Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Aura Mistis Hutan Kalimantan
8 Oktober 2022 14:34 WIB
Tulisan dari Suprianto Haseng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pulau Kalimantan dikenal sebagai wilayah yang memiliki banyak hutan. Hingga kini masih ada hutan di kalimantan yang masih asri dan belum banyak dieksplorasi. Hutan kalimantan juga disebut oleh sebagian orang penuh dengan aura mistis.
ADVERTISEMENT
Hutan kalimantan tidak hanya dikenal dengan eksotisme hutannya, tetapi di pulau ini pun memiliki beragam tempat atau daerah yang bernuansa angker. Hutan yang berpenunggu.
Di sini, aku ingin menceritakan terkait “aura mistisnya hutan kalimantan” yang ada di Kalimantan Utara tepatnya di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan. Cerita ini berdasarkan dari penuturan dan kisah nyata yang dialami oleh Ayah ketika pertama kali menjejaki hutan daerah Nunukan Kalimantan Utara
Ayahku adalah salah satu buruh migran yang berasal dari Pulau Sulawesi Selatan yang pernah menjadi tenaga kerja Indonesia di Negeri Seberang, Malaysia. Pada tahun 1994 Ayah serta teman-temannya memutuskan untuk kembali ke tanah air, Indonesia dan daerah yang menjadi tujuan adalah Kabupaten Nunukan
Ayahku bersama temannya sepakat untuk membuka lahan di salah satu pulau terluar kalimantan yaitu Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Malaysia. Pernah suatu waktu, ayah bercerita terkait pengalamannya di tengah hutan yang diganggu oleh makhluk gaib dan beliau mendengarkan sendiri suara bayi menangis menjelang maghrib yang membuat bulu kuduk merinding.
ADVERTISEMENT
Ayah pernah tersesat ditengah hutan, padahal lokasi hutan yang ayah lewati tidaklah jauh dari bahu jalan. Kejadian ini terjadi pada sekitar tahun 2001. Ketika itu, aku masih kecil usia 7 tahun. Dan aku belum menginjakkan kaki di Indonesia. Masih berada di negara tetangga. Ayah juga masih bolak balik tiap empat bulan ke negara seberang.
Ayah menceritakan kisahnya yang mungkin menjadi pengalaman berharga dalam hidupnya. Pengalaman yang memberikan banyak pengajaran hidup. Kita hidup didunia ini berdampingan dengan mereka makhluk gaib yang tak kasat mata. sudah seharusnya kita menghormati daerah dimana kita pijak.
Ketika itu, Ayah hendak pergi ke rumah temannya. Sebut saja Paman Andi Baso di sebelah bukit yang jauh di sana. Untuk mencapai kediaman Paman Andi Baso, Ayah harus melewati hutan yang berbukitan dengan berjalan kaki. Waktu yang ditempuh sekitar setengah hari. Ketika itu Pulau Sebatik masih dikelilingi hutan belantara. Belum ada akses jalan raya dan rumah warga juga masih satu persatu yang jaraknya dan sangat berjauhan.
ADVERTISEMENT
Pada malam hari ayah sudah berkemas untuk pergi ke rumah paman Andi Baso. Ayah sudah menyiapkan kawali, (Senjata tradisional khas masyarakat Asli Bugis). Kawali ini senantiasa menemani ayah kemanapun beliau pergi. Tak lupa juga ayah menyiapkan parang panjangnya khusus untuk menebas pepohonan di tengah hutan untuk membuka jalan.
Pagi hari ayah sudah berangkat lengkap dengan bekal berupa nasi lengkap dengan lauknya sebagai bekal makan siangnya. Sekitar siang ayah sudah berada dikediaman paman Andi Baso. Karena Paman Andi Baso tidak mengetahui bahwa Ayah akan berkunjung ke rumahnya, Paman Andi Baso tidak berhasil ayah temui. Ayah hanya bertemu dengan Istri Paman Andi Baso. Ayah hanya sempat menitipkan pesan ke Istri beliau.
ADVERTISEMENT
Mengingat waktu yang cukup lama untuk ditempuh. Ayah segera pamit untuk pulang ke rumah dan tentu saja Ayah melewati jalan yang sama. Namun. dalam perjalanan pulang Ayah merasa ada yang aneh.
Ayah seakan diikuti oleh makhluk gaib. Ayah merasakan bahwa dirinya ditemani oleh seseorang. Ayah bahkan merasa sedang berbicara dengan mahluk itu.
Ayah mendapat bisikan yang mengatakan bahwa jalan pulangnya akan terasa lama untuk ditempuh dan akan berjalan ditempat yang sama tidak menemukan jalan keluar dari hutan. Dan bisikan itu juga menghendaki ayah untuk beristirahat sebentar.
Ayah seakan tak percaya dan mengabaikan bisikan gaib itu. Ayah menghiraukan bisikan gaib itu karena beliau merasa sudah cukup berpengalaman menjelajahi hutan belantara.
ADVERTISEMENT
Apalagi sejak pagi tadi Ayah sudah membuat penanda dengan menebas beberapa pohon sebagai penunjuk jalan. Ayah percaya diri bahwa dia tak akan tersesat menempuh jalan pulang.
Mengingat waktu sudah semakin senja, Ayah mempercepat langkah kakinya. Namun, yang terjadi semakin Ayah mempercepat langkah kakinya, Ayah semakin menjauh dari jalur tempuhnya. Dan ayah juga semakin memasuki wilayah hutan di bawah perbukitan.
Menjelang waktu maghrib, kawasan hutan juga semakin gelap. Ayah tak kunjung menemukan jalan keluar. Ayah sudah berkeliling namun hal yang didapatinya masih berada di kawasan hutan yang sama.
Cukup lama Ayah berada di tengah hutan namun tak kunjung menemukan jalan keluar. Bahkan ketika waktu semakin gelap Ayah mendengar suara tangisan bayi yang cukup kuat ditengah hutan belantara. Ayah semakin penasaran dengan suara bayi itu.
ADVERTISEMENT
Ayah pun memberanikan dirinya untuk mencari sumber suara tangisan bayi. Hal aneh yang Ayah rasakan adalah semakin dicari suara suara, suara tangisan itu malah semakin tak jelas didengar. Ayah sempat berpikir tak mungkin ada orang yang sengaja meninggalkan bayinya sendirian di tengah hutan.
Ayah pun kembali mengurungkan niatnya untuk mencari sumber suara tangisan bayi tersebut. Ayah memutuskan untuk tidak mencarinya lagi dan terus mengabaikan suara tangisan bayi tersebut.
Ayah kembali fokus mencari jalan keluar dan sebisa mungkin bisa keluar dari hutan belantara dimalam hari itu juga. Namun, Ayah tak kunjung menemukan jalan keluar. Ayah sempat merasa ketakutan yang luar biasa berada di tengah hutan sendirian ditemani dengan berbagai suara aneh yang belum pernah didengar sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Di tengah ketakutan dan putus asa mencari jalan pulang, Ayah menemukan sebuah perigi kecil dibawah pohon besar ditengah hutan yang airnya cukup jernih. Air perigi itu juga cukup dingin. Ayah mencoba mengambil air perigi itu untuk membersihkan dirinya dan mencoba beristirahat dibawah pohon beasar itu.
Pohon itulah ayah gunakan untuk bersandar dan beristirahat di tengah gelap hutan. Di tengah istirahatnya, ayah kembali mendapatkan bisikan dari suara gaib.
Sejenak ayah kembali mengingat perbuatannya tadi pagi. Ayah baru ingat bahwa pada saat makan siang di tengah hutan itu ayah lupa berbagi makanan. Dan tidak memohon izin terlebih dahulu dan ayah juga menebas beberapa pohon kecil sebagai penunjuk jalan yang menghalangi jalannya. Mungkin inilah penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Ayah menyadari kesalahannya dan ayah berjanji setelah keluar dari hutan dan berhasil sampai ke rumah, Ayah akan kembali ke hutan memberikan hadiah untuk anak penunggu hutan.
Tak terasa waktu di tengah hutan itu cepat berlalu. waktu sudah menjelang subuh. Ayah melihat di sekelilingnya ternyata ayah sudah sangat jauh memasuki kawasan hutan. Dan tempat sandaran pohon besar dan perigi yang digunakan untuk membersihkan diri itu tidak ada ditempat.
Pohon besar tempat Ayah bersandar dan istirahat menghilang bersama perigi kecil yang berair jernih. Seperti menghilang begitu saja. Kini Ayah berada di bawah bukit dan menemukan dan sudah menemukan jalan untuk pulang.
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah, Ayah bersyukur bisa kembali dengan selamat. Seminggu setelah kejadian itu Ayah kembali memasuki hutan itu dengan membawa sepasang ekor ayam yang belum dewasa untuk dilepaskan di tengah hutan. Ini adalah janjinya yang akan memberikan permainan kepada anak penunggu hutan.
Selang beberapa hari setelah pelepasan ayam di hutan itu, Ayah kembali mendengar suara tangisan bayi tiap malam jumat menjelang maghrib di sekitar pekarangan rumah. Sedang tiada tetangga dekat rumah. Rumah warga masih berjauhan ratusan meter. Ayah mengetahui bahwa suara itu adalah suara salah satu penunggunya.
Ayah kembali mengingatkan kami untuk tidak menegur sesuatu. Dan ketika memasuki suatu wilayah jangan pernah merasa diri hebat sendiri. Dimanapun kita berada harus menghormati adat istiadat setempat. Jangan coba-coba untuk melanggarnya.
ADVERTISEMENT
Kini kawasan Bukit yang sempat membuat ayah tersesat dikenal warga dengan sebutan Bukit Keramat. Sudah banyak kejadian aneh yang tak hanya dialami oleh ayah namun juga menimpa warga.
Bahkan banyak kecelakaan jalan yang terjadi hingga memakan korban seperti kecelakaan mobil dan motor. Kini bukit keramat juga sudah ditempati pos jaga perbatasan TNI Bukit Keramat.
"Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya"
"Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung"
Pepatah itu yang sebaiknya kita pegang dengan erat saat berada di kampung orang dan sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu adat istiadat, kebiasaan dan pantangan masyarakat setempat agar terhindar dari malapetaka.