Menunda Derbi Borussia Dortmund vs Schalke 04, Meredam 'Bom Biologis' Corona

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
Konten dari Pengguna
27 Maret 2020 15:09 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logo Dortmund dan Schalke 04. Foto: dok. Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Logo Dortmund dan Schalke 04. Foto: dok. Wikipedia
ADVERTISEMENT
Tadinya, sebelum resmi ditangguhkan pada 13 Maret 2020, semua laga pekan ke-26 Bundesliga 2019/20 rencananya bakal dilangsungkan tanpa penonton. Termasuk laga Revierderby, antara Borussia Dortmund vs Schalke 04.
ADVERTISEMENT
Untung saja, akhirnya tidak benar-benar ada laga yang jadi dihelat, termasuk derbi tersebut. Setidaknya, itulah yang disyukuri oleh gelandang Die Koniegsblauen, Weston McKennie.
Bukan... Kelegaannya tersebut bukan karena dia dan rekan-rekannya takut menghadapi Der BVB, melainkan khawatir terhadap penyebaran virus corona. Menurutnya, laga tanpa penonton bukanlah solusi tepat.
Susah, karena Revierderby adalah salah satu derbi terpanas di tanah Jerman. Okelah, mereka tidak masuk stadion, tetapi siapa bisa menghalangi mereka berkumpul di luarnya?
"Jangan salah sangka, tetapi aku pikir banyak dari kita senang [laga pekan ke-26 dibatalkan]. Karena sebagai pemain, bermain di laga besar seperti derbi tanpa penggemar hampir tak terbayangkan. Ini salah satu laga terakbar di Jerman dan dunia," kata McKennie dalam Planet Futbol Podcast, dilansir Sports Illustrated.
ADVERTISEMENT
"Anda dapat mengosongkan stadion, tetapi masih akan ada pertemuan besar untuk nonton bareng laga [Revierderby] di sekitar kota. Orang-orang masih akan kontak satu sama lain," katanya.
Weston McKennie merayakan usai mencetak gol. Foto: REUTERS / Thilo Schmuelgen
Ya, kemungkinan itu juga bisa terjadi. Nonton bareng alias nobar. Masa iya, sih, ndak ada orang-orang yang bandel untuk tetap nekat menggelar nobar laga akbar itu?
Itu mungkin agak masih mending. Coba bayangkan jika para suporter berkumpul di depan Signal Iduna Park, sebagaimana yang dilakukan suporter Paris Saint-Germain ketika tim Ibu Kota Prancis itu menjamu Dortmund di Parc des Princes.
Revierderby adalah derbi yang sangat panas, Bung. Mana mungkin berharap hal itu tidak terjadi. Mana mungkin berharap, seminimal-minimalnya, para suporter yang berkumpul itu mempraktikkan social distancing.
ADVERTISEMENT
Kerumunan memang menjadi potensi bahaya penularan virus corona. Kalian tahu laga Liga Champions antara Atalanta dan Valencia di Stadion San Siro, Milan, pada 19 Februari 2020?
Laga yang dihadiri oleh lebih dari 40.000 penonton di dalam stadion itu diduga sebagai penyebab utama merebaknya virus corona di Italia, terutama di Bergamo --basis fans Atalanta.
Setidaknya, itu menurut keterangan dua orang dari Rumah Sakit Pope John XXIII di Bergamo: Fabiano di Marco, kepala ahli pneumatik; dan Luca Lorini, kepala unit perawatan intensif.
"Saya yakin 40.000 orang saling berpelukan dan berciuman sambil berdiri dalam jarak satu sentimeter. Empat kali, karena Atalanta mencetak empat gol, jelas merupakan akselerator besar untuk penularan," ujar Lorini kepada Corriere della Sera, dilansir Sky Sports.
ADVERTISEMENT
Ya, dalam laga itu, Atalanta menang 4-1. Kebahagiaan yang membuncah di antara suporter mereka, tentunya.
Sementara Di Marco menyoroti bahwa kemudian para suporter yang terinfeksi itu membawa virus corona ketika berangkat dan pulang dengan kendaraan umum. Fenomena ini telah menjadi 'bom biologis', katanya.
Pernyataan itu senada dengan pendapat Wali Kota Bergamo, Giorgio Gori. Dia juga menyebut laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions itu sebagai sumber utama penularan.
"Sangat mungkin 40.000 orang Bergamo di tribune San Siro, bersama-sama, saling menularkan virus di antara mereka. Sayangnya, kita tidak mungkin tahu. Tidak ada yang tahu virus itu sudah ada di sini. Tak terhindarkan," ujarnya, dilansir Sky Sports.
Atalanta merayakan kemenangan atas Valencia di leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2019/20. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
Sekadar informasi, pada tanggal laga tersebut dilangsungkan, cuma ada tiga kasus positif corona di 'Negeri Pizza'. Sekarang, mengutip Worldometer, sudah 80.589 kasus virus corona di Italia per 27 Maret 2020 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Bandingkan dengan di Jerman. Pada 13 Maret 2020, ada 3.675 kasus virus corona di sana dan per 27 Maret 2020 waktu setempat terdapat 47.278 kasus.
Bayangkan, jika laga pekan ke-26 Bundesliga 2019/20, terutama Revierderby yang panas itu tetap dihelat, bukan tak mungkin jumlah pengidap virus corona di Jerman kini bisa lebih banyak dari itu, mungkin menyamai Italia.
Kalau penasaran seberapa mengakar rivalitas Dortmund dan Schalke, kalian bisa baca stori kumparanBOLA di bawah ini. Dengan begitu, kalian bisa tahu bahwa nyaris mustahil untuk menyenyapkan ingar-bingar salah satu derbi terpanas di Jerman itu.
Jadi, ya, untuk saat ini, kita memang harus sabar. Sabar untuk tidak main atau menonton laga sepak bola langsung. Semua agar dunia cepat kembali normal.
ADVERTISEMENT
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.