagai gelandang bertahan oleh Arsene Wenger.
Satu nama asal Pantai Gading lain yang kemudian menemaninya di Arsenal adalah Emmanuel Eboue. Pemain yang beroperasi itu didatangkan pada musim 2004/05. Namun sayang, mereka enggak sempat mengangkat trofi bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, setidaknya Toure masuk dalam skuat 'The Invincibles' Arsenal yang menjuarai Premier League 2003/04 dengan rekor nol kekalahan.
Ya, Toure dan rekan-rekannya bahkan membawa skuat asuhan Arsene Wenger mencatatkan 49 laga tak terkalahkan di Premier League. Sebuah rekor yang coba dipatahkan Liverpool pada musim 2019/20.
Eh, omong-omong soal Liverpool, Toure 'kan juga pernah membela klub yang bermarkas di Anfield itu (2013-2016). Lantas, apa pendapat pria yang kini berusia 38 tahun itu soal The Reds yang sempat mencoba untuk mematahkan rekor tak terkalahkan Arsenal itu?
"Liverpool adalah tim yang luar biasa. Apa yang telah mereka capai begitu mencengangkan. Mereka [nyaris] memenangi setiap laga [Premier League 2019/20]," katanya.
"Kami (skuat Arsenal 2003/04) tidak melakukan itu. Kami memenangi beberapa laga dan imbang di beberapa laga. [Tidak terkalahkan] bukanlah sesuatu yang benar-benar Anda risaukan," lanjutnya.
Intinya, sih, Toure mengapresiasi performa skuat asuhan Juergen Klopp di Premier League musim ini. Sebelum kompetisi ditunda demi pencegahan virus corona, Liverpool sudah mengoleksi 27 kemenangan, satu hasil imbang, dan (sayangnya) satu kekalahan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Arsenal membukukan 26 kemenangan, 12 hasil imbang, dan 0 kekalahan ketika menjuarai Premier League 2003/04. Artinya, meski gagal mempertahankan rekor tak terkalahkan, Liverpool sudah melewati jumlah kemenangan Arsenal pada masa itu.
Kini, apa kabar Kolo Toure? Well, kamu mungkin tidak sadar bahwa dia kini menjadi staf pelatih Leicester City. Dia bertekad bisa menjadi pelatih utama klub Premier League suatu hari nanti. Semoga beruntung, Toure.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT