Konten dari Pengguna

Samuel Eto'o, Pemain Didikan Real Madrid yang Menjadi Legenda Barcelona

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
10 Maret 2020 10:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supersoccer tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Samuel Eto'o merayakan gol di El Clasico. Foto: AFP/Javier Soriano
zoom-in-whitePerbesar
Samuel Eto'o merayakan gol di El Clasico. Foto: AFP/Javier Soriano
ADVERTISEMENT
Semula, Samuel Eto’o mungkin mengira Real Madrid adalah jalan takdirnya. Meski mendapat tawaran masuk akademi klub Ibu Kota Spanyol itu pada 1996, tetapi justru 'jalan ninja' si penyerang Kamerun adalah merengkuh kesuksesan bersama Barcelona.
ADVERTISEMENT
Bersama raksasa asal Catalunya itu, Eto’o meraih berbagai trofi juara: Tiga trofi La Liga, satu Copa del Rey, dua Piala Super Spanyol, dan dua Liga Champions.
Selama membela Barcelona (2004-2009), per Transfermarkt, Eto'o total mencetak 130 gol dan 40 assist dari 199 laga lintas kompetisi. Penyerang berbahaya pada masanya.
Berbanding terbalik dengan nasibnya kala masih terikat kontrak profesional bersama Real Madrid (1997-2000). Eto’o cuma tujuh kali turun laga tanpa mencetak gol, bahkan dia lebih sering dipinjamkan sana-sini.
Salah satunya, Eto'o sempat dipinjamkan Los Blancos ke Real Mallorca. Namun siapa sangka? Klub yang bermarkas di Palma, Pulau Belearic, itu ternyata adalah penghubung antara satu takdirnya dengan takdirnya yang lain.
ADVERTISEMENT
Jika Eto’o mengaku tak bahagia di Madrid, lantaran merasa tak dihargai, maka waktu berseragam Mallorca yang dirasakannya adalah sebaliknya. Pemain kelahiran 10 Maret 1981 itu merasa bahagia.
Awalnya Eto’o dipinjamkan ke klub berjuluk Los Bermellones pada Januari 2000. Dia lalu resmi dilepas Madrid dan 100 persen jadi milik Real Mallorca setelah akhir musim 1999/2000.
Meski begitu, Eto’o mengaku tak pernah menyesal bergabung dengan Real Madrid, bahkan berterima kasih kepada orang-orang yang dulu memperlakukannya dengan baik, seperti Fabio Capello yang saat itu menjabat manajer Madrid; dan Jose Martinez Pirri selaku legenda klub.
Namun, Eto’o adalah seorang profesional. Dia menunjukkan ungkapan 'terima kasihnya' itu dengan caranya sendiri, terutama saat masih membela Real Mallorca: Mencetak 7 gol dan 3 assist dari 12 laga kontra Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Lho, cara berterima kasihnya, kok, nyakitin?
Oh, tidak. Di La Liga, kita mungkin melihat bahwa Eto’o tampil garang dan beringas bersama Mallorca dan Barcelona. Namun, kita tahu bahwa Real Madrid mempunyai sistem akademi yang bagus dan Eto’o sempat menimba ilmu di sana.
Bisa jadi, terlepas dari berbagai faktor yang ada, kehebatan Eto’o itu adalah hasil didikan Real Madrid. Masuk akal?
Karena enggak berkesempatan menunjukkan hasil ‘belajarnya’ itu bersama tim utama Real Madrid, maka dia menunjukkannya bersama Mallorca --lalu juga Barcelona. Mungkin, lho, ya.
Oh iya, sekadar catatan, saat membela Barcelona, dia mencetak 4 gol dan 2 assist ke gawang Madrid. Artinya, di antara klub-klub yang pernah dihadapinya sepanjang kariernya, Eto’o paling banyak mencatatkan assist saat melawan Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Real Madrid --juga Osasuna-- berada di urutan ketiga klub yang paling sering dibobolnya (11 gol), setelah Deportivo (13) dan Real Betis (14). Semua data diambil dari Transfermarkt.
Namun, kenapa beringasnya harus ke gawang Real Madrid?
Dalam hidup ini, agar orang menyadari kehebatanmu, caranya tidak bisa dengan sekadar bicara. Namun, kamu mesti menyertakan juga aksi yang dapat membuat orang sadar bahwa ternyata dirimu itu berharga.
Mungkin begitu juga Eto’o. Pria yang pada hari ini, 10 Maret 2020, berulang tahun yang ke-39 itu mungkin ingin membuktikan bahwa hasil didikan Madrid berhasil. Caranya? Ya, bobol saja gawang mereka.
Samuel Eto'o pernah memperkuat Real Madrid dan Barcelona. Foto: AFP/Lluis Gene
Harusnya, fans dan para pemain Real Madrid enggak usah marah waktu Eto’o menjebol gawang mereka. Lha wong, itu artinya Real Madrid berhasil didik eks pemainnya, kok. Iya, toh?
ADVERTISEMENT
Artinya apa? Berarti akademi sepak bola Real Madrid memang benar-benar bagus. Bahkan harusnya, Lorenzo Sanz, Presiden Real Madrid periode 1995-2000, buru-buru bikin konferensi pers.
“Eto’o itu masuk Real Madrid pada waktu saya menjabat presiden!” begitu mestinya.
Kalau sampai kejadian begitu, yakin deh, penerus Sanz, Florentino Perez, bakal kebakaran jenggot. Bingung kalah pamor.
Florentino Perez. Foto: Reuters
Jadi mungkin… ya, mungkin aja dengan membobol gawang Real Madrid sesering mungkin, Eto’o hendak mempromosikan akademi Real Madrid. Agar banyak anak-anak yang pengin jadi pesepak bola lebih memilih masuk akademi Real Madrid dibandingkan akademi klub lain.
Kalau saja Real Madrid peka, harusnya manajemen memampang spanduk berisikan wajah-wajah para pemain binaan mereka yang sudah sukses di Santiago Bernabeu dan kantor La Fabrica. Ala-ala spanduk bimbel gitu. Oke banget, ‘kan?
ADVERTISEMENT
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League. Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran Liga Inggris, bisa ke Mola TV; dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer, bisa cek list schedule-nya di SSCornerID. Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersey original.