CVR, Liverpool

Sensasi Liverpool di Awal Abad Ke-21: Gondol 3 Trofi pada Musim 2000/01

Supersoccer
Situs web sepak bola terlengkap menampilkan berita sepak bola internasional, preview highlights pertandingan ligaEropa, klub dan pemain, statistik pertandingan.
13 April 2020 16:29 WIB
comment
30
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Liverpool FC. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Logo Liverpool FC. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mana tim Liverpool favorit kalian? Skuat juara Liga Champions 2004/05, skuat juara Liga Champions 2018/19, atau skuat fenonemal Premier League 2019/20?
ADVERTISEMENT
Nah, biar kalian tambah bingung, kami sebutkan satu lagi skuat terbaik Liverpool di abad ke-21. Itu adalah skuat yang memenangi tiga gelar sekaligus pada musim 2000/01.
Well, boleh dibilang tim asuhan Gerard Houllier itu adalah skuat terbaik Liverpool versi Dietmar Hamann. Pria Jerman itu punya alasan sendiri.
"Kami memiliki staf pelatih hebat: Phil Thompson, Sammy Lee, dan Patrice Bergues. Saya enggak yakin orang menyangka kami bisa memenangi trofi begitu cepat pada musim [2000/01], tetapi itu menunjukkan seberapa cepat kami mengompakkan diri dan jumlah bakat yang kami miliki," ujarnya kepada Liverpool Echo.
"Saya akan bilang itu adalah skuat terbaik semasa saya bermain. Melihat kekuatannya secara mendalam, itu lebih baik daripada tim yang memenangi Liga Champions 2004/05," lanjut sosok pengisi lini tengah The Reds selama 1999-2006 itu.
ADVERTISEMENT
Jadi, begini. Usai terakhir kali menjuarai Liga Inggris (First Division) pada 1989/90, Liverpool tercatat cuma memenangi dua trofi (Piala FA 1991/92 dan Piala Liga Inggris 1994/95) hingga satu dekade setelahnya.
Logo Liverpool di pagar Anfield. Foto: AFP/Paul Ellis
Nah, enggak heran jika pada waktu itu publik bertanya-tanya, "Kapan, nih, Liverpool juara lagi? Trofi apa pun itulah". Eh, nyatanya, tak butuh waktu lama usai memasuki abad ke-21, Liverpool mampu memenangi tiga trofi sekaligus pada 2000/01.
Memang, sih, bukan Premier League. Namun, ayolah, merengkuh tiga trofi bergengsi dalam semusim itu enggak gampang. Trofi yang dimaksud adalah Piala Liga Inggris, Piala FA, dan Piala UEFA (sekarang Liga Europa).
"Kami mungkin bisa kalah di tiga final 2001 itu, tetapi kami memenangi semuanya," kata Hamann.
Dietmar Hamann saat berjersi Liverpool Foto: Getty Images
Di laga final Piala Liga Inggris, Liverpool mengalahkan Birmingham City. Sebenarnya, Liverpool bisa saja memenangi laga yang berlangsung di Millennium Stadium pada 25 Februari 2001 itu dalam waktu 2x45 menit saja.
ADVERTISEMENT
Toh, Robbie Fowler sudah membawa 'si Merah' unggul 1-0 pada babak pertama. Namun sialnya, di pengujung laga, Darren Purse menyamakan kedudukan. Jadi, gelar juara mesti ditentukan via babak adu penalti.
Robbie Fowler. Foto: Ross Kinnaird/Getty Images
Kegagalan Hamann melaksanakan tugas sebagai eksekutor bisa termaafkan karena Gary McAllister, Nick Barmby, Christian Ziege, Fowler, dan Jamie Carragher sukses menunaikan tugasnya. Di sisi lain, dua penendang di kubu Birmingham juga gagal. Alhasil, Liverpool juara, deh.
Lalu, gelar juara yang kedua ditentukan pada 12 Mei 2001. Di stadion yang sama, Liverpool mengukir kisah manis serupa. Cuma lawannya saja yang beda. Kali ini, mereka mengalahkan Arsenal dengan skor 1-2.
Sebetulnya, skuat besutan Arsene Wenger mampu unggul lebih dulu pada menit 72 lewat gol Freddie Ljungberg. Namun, berterima kasihlah para fan Liverpool kepada Michael Owen. Penyerang yang kemudian dianugerahi Ballon d'Or itu membuat dua gol pada menit 83 dan 88. Trofi Piala FA itu pun diangkut ke Anfield.
Michael Owen. Foto: AFP/PAUL ELLIS
Empat hari setelahnya, Sami Hyypia dan kolega memenangi pertempuran hujan gol atas Deportivo Alaves. Sepanjang 120 menit, Liverpool dan wakil La Liga itu silih berganti mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Total, ada sembilan gol yang tercipta. Sensasional.
Pencetak gol bagi kubu 'Merseyside Merah' adalah Markus Babbel, Steven Gerrard, McAllister, dan Fowler. Sementara itu, Alaves menyumbangkan nama Ivan Alonso, Javi Moreno (2 gol), Jordi Cruyff, dan Delfi Geli sebagai deretan pencetak gol mereka.
Cuma sayangnya, nama yang disebut terakhir itu mencetak gol ke gawangnya sendiri pada menit 117. Tak pelak, Liverpool-lah yang berhak menggondol trofi Piala UEFA ke Anfield.
"Stevie (Steven Gerrard) menjadi [versi terbaik] dirinya sendiri dan itu adalah era terbaik Michael Owen. Awal 2000-an adalah masa Owen berada di puncaknya. Dia begitu cepat, cepat banget, dan dia memberi kami dimensi lain," terang Hamann.
"Steve Gerrard... Gerrard. He can pass 40 yards." Foto: IAN KINGTON / AFP
"Kecepatan Owen sangat berdampak kepada tim dan memberi pemain lain seperti Jari Litmanen ruang untuk mengeluarkan maginya."
ADVERTISEMENT
"Dan kemudian, ada Vladimir [Smicer] yang selalu membantu. Patrik Berger juga. Meski tidak bermain banyak karena cedera, tetapi dia adalah pemain yang luar biasa."
"Kami memiliki kecepatan, akal, dan kekuatan terbesar kami adalah pertahanan karena jika kami butuh membuat nirbobol, kami selalu bisa bertahan dengan baik," jelasnya.
Kurang lebih itulah tokoh-tokoh dan gambaran kemampuan andalan tim Liverpool musim 2000/01. Enggak heran kalau mereka bisa menjuarai tiga kompetisi sekaligus, meski di Premier League cuma menduduki peringkat tiga.
Gerard Houllier, otak di balik tiga trofi itu. Foto: LOIC VENANCE / AFP
Khusus Owen, dia adalah topskorer bagi Liverpool musim itu. Torehannya adalah 24 gol dari 46 laga lintas ajang. Di posisi kedua, ada Emile Heskey yang membukukan 22 gol dari 56 laga lintas kompetisi.
Dan bicara soal nirbobol, enggak enak, ah, kalau nama kiper mereka waktu itu enggak disebut di stori ini. Namanya Sander Westerveld. Tuh.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagaimana? Apakah tim Liverpool 2000/01 masuk daftar tim Liverpool favorit kalian?
---
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten