Mikel Arteta

Sejak Masih Jadi Pemain, Mikel Arteta Sudah Punya Jiwa Seorang Pelatih

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
4 April 2020 14:13 WIB
comment
57
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mikel Arteta. Foto: Reuters/John Sibley
zoom-in-whitePerbesar
Mikel Arteta. Foto: Reuters/John Sibley
ADVERTISEMENT
Apa hal yang dilakukan Mikel Arteta selepas dirinya terbebas dari virus corona? Salah satunya, langsung memberikan PR bagi skuat Arsenal besutannya. Walah-walah, santuy sedikit, dong, Arteta.
ADVERTISEMENT
Namun, ya, mau bagaimana lagi? Jiwa seorang pelatih sepak bola memang telah merasuki kalbunya sejak lama, bahkan sejak dia masih menjadi pemain.
Itu yang ngomong Tim Cahill, eks rekan setimnya di Everton. Ya, pelatih asal Spanyol tersebut dan si pria Australia memang pernah main bareng untuk The Toffees selama 2005-2011.
Sejatinya, Cahill merapat lebih dulu ke Goodison Park pada 2004 dan meninggalkannya pada 2012. Namun intinya, selama satu tim bareng, Cahill bisa merasakan aura kepemimpinan Arteta, meski Arteta bukanlah kapten utama tim.
"Mikel selalu menjadi pelatih, bahkan sewaktu masih jadi pemain. Dia menerima informasi, mendengarkan, dan akan selalu mencari opsi lain. Pada saat yang sama, dia akan terus berbicara dengan pemain lain," kata Cahill kepada Sky Sports.
ADVERTISEMENT
"Dia adalah pemimpin yang baik. Dia mampu membuatku tertarik berteman dengannya karena kami memiliki pemahaman alami di lapangan, hanya berdasarkan gerakan dan caranya mengirim umpan silang. Kami berbicara di dalam dan di luar latihan, menganalisis tim lawan dan diri sendiri," lanjutnya.
Sosok kelahiran Sydney itu juga mengajak kita untuk menengok dengan siapa saja Arteta pernah berguru. Dua pelatih terikonik yang pernah membimbingnya adalah David Moyes dan Arsene Wenger.
Lalu, usai pensiun, Arteta menjadi tangan kanan Pep Guardiola. Jadi, Arteta punya banyak ilmu berharga untuk menjadi pelatih kawakan di masa depan.
"Menurutku, tetap di Manchester City adalah opsi fantastis baginya, tetapi dia harus keluar sarang, dan Arsenal adalah klub luar biasa. Sayangnya, terlepas dari semua spekulasi, dia tak bergabung dengan Everton yang kucintai, tetapi di Arsenal dia melakukan pekerjaan luar biasa," ujarnya.
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta. Foto: Reuters/Paul Childs
"Dia punya kapasitas mengubah budaya, tujuan, dan citra klub, dan Anda sudah dapat melihat para pemain mengaplikasikannya. Tentu butuh waktu, tetapi aku tak sabar untuk melihat bagaimana dia akan berkembang karena dia di sana untuk jangka panjang," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sejak direkrut pada Desember 2019, rekor Arteta di Arsenal adalah 8 kali menang, 6 kali imbang, dan 2 kali kalah. Tidak terlalu buruk, bukan? Bersyukurlah para fan The Gunners bahwa Arteta memilih kembali ke Stadion Emirates ketimbang tempat lain.
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten