Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Wilfred Ndidi: 'Algojo' di Lini Tengah Leicester City
13 November 2019 20:29 WIB
ADVERTISEMENT
Usai menjuarai Premier League musim 2015/16, prestasi Leicester City tiba-tiba merosot lagi. Mereka balik menjadi klub medioker dengan berturut-turut finis di peringkat 12, sembilan, dan sembilan dalam tiga musim teranyar.
ADVERTISEMENT
Namun, musim ini mereka tampak kembali menunjukkan tajinya. Sudah 12 pekan Premier League 2019/20 berjalan, The Foxes masih menyajikan performa yang menjanjikan: Delapan kali menang, dua kali imbang, dan dua kali kalah.
Orang-orang boleh saja mengapresiasi Jamie Vardy dan James Maddison di balik performa apik Leicester City musim ini. Sebab, mereka sejauh ini sudah membukukan 29 gol --terbanyak kedua setelah Manchester City .
Selain itu, skuat pujaan publik King Power Stadium juga cuma kebobolan delapan gol --paling baik se-Premier League. Untuk hal ini, bolehlah kita memuji Kasper Schmeichel , Ricardo Pereira, hingga Caglar Soyuncu.
Namun, jangan lupa, di balik serangan yang ciamik dan pertahanan yang apik, ada lini tengah yang solid. Dan salah satu figur yang layak diapresiasi musim ini adalah Wilfred Ndidi .
ADVERTISEMENT
***
Salah satu pemain kunci di balik suksesnya klub asal East Midlands itu menjuarai Premier League empat musim silam adalah N'Golo Kante. Bersama Danny Drinkwater, gelandang bertahan asal Prancis itu mampu menjaga keseimbangan lini tengah skuat Claudio Ranieri dengan baik.
Namun, pelatih Leicester City sekarang, Brendan Rodgers, tidak memiliki Kante di dalam skuatnya. Meski begitu, kini mereka punya Wilfred Ndidi, yang mempunyai peran dan tugas serupa dengan Kante era Ranieri.
Menurut catatan WhoScored, Ndidi dan Aaron Wan-Bissaka (Manchester United) adalah pemain yang punya catatan tekel sukses terbaik dengan rata-rata 5,4 per laga. Selain itu, dia dan Etienne Capoue (Watford) adalah pemain yang balik banyak melakukan intersep, yakni 3,3 per laga.
ADVERTISEMENT
Gelandang asal Nigeria itu juga tercatat sebagai pemain dengan jumlah rata-rata aksi memblok operan terbanyak ketiga, yakni 2 per laga. Kepiawaiannya menghentikan merebut bola atau serangan lawan terlihat dari rata-rata pelanggarannya yang hanya 1,6 per laga --urutan ke-25 di Premier League.
Untuk ukuran gelandang bertahan, kemampuan dribel pemain yang sudah membela The Foxes sejak 2017 ini juga enggak buruk-buruk amat. Ndidi sejauh ini mencatatkan 0,9 dribel sukses per laga --terbaik keenam di skuat Leicester City.
Kalaupun ada aspek yang berpotensi untuk dikembangkan adalah kemampuan duel udaranya. Sementara ini, Ndidi adalah pemain terbaik keempat Leicester City untuk urusan menang duel udara, yakni 2,2 per laga.
Ya, tinggi badan adalah salah satu hal yang membedakannya dengan Kante. Pemain berusia 22 tahun ini punya tinggi sekitar 183 sentimeter, sedangkan Kante hanya sekitar 168 sentimeter.
ADVERTISEMENT
Gelandang bertahan yang andal dalam duel udara? Kenapa tidak?
Oh iya, dari total 11 laga Premier League yang telah dilakoninya musim ini, Ndidi juga sudah membikin dua gol, lho. Kedua gol itu dicetak usai memanfaatkan skema bola mati. Satu dengan kaki kanan, satu dengan kepala.
Jadi, seandainya Ndidi mampu tampil konsisten dan bebas dari cedera, maka bukan tidak mungkin Leicester City bisa jadi penantang juara bagi Liverpool. Celakanya, jika Ndidi absen, maka Rodgers harus putar otak mencari pengganti yang sepadan.
----
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League . Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer , gratis! Ayo, buruan daftar di sini . Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV , dan jersey original.
ADVERTISEMENT