Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menilik Jasa 3 Mentor Jordan Henderson di Liverpool: Dalglish, Rodgers, Klopp
17 Juni 2020 20:03 WIB
ADVERTISEMENT
Sejak 9 Juni 2011, Jordan Henderson hanya membela satu klub: Liverpool . Namun, selama itu, dia telah dilatih oleh tiga mentor berbeda: Kenny Dalglish, Brendan Rodgers, Juergen Klopp.
ADVERTISEMENT
Karier si gelandang Timnas Inggris bersama The Reds boleh jadi laiknya sebuah buku. Bab pertamanya ditulis oleh si pelatih asal Skotlandia, lalu si pelatih asal Irlandia Utara menulis bab keduanya, dan kini giliran si pelatih asal Jerman memegang pena.
Well, laiknya sebuah novel, ada cerita menarik tersendiri di setiap babnya. Akan tetapi, intinya satu: Tentang bagaimana setiap dari mereka berperan membentuk seorang Hendo menjadi Jordan Henderson yang kini kita kenal.
Pada stori ini, kami akan menceritakannya dari sudut pandang Henderson sendiri. Simak di bawah ini.
1) Dalglish, sang penemu
Nama Henderson mungkin tak akan pernah ada dalam daftar protagonis kisah epos Liverpool bersama Klopp, andai Dalglish tak mengangkutnya ke Anfield pada Juni 2011. Well, terlambat sedikit saja, dia bisa ikut jatuh ke dalam 'kubangan' bersama klub lamanya, Sunderland.
ADVERTISEMENT
"Dia akan membelamu saat ada yang mengkritik dan akan selalu berada di pihakmu. Dia mau yang terbaik untukmu secara pribadi, juga untuk tim. Dukungan semacam itu sangat berarti bagiku dan aku menghargainya sampai hari ini," katanya di situs web resmi Liverpool, dilansir pada Oktober 2017.
"Sebagai manajer, Kenny sangat brilian untukku. Dia menempatkanku dalam tim, memberiku waktu dan lingkungan untuk berkembang, serta memberiku semacam bimbingan yang cuma bisa dilakukan oleh seseorang yang berpengalaman seperti dia," lanjutnya.
2) Rodgers, sang pembentuk
Boleh dibilang, Rodgers adalah sosok yang memaksa Henderson agar bersikap lebih dewasa dari sebelumnya. Ya, karena dialah yang memakaikan ban kapten ke lengan Henderson dan itu masih lengket hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Tepat usai Steven Gerrard hengkang pada Juni 2015, pemain bertinggi 182 cm itu langsung mendapat privilese untuk lebih bersuara di ruang ganti. Dan ternyata, peran itu cocok untuknya.
Namun, kenapa harus Henderson? Kenapa Rodgers menilainya lebih layak menjadi kapten ketimbang James Milner maupun Adam Lallana yang usianya lebih senior?
"Aku pernah jadi kapten U-18 dan U-21 Inggris, sehingga aku terbiasa dengan tanggung jawab," katanya dalam The Art of Captaincy, dilansir talkSPORT pada November 2019.
Si pemakai jersi nomor 14 Liverpool juga mengaku nilai-nilai kepemimpinan sudah diwarisi orang tuanya kepadanya sejak dini. Bahkan, kenyataan bahwa dia punya adik perempuan juga membuatnya terbiasa mengemong orang.
"Aku selalu memiliki tanggung jawab untuk menjaga orang lain dan menurutku orang lain bisa melihat itu. Jelas [Rodgers] telah melihat tanggung jawab dan kepemimpinan dalam diriku dan merasa aku bisa memimpin Liverpool, itu meningkatkan kepercayaan diriku," terangnya.
ADVERTISEMENT
3) Klopp, sang mahaguru
Bagi Henderson, Klopp telah berjasa banyak untuk kariernya dan untuk Liverpool secara luas. Eks pemain Coventry City itu mengaku tak akan pernah bisa membalas jasa si mantan pelatih Borussia Dortmund.
"Aku tak akan bisa membalas apa yang telah dia (Klopp) berikan kepadaku sebagai seorang manusia," kata Jordan Henderson dalam sebuah wawancara bersama Rio Ferdinand di The Locker Room.
Dulu, Liverpool adalah tim yang tak jarang dijadikan bahan tertawaan. Terlebih, klub yang cuma bisa membanggakan masa silam. Lalu, Klopp datang, dan kini mereka sedang mengukir sejarah kejayaan baru.
"Rasa percaya diri yang disuntikkannya kepada kami luar biasa. Permainan yang kami tunjukkan dalam beberapa tahun terakhir dan keberhasilan menjuarai Liga Champions adalah semua berkat Klopp," jelas Henderson
ADVERTISEMENT
"Tentu, sebagai pemain, kami harus tampil luar biasa. Kami adalah tim yang hebat. Namun, aku percaya bahwa Klopp-lah yang membuat kami seperti ini. Aku berharap kami bisa terus belajar darinya," pungkasnya.
Beruntung sekali Henderson pernah dilatih tiga pelatih top. Namun tetap saja, bab kariernya belum mencapai ending, meski per 17 Juni 2020 usianya telah resmi masuk kepala tiga. Boleh jadi, setelah Klopp, dia akan bertemu pelatih lain lagi yang akan mengisi bab kisahnya di Liverpool .
---
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .
ADVERTISEMENT