Manchester City Terganjal Skandal, Apa Sebaiknya Pep Guardiola ke Juventus Saja?

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
17 Februari 2020 10:46 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pep Guardiola, pelatih Manchester City. Foto: Reuters/Antonio Bronic
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola, pelatih Manchester City. Foto: Reuters/Antonio Bronic
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Malang nian nasib Manchester City. Hukuman larangan bermain di Liga Champions bisa berimbas terhadap hengkangnya Pep Guardiola. Jika itu terjadi, apakah Juventus bisa menjadi destinasi yang tepat baginya?
ADVERTISEMENT
Oke, oke... Manchester City memang masih bisa mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Namun bagaimana jika pada akhirnya hukuman itu tetap dijatuhkan?
Guardiola yang tampak ngebet pengin mengangkat trofi 'si Kuping Besar' lagi bisa jadi tak betah berlama-lama menetap di Stadion Etihad. Di sisi lain, salah satu tujuan The Citizens merekrutnya, ya, untuk membawa klub menjuarai Liga Champions, bukan?
Jadi, kalau tetangga Manchester United itu dihukum tak boleh main di Liga Champions, maka apa arti kehadiran pelatih berdarah Catalunya itu di sana?
Lantas, ke mana cocoknya eks pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu berlabuh?
Well, kalau Alessandro Del Piero, sih, tampak antusias jika Guardiola membesut Juventus. Kenapa sosok legenda Bianconeri tersebut bisa bicara begitu?
ADVERTISEMENT
Awalnya, Sky Sports bertanya padanya secara eksklusif, apakah hukuman Manchester City dapat meningkatkan peluang Guardiola melatih Juventus atau tidak. Lantas, Del Piero bilang, "Yes".
Menurut alumni akademi sepak bola Padova itu, Guardiola cocok untuk klub mana pun. Di sisi lain, Del Piero merasa sosok 49 tahun itu perlu mencoba melatih di Serie A.
Del Piero pernah menjuarai Liga Champions bersama Juventus pada 1995/96. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
"Saya pikir Guardiola sangat cocok untuk setiap klub jika melihat apa yang dilakukannya di masa lalu dan apa yang dilakukannya sekarang. Dia juara di Jerman dan di Spanyol, dan sekarang Italia dan Prancis belum dicoba, nih," ujar Del Piero.
"Pasti sangat menarik melihatnya [melatih] di Italia. Musim panas ini, seharusnya menjadi musim panas yang 'panas', juga di sepak bola!" lanjut sosok yang membela Juventus selama 1993-2012 itu.
Pep Guardiola. Foto: REUTERS/Andrew Couldridge
Kalau dipikir-pikir, Guardiola mestinya sudah tak asing dengan atmosfer sepak bola Italia. Sebab, ketika masih menjadi pemain, dia pernah membela Brescia (2001-2002, 2003) dan AS Roma (2003).
ADVERTISEMENT
So, jika dulu Guardiola pernah berkarier di Serie A sebagai pesepak bola, kenapa kini tak mencoba kembali ke sana sebagai pelatih sepak bola?
Di sisi lain, performa Juventus di bawah arahan Maurizio Sarri tampak kurang 'menggigit'. Jadi, jangan kaget jika Guardiola bisa saja menyebabkan eks pelatih Chelsea itu terdepak dari jabatannya.
Ekspresi Maurizio Sarri ketika kecewa Juventus tampil asal-asalan di laga melawan Verona. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Lagipula, Juventus dan Guardiola juga punya satu kesamaan: Sama-sama lapar gelar juara Liga Champions.
Sang Raksasa Turin terakhir menjuarainya pada 1995/96 dan Del Piero ada di skuat Juventus pada masa itu. Setelah itu, La Vecchia Signora urung beruntung: Empat kali masuk final (1997/98, 2002/03, 2014/15, dan 2016/17), tetapi selalu kalah.
Momen Alessandro Del Piero dibayangi Ryan Giggs. Foto: Getty Images/Allsport/Graham Chadwick
Sementara itu, Guardiola baru dua kali membawa tim besutannya menjuarai Liga Champions, yakni pada musim 2008/09 dan 2010/11. Dua-duanya bersama Lionel Messi dan kolega di Barcelona.
ADVERTISEMENT
Uniknya, Juventus juga baru dua kali menjuarai kompetisi yang dianggap paling bergengsi sejagad Eropa itu. Selain pada musim yang tadi disebut, Juventus sebelumnya sudah pernah menjuarainya pada 1984/85, ketika kejuaraan itu masih bernama European Cup.
So, kenapa Guardiola dan Juventus enggak 'jadian' saja dan bersama-sama berjuang meraih gelar juara Liga Champions yang ketiga? Bagaimana? Apa kalian setuju jika hal itu terjadi? Namun, perlu diingat, ini baru 'seandainya', lho, ya.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT