Duncan Ferguson 16:9

'Preman' Bengal Bernama Duncan Ferguson

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
9 Desember 2019 18:31 WIB
comment
66
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duncan Ferguson, pelatih interim Everton. Foto: Action Images via Reuters/Molly Darlington
zoom-in-whitePerbesar
Duncan Ferguson, pelatih interim Everton. Foto: Action Images via Reuters/Molly Darlington
ADVERTISEMENT
"Pesepak bola bengal di Premier League". Kalau membaca kalimat itu, wajah-wajah manusia macam Roy Keane, Eric Cantona, hingga Joey Barton mungkin langsung terlintas di kepala sebagian besar pencinta sepak bola.
ADVERTISEMENT
Ya, sebab setidaknya tiga nama yang disebutkan di atas itu adalah orang-orang yang tak takut jika harus beradu fisik ataupun berkelahi saat bertanding di Premier League. 'Preman' di lapangan. Antagonis.
Namun, tampaknya wawasan kita akan mandek jika tak mengenal nama Duncan Ferguson. Ya, Duncan Ferguson yang itu, yang kini jadi pelatih interim Everton, yang kemarin membawa Richarlison dan kolega menaklukkan Chelsea 3-1.
Duncan Ferguson, pelatih interim Everton, berselebrasi memeluk anak gawang saat Everton mencetak gol ke gawang chelsea. Foto: REUTERS/Andrew Yates
Sepanjang kariernya membela Everton, Ferguson bukanlah penyerang haus gol macam Alan Shearer, Thierry Henry, atau Robbie Fowler sekalipun. Per Transfermarkt, pria Skotlandia itu hanya membikin 65 gol dari 253 laga lintas kompetisi bersama Everton.
Namun, riwayat bengalnya itulah yang mungkin mampu membuat namanya abadi. Tak lekang oleh waktu.
ADVERTISEMENT
Ya, kalau untuk urusan bikin onar, Ferguson enggak kalah. Misalnya, pada April 1994, saat masih membela Glasgow Rangers, Ferguson menanduk pemain Raith Rovers, Jock McStay, di lapangan.
Ya, memang, sih, kejadiannya di kompetisi sepak bola di Skotlandia. Tapi masalahnya, hukuman terberat akibat aksinya itu baru dia terima pada Oktober 1995 (saat sudah membela Everton). Dia dijatuhi hukuman penjara selama tiga bulan.
Ya, pada akhirnya, orang memang tidak bisa lari dari hukum. Tapi The Toffees tentu jadi rugi, dong karena ulah masa lalunya itu.
Apakah pria kelahiran 27 Desember 1971 itu jadi kapok? Sayangnya, enggak. Dia tercatat beberapa kali kembali berulah.
Duncan Ferguson saat berkostum Everton. Foto: AFP
Ferguson dituduh telah melakukan rasialisme kepada pemain Fulham asal Portugal, Luis Boa Morte, usai laga putaran keempat Piala FA pada Januari 2004. Namun, kali itu Ferguson bisa lolos dari hukuman karena katanya pihak FA tidak menemukan bukti cukup.
ADVERTISEMENT
Aksinya yang mungkin paling gila dipertontonkan pada Maret 2004. Di laga Premier League antara Everton kontra Leicester City, Ferguson mencekik leher pemain The Foxes, Steffen Freund.
Betul-betul dicekik secara harfiah. Entah, apa yang merasukinya waktu itu.
Akibat aksinya itu, dia diganjar kartu kuning kedua dalam laga yang berlangsung di Walkers Stadium itu. Komisi disiplin FA juga menghukumnya dengan larangan bermain empat laga dan denda 10.000 Poundsterling atas aksi tak terpujinya itu.
Titik terendah Ferguson adalah pada musim 2005/06, musim terakhirnya sebelum pensiun sebagai pemain. Bukannya memberi kenang-kenangan yang baik, Ferguson malah meninggalkan memori kelam lainnya.
Ulah pemungkasnya terjadi dalam laga kontra Wigan Athletic pada 31 Januari 2006. Sejatinya, Ferguson baru masuk lapangan pada menit 73. David Moyes menunjuknya untuk menggantikan Mikel Arteta. Waktu itu, kondisinya skor masih 1-1.
ADVERTISEMENT
Arteta yang gelandang digantikan oleh Ferguson yang seorang penyerang. Oke, berarti ada indikasi bahwa Everton mau lebih menyerang untuk mengamankan tiga poin di kandang The Latics.
Akan tetapi, bukannya bikin gol, Ferguson malah bikin rusuh pada menit 80. Dia ribut dengan pemain tuan rumah, Paul Scharner dan Pascal Chimbonda. Ferguson memukul perut pemain yang disebut pertama.
Sulit diterima akal sehat. Alhasil, Ferguson diganjar larangan bermain selama enam laga.
Pada Oktober 2007, Scharner buka suara kepada Daily Mail soal keributan itu. Pria Austria itu memang kesal, tapi dia juga sempat-sempatnya memuji pukulan Ferguson.
"Duncan Ferguson menyikutku di leher tiga kali dan itu membikin aku marah. Aku bersumpah serapah kepadanya dalam Bahasa Austria dan aku tahu dia tidak mungkin memahaminya," katanya.
ADVERTISEMENT
"Dia lalu tiba-tiba memukul perutku. Dia diusir, tapi aku mulai menghargai bagaimana dia mendapatkan reputasinya sebagai orang yang keras. Itu pukulan yang bagus, harus kuakui," ungkapnya.
Duncan Ferguson saat berkostum Everton. Foto: AFP
Berdasarkan data Transfermarkt, selama membela Everton, Ferguson mengoleksi 37 kartu kuning dan delapan kartu merah. Catatan yang cukup banyak untuk ukuran seorang penyerang.
Jumlah kartu merahnya menyamai jumlah yang diterima kapten legendaris Arsenal, Patrick Vieira. Sekadar catatan, Vieira itu dulunya gelandang bertahan, sehingga 'wajar' kalau akrab dengan kartu. Vieira juga mengoleksi 96 kartu kuning selama membela Arsenal.
Namun, kelakuannya yang suka bikin onar itu malah mampu menjadi inspirasi bagi seorang musisi untuk berkarya. Ya, komposer kelahiran Finlandia bernama Osmo Tapio Raihala mendedikasikan sebuah komposisi orkestra simfoni puisi untuknya.
ADVERTISEMENT
Karyanya itu dijuduli 'Barlinnie Nine'. Karya itu pertama kali diperdengarkan pada April 2005.
"Saya mendapat ide itu saat dia (Duncan Ferguson) dipenjara [pada tahun 1995] dan [padahal dia waktu itu] baru saja jadi figur populer Everton. Ini memperhitungkan kontradiksi di dalam dirinya. Dia punya sisi agresif, tetapi dia juga punya sisi nada liris, seperti fakta dia memelihara merpati," ujar Raihala, dilansir Scotsman.com.
Ada yang bilang, judul itu terinspirasi dari nama penjara tempat Ferguson pernah mendekam: HM Barlinnie di Skotlandia.
Sementara itu, 'Nine' merujuk pada nomor punggung yang pernah dikenakannya di Everton: 9. Namun, Ferguson juga pernah memakai nomor 24 dan 10.
Ya, pada akhirnya, Duncan Ferguson memang salah satu tukang bikin onar paling fenomenal sepanjang sejarah sepak bola Inggris.
ADVERTISEMENT
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten