Pemain legendaris Manchester United ini, Harry Gregg

Mari Mengenang Sosok Bahaduri Tragedi Muenchen Bernama Harry Gregg

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
6 Februari 2020 16:02 WIB
comment
71
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan pemain Irlandia Utara dan Manchester United, Harry Gregg, melambaikan tangan ke penonton. Foto: Action Images / Jason Cairnduff
zoom-in-whitePerbesar
Mantan pemain Irlandia Utara dan Manchester United, Harry Gregg, melambaikan tangan ke penonton. Foto: Action Images / Jason Cairnduff
ADVERTISEMENT
6 Februari 1958. Saat itu, Sir Alex Ferguson masih berusia 16 tahun. Fergie belia hendak melakukan rutinitasnya setiap Kamis malam, yakni berlatih bersama Benburb Junior --sebuah klub sepak bola yang berbasis di Glasgow, Skotlandia.
ADVERTISEMENT
Lalu, tiba-tiba, berita itu keluar. Sebuah pesawat tipe Airspeed AS-57 Ambassador dikabarkan mengalami kecelakaan di Bandara Muenchen-Riem, Jerman Barat. Kecelakaan tragis. Tidak, bahkan sangat tragis.
Sebab, pada akhirnya, ada lebih dari 20 nyawa manusia melayang. Dan di antara para korban itu ada delapan penggawa Manchester United.
"Saya menuju ke tempat latihan di Benburb dan ketika sampai di sana saya melihat para pemain senior menangis. Pada saat itulah, saya menyadari betapa seriusnya bencana ini," kenang Sir Alex, dilansir situsweb Manchester United.
Kisah Sir Alex tersebut pertama dituangkan dalam sebuah Matchday Programme untuk laga Manchester United di Belfast, Irlandia Utara, pada 15 Mei 2012.
Cerita itu lalu diunggah ke situsweb Manchester United oleh John White, Sekretaris The George Best Carryduff Manchester United Supporters’ Club --organisasi yang mengorganisir laga itu.
ADVERTISEMENT
Sir Alex membawa Manchester United asuhannya ke sana untuk menjalani laga kontra Irish Premier League Select --semacam all-star-nya liga sepak bola Irlandia. Laga itu adalah testimonial untuk Harry Gregg.
Sir Alex Ferguson pada laga Man Utd vs Rostov. Foto: Andrew Yates/Reuters
Gregg adalah kiper legendaris The Red Devils. Lantas, kenapa sosok asal Irlandia Utara itu lebih layak untuk dimasyhurkan ketimbang Peter Schmeichel atau Edwin van der Sar?
Sebab, sebagai seorang kiper, Gregg tak cuma bergelut dengan urusan menyelamatkan gawang, tetapi juga menyelamatkan nyawa manusia pada Tragedi Muenchen, 62 tahun silam. Penyelamatan paling krusial yang pernah dibuatnya.
"Harry Gregg sedang dalam penerbangan dan setelah sadar [usai kecelakaan] dia merasakan darah menetes di wajahnya. Setelah melihat seberkas cahaya, dia menendang lubang yang cukup lebar untuk merangkak ke sana dan bergerak [keluar pesawat] menuju landasan bersalju," kisah Sir Alex.
Pemain legendaris Manchester United ini, Harry Gregg. Foto: John Peters/Manchester United via Getty Images
Coba bayangkan kalau kita yang ada di situasi itu. Pesawat yang kita tumpangi mengalami kecelakaan. Namun, ajal belum menjemput dan kita melihat peluang menyelamatkan diri. Apa yang kita lakukan?
ADVERTISEMENT
Ya, langsung larilah. Secepat mungkin menjauhi TKP untuk mencari pertolongan. Atau, jika di luar sudah ada tim penyelamat, tanpa ragu kita akan menyerahkan diri pada mereka.
Namun, Gregg tidak begitu. Sudah berkali-kali dia diingatkan untuk tidak mendekati pesawat yang terbakar itu --ya, api masih membara di sekitar bodi pesawat--, tetapi peringatan itu tidak diindahkannya.
Apa tujuannya? Mencari dan mencoba menyelamatkan korban yang masih hidup, termasuk di rekan-rekan satu timnya dan Matt Busby selaku pelatih Manchester United pada waktu itu. Mulia.
Lebih dramatis lagi, salah seorang korban lain yang coba diselamatkan Gregg adalah Vera Lukic, istri diplomat Yugoslavia yang sedang hamil; beserta anak perempuannya yang bernama Vesna.
Andai Gregg tidak menyelamatkannya, mungkin si anak dalam kandungan itu tak akan pernah lahir dan hidup sampai sekarang. By the way, nama anak itu adalah Zoran.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Gregg ogah diagung-agungkan sebagai bahaduri, kesatria, pahlawan, atau apa pun istilahnya. Zoran pernah bertatap muka langsung dengan Gregg dan mengaku sebagai korban ketiga yang diselamatkannya.
Akan tetapi, Gregg malah bilang begini pada Zoran, "Kamu tidak perlu berterima kasih padaku. Aku melakukan apa yang harus dilakukan tanpa memikirkannya."
“Dalam hidup, aku dipanggil pahlawan, tetapi aku bukan pahlawan sejati. Pahlawan adalah orang yang melakukan hal-hal berani dengan mengetahui konsekuensi dari tindakan mereka. Hari itu, aku tidak tahu apa yang kulakukan,” sambungnya.
Selain itu, alih-alih menepuk dada sambil membanggakan diri sebagai 'Hero of Munich' --julukan yang kerap disematkan padanya-- di hadapan semua orang yang mengajaknya bicara, Gregg malah memuji para dokter yang cekatan menangani para korban.
ADVERTISEMENT
"Profesor Maurer (kepala rumah sakit di Muenchen) dan stafnya menyelamatkan banyak nyawa. Saya tahu apa yang saya lakukan. Saya tahu apa yang saya lihat," kata Gregg kepada BBC pada 2018.
Pada intinya, Gregg berharap dikenang sebagai kiper Manchester United, pemain Manchester United, dari sisi kontribusinya di lapangan, dari segala trofi yang pernah diraihnya.
Gregg tak mau terlalu dikenang atas aksi heroiknya di Tragedi Muenchen. Sebab, dia tak ingin insiden itu menutupi semua prestasi yang pernah diraihnya sepanjang kariernya.
"Saya tidak berpikir apa yang terjadi di Muenchen menciptakan Manchester United. Itu adalah bagian yang sangat besar dalam sejarah Manchester United, tetapi itu tidak mendefinisikan Manchester United," jelas Gregg.
"Saya telah melihat Manchester United melalui masa-masa buruk dan masa-masa indah. Saya sangat senang bahwa Henry Gregg dari 34 Windsor Avenue (di Coleraine) dianggap cukup baik untuk bermain di salah satu klub yang saya anggap terbesar di dunia," pungkasnya.
Harry Gregg, legenda Man United. Foto: Getty Images/Mu
Hari ini, 6 Februari 2020, bertepatan dengan peringatan Tragedi Muenchen yang ke-62. Tidak ada salahnya mengakui bahwa Harry Gregg adalah pahlawan dalam insiden itu.
ADVERTISEMENT
Namun, tetap jangan lupa bahwa sosok yang tercatat membela Manchester United selama 1957-1966 itu adalah pemain penting skuat asuhan Matt Busby pada masanya. Dan bukankah yang namanya pahlawan sejati itu tak pernah mengagungkan dirinya sendiri sebagai pahlawan?
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten