Laurent Blanc

Laurent Blanc dan Man United: Rasa yang Tepat di Waktu yang Salah

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
19 November 2019 12:30 WIB
comment
114
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laurent Blanc. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Laurent Blanc. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Oktober lalu, berembus sebuah rumor bahwa Laurent Blanc dilaporkan tertarik menggantikan posisi Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer Manchester United.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, rumor seperti itu sudah biasa. Entah sudah berapa nama yang dikaitkan bakal jadi pengganti Solskjaer di United. Namun, Blanc berbeda. Pasalnya, dia punya sejarah bersama 'Iblis Merah'.
Blanc dan Solskjaer punya satu kesamaan: Sama-sama bermain untuk Manchester United. Bedanya, sang nakhoda asal Norwegia dulunya adalah penyerang, sedangkan si pria Prancis dulu adalah bek.
Solskjaer membela skuat asuhan Sir Alex Ferguson selama tahun 1996-2007, sementara Blanc menghuni 'Teater Mimpi' selama tahun 2001-2003. Ya, artinya mereka sempat main bareng.
Ole Gunnar Solskjaer selebrasi gol bersama Laurent Blanc. (kedua dari kiri) Foto: AFP
Sebenarnya, perjalanan karier Blanc (yang singkat) bersama Manchester United cukup menarik. Pria yang menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bersama Timnas Prancis itu disebut-sebut sudah sangat lama diincar Sir Alex.
ADVERTISEMENT
Bayangkan, sejak tahun 1996, juru taktik legendaris asal Skotlandia itu sudah berusaha membujuk Blanc untuk bergabung ke skuat Old Trafford. Akan tetapi, itu baru kesampaian pada Agustus 2001.
Lima tahun proses pedekate-nya, guys. Bayangkan itu. Ayo, kamu yang baru pedekate lima bulan tapi belum membuahkan hasil jangan menyerah. Kalau kata JKT48 dalam lagu 'Shonichi', usaha keras itu tidak akan mengkhianati.
Semangat, kakak~. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
Blanc, yang sebenarnya saat itu sudah berusia 35 tahun, didatangkan dari klub Serie A, Inter Milan, untuk menggantikan Jaap Stam yang pindah ke Lazio. Namun, Blanc tak langsung jadi bintang, malah sempat jadi pesakitan.
Pria kelahiran Ales, Prancis, itu mendapat kritik karena performanya yang dinilai buruk. Tampaknya memang harus diakui, melakukan adaptasi dari gaya bermain di Serie A ke Premier League tidak mudah. Apalagi, buat pemain yang sudah kepala tiga.
ADVERTISEMENT
Memodifikasi lirik lagu Fiersa Besari: Semesta mengirim Blanc untuk Manchester United, tapi sayang mereka adalah rasa yang tepat di waktu yang salah.
Blanc mungkin sosok yang tepat karena memiliki jiwa kepemimpinan tinggi di atas lapangan. Namun, rasanya agak salah mendatangkannya pada masa kariernya telah memasuki senja kala. Ego Sir Alex semata? Entahlah.
Dari 15 laga awal Premier League musim 2001/02, Manchester United sudah menelan lima kekalahan. Uniknya lima tim yang mengalahkan mereka adalah Bolton Wanderers, Liverpool, Arsenal, Newcastle United, and Chelsea.
Kombinasi huruf depan dari lima klub itu adalah "BLANC". Kasihan Blanc. Padahal, saat kalah dari Bolton dan Liverpool, dia tidak masuk dalam skuat.
Meski begitu, performa Blanc kian membaik laga demi laga. Pada musim tersebut, Blanc bermain sebanyak 46 kali di lintas kompetisi dan mencetak tiga gol. Sayang, Manchester United enggak menjuarai apa-apa.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, Blanc hanya dikontrak selama satu musim, tetapi akhirnya kontraknya diperpanjang hingga musim berikutnya. Pada musim keduanya itu, jatah bermain Blanc agak berkurang, hanya 29 laga lintas kompetisi dan mencetak sebiji gol.
Namun setidaknya, dia tetap berkontribusi atas raihan gelar juara Premier League bagi Manchester United. Prestasi ini sekaligus caranya menutup akhir kariernya sebagai pesepak bola dengan manis.
Laurent Blanc mencium kepala Barthez. Foto: AFP
Ada satu lagi hal menarik tentang Blanc bersama 'Setan Merah'. Di sana, dia juga satu tim dengan Fabien Barthez, rekannya di Timnas Prancis.
Blanc punya ritual unik jelang setiap laga yang bakal dilakoninya. Ritual itu adalah Blanc selalu mencium kepala botak Barthez sesaat jelang sepak mula. Buat apa? Ya, buat keberuntungan saja, sih, katanya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ini kebiasaan saat mereka di Timnas Prancis. Namun, faktanya Barthez juga sempat bermain untuk Manchester United selama tahun 2000-2004. Tak pelak, ritual tersebut jadi diterapkan Blanc dan Barthez juga di Manchester United, tapi khusus pada laga Liga Champions saja.
Well, kalau suatu saat Blanc --yang sebelumnya pernah melatih Bordeaux, Timnas Prancis, dan Paris Saint-Germain-- benar jadi nakhoda Manchester United, kayaknya dia perlu merekrut Barthez sebagai asisten, dan melaksanakan ritual mereka di pinggir lapangan.
By the way, hari ini adalah hari kelahiran Blanc. Per 19 November 2019, usianya resmi 53 tahun. Semoga sehat selalu, Le President.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten