Bonus Demografi 2030, Bagaimana Pemuda Harusnya Berperan?

Suprianto Haseng
Direktur Program dan Head of Media Millenial Talk Institute, Founder Komunitas Sejumi Indonesia, Penyuluh Antikorupsi Tersertifikasi LSP KPK RI
Konten dari Pengguna
21 November 2022 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suprianto Haseng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bonus Demografi Sumber foto: www.pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bonus Demografi Sumber foto: www.pixabay.com
ADVERTISEMENT
Bonus demografi merupakan keadaan dimana jumlah penduduk suatu negara bertambah pada usia produktif, yang berkisar antara 16 sampai 65 tahun. Peningkatan ini diikuti dengan penurunan angka kelahiran dan kematian.
ADVERTISEMENT
Menurut perkiraan BPS (Badan Pusat Statistik), pertumbuhan penduduk diperkirakan terjadi di Indonesia pada tahun 2030-2040. Artinya, selama periode tersebut bangsa Indonesia didominasi oleh usia produktif (15-64 tahun) dibandingkan dengan usia non produktif.
Bonus demografi merupakan peluang strategis bagi Indonesia dalam akselerasi berbagai jenis pembangunan. Bonus demografi Jika bisa dimanfaatkan dengan baik, akan menciptakan peluang untuk percepatan pembangunan Nasional. Sebaliknya, jika tidak dimanfaatkan akan menjadi masalah nasional.
Untuk itu, saya katakan bahwa Bonus demografi ini ibarat pedang bermata ganda yang bisa menjadi suatu berkah atau kutukan bagi masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, bicara masalah demografi kita harus melihat kualitas SDM bukan pada kuantitas SDM. Jika sumber daya manusia sehat, cerdas berintegritas serta produktif, maka akan membawa kekayaan dan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia
ADVERTISEMENT
Semakin kaya sumber daya manusia usia produktif akan berdampak positif bagi masyarakat Indonesia, karena semakin banyak tenaga kerja yang ikut berproduksi. Hal ini bermuara pada pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pendapatan daerah dan nasional yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun sebaliknya, akan terjadi bencana demografi yang akan menyebabkan penduduk usia kerja menganggur dan persaingan para pencari kerja semakin meningkat karena terbatasnya kesempatan kerja. Jika tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan pengangguran massal dan menambah beban pemerintah.
Persoalanya sekarang mampukah kita menghadapi dan memanfaatkan bonus demografi ini dengan baik. Bagaimana peran sebagai generasi muda dalam menyambut bonus demografi ini sebagai peluang bukan sebagai beban pembangunan nasional.
Persiapan hadapi tantangan bonusdemografi
Berbagai persiapan harus dilakukan untuk menghadapi bonus demografi, terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan kesempatan kerja. Sebagai kelompok yang dominan, generasi muda tentunya berperan penting dalam pembangunan di era bonus demografi.
ADVERTISEMENT
Generasi muda inilah yang menggerakkan roda pembangunan, khususnya di bidang ekonomi, yang diharapkan nantinya dapat membawa bangsa Indonesia menuju pembangunan yang lebih maju dan dinamis.
Dalam rangka menggali potensi dan kemampuan generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia, pemuda harus menjadi motor penggerak perubahan agar Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi. Peningkatan kualitas, kreativitas dan kapabilitas harus menjadi perhatian utama bagi semua pihak khususnya pemerintah.
Peningkatan keterampilan dan kompetensi bagi pemuda mutlak harus dilakukan karena berkaitan dengan peningkatan pemberdayaan diri melalui peningkatan pengetahuan. Idealnya, ini sesuai dengan tuntutan dinamis pasar tenaga kerja. Skill dan kompetensi harus ditingkatkan pada dua sisi secara seimbang, yaitu antara hard skill dan soft skill. Tentu saja pemerintah harus ikut serta berperan memberikan dukungan penuh secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Pemuda sebagai motor penggerak perubahan
Salah satu tujuan strategis pembinaan kepemudaan adalah mewujudkan generasi penerus bangsa yang tangguh, mandiri dan berdaya saing. Selain itu, mempertahankan bonus demografi menuntut kaum muda untuk secara cerdas menerima peran dan peluang
Generasi muda memiliki potensi yang lebih besar untuk bekerja menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk kebutuhan sendiri maupun menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Pembangunan pemuda dapat menentukan keberlanjutan pembangunan ekonomi nasional. Caranya adalah dengan membangkitkan jiwa wirausaha anak muda dan menciptakan wirausahawan muda yang mampu menciptakan lapangan kerja
Oleh karena itu, Pemerintah harus bisa merumuskan beberapa langkah strategis untuk mendorong produktivitas angkatan kerja muda. Ini termasuk pelatihan vokasi atau kejuruan, memperluas kesempatan kerja dan menempatkan pekerja muda di sektor-sektor penting dan strategis untuk pembangunan nasional.
ADVERTISEMENT
Pemuda sebagai penggerak pembangunan desa
Dalam aspek pembangunan desa, pemuda harus bisa menjadi penggerak pembangunan desa. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemuda dalam membangun desa diantaranya adalah;
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi muda, kita harus mengambil peran dalam menyongsong pembangunan nasional. Untuk itu, pemuda harus mampu meningkatkan produktivitasnya dan berpartisipasi penuh dalam mendorong perekonomian dan mencapai keunggulan demografis. Oleh karena itu pembinaan kepemudaan merupakan bagian dari model pembangunan manusia mutlak diperhatikan oleh pemangku kebijakan.
Namun, jangan lupa bahwa anak muda juga harus memiliki kesempatan yang sama. Semua hambatan terhadap peluang pendidikan, ekonomi dan politik harus dihilangkan. sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dan memanfaatkan peluang yang tersedia dengan baik.
Generasi muda juga harus diberi kesempatan yang harus dipastikan tidak hanya untuk saat ini tetapi juga untuk generasi mendatang yang berkelanjutan. Semua jenis modal, baik fisik, manusia maupun lingkungan, harus disediakan.
Pembinaan kepemudaan harus dilaksanakan di semua bagian, tidak hanya di kalangan pemuda saja. Semua elemen negara harus terlibat penuh dalam pengambilan keputusan dan proses yang mempengaruhi kehidupan generasi muda.
ADVERTISEMENT