
Ricardo Carvalho: Jason Bourne di Lini Belakang Chelsea
18 Mei 2020 15:22 WIB

ADVERTISEMENT
Pat Nevin memutar ingatannya. Legenda Chelsea itu berusaha menggali memori ihwal mantan pesepak bola yang berkontribusi membesarkan reputasi The Blues.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Nevin teringat dua eks rekan setimnya, Dale Jasper dan John McNaught. Kemudian, dia bisa dengan mudah menemukan gambaran wajah John Terry dan Marcel Desailly di ruang galeri kepalanya kala memikirkan bek tengah ikonik Chelsea.
Namun setelah berusaha keras mengeksplorasi lebih jauh, pria 56 tahun tersebut menemukan satu nama lagi: Ricardo Carvalho.
Jangan lupa, dong. Ketika klub asal 'London Biru' itu bisa menjuarai Premier League secara back-to-back di era pertama kepelatihan Jose Mourinho, bek asal Portugal itu adalah teman duet Terry di lini belakang tim.
"Dia pemain yang fantastis untuk Chelsea, berhasil menjadi bek kelas dunia sekaligus tokoh yang layak dipuja. Aku heran bisa lama betul mengingatnya. Well, itu tentu saja karena aku begitu mengidolai David Luiz (bek tengah asal Brasil)," tulisnya di situs resmi Chelsea.
ADVERTISEMENT
Mungkin terdengar cukup aneh bagi sebagian orang mendengar alasan Nevin itu. Bisa-bisanya, dia lebih teringat Luiz, bek yang terkadang bertingkah konyol, ketimbang Carvalho, bek yang digambarkannya sebagai 'pembunuh' di lapangan.
Atau mungkin, itu karena manusia lebih gampang mengingat hal 'lucu' daripada sesuatu yang berbau thriller. Well, mungkin itulah sebabnya film 'Minions' lebih laris dibandingkan 'Jason Bourne'. Sebagai catatan, di sini kita bicara soal film 'Jason Bourne' rilisan 2016 saja, bukan serinya secara keseluruhan, ya.
Omong-omong, Nevin memang mengibaratkan Carvalho laiknya tokoh utama film yang dibintangi Matt Damon itu, lho. Alasannya, karena alumnus akademi FC Porto itu merupakan aset besar bagi Chelsea pada masanya (2004-2010).
"Semua orang tahu Ricardo menguasai seni gelap yang mematikan. Dia adalah aset bagi tim, mirip Jason Bourne. Sulit untuk menghindar darinya," terang pria yang membela Chelsea selama 1983-1988 itu.
Untuk urusan gaya bermain, Nevin tak menganggap Carvalho sebagai bek yang cuma 'asal gebok'. Menurutnya, pria kelahiran Amarante itu juga pemain yang genius.
ADVERTISEMENT
"Dia bukan hanya seorang 'pembunuh' di [lapangan] sepak bola. Di atas semua atribut lainnya, kemampuannya yang berkelas dunia adalah membaca permainan dan menganalisis potensi arah serangan lawan," jelasnya.
"John Terry juga andal dalam membaca bahaya. Nah, kerja samanya dengan Ricardo di jantung pertahanan dan Makelele di tengah membuat lawan sangat kesulitan menembus pertahanan, meski mengerahkan jiwa dan raga sekalipun," sambungnya.
Makanya, ketika menjuarai Premier League 2004/05, Chelsea cuma kebobolan 15 gol, 'kan? Itu rekor, lho.
Rekor itu bisa tercipta karena Carvalho bisa menjadi teman duet yang ajib bagi Terry. Dan juga, Claude Makelele dan pemain lain juga tak kalah kontributif tentunya.
Namun, tidak adil jika menyebut John Terry adalah Batman, sedangkan Carvalho adalah Robin. James Milin-Ashmore dalam kolomnya di These Football Times lebih suka Carvalho disebut sebagai Batmobile--aset andalan Batman.
ADVERTISEMENT
"Keduanya mampu melakukan hal-hal besar, tetapi kekuatan mereka meningkat secara eksponensial ketika mereka bekerja sama," tulis si kolumnis.
Selama membela Chelsea, Carvalho tiga kali mengangkat trofi Premier League dan masing-masing dua kali merasakan gelar juara Piala Liga Inggris dan Community Shield. Sempat kemudian membela Real Madrid dan AS Monaco, dia mengakhiri kariernya bersama Shanghai SIPG pada 2017.
Hari ini, 18 Mei 2020, pria yang kini menjabat asisten pelatih di Marseille itu resmi berusia 42 tahun. Panjang umur, legenda!
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.