Konten dari Pengguna

Perilaku Antikoruptif dan Pentingnya Nilai-Nilai Antikorupsi

Suprianto Haseng
Direktur Program dan Head of Media Millenial Talk Institute, Founder Komunitas Sejumi Indonesia, Penyuluh Antikorupsi Tersertifikasi LSP KPK RI
20 Januari 2022 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suprianto Haseng tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aktivis Cinta Indonesia Cinta Anti Korupsi (CICAK) menggelar spanduk raksasa di sisi utara gedung KPK, Jakarta, Minggu (25/11/2012). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis Cinta Indonesia Cinta Anti Korupsi (CICAK) menggelar spanduk raksasa di sisi utara gedung KPK, Jakarta, Minggu (25/11/2012). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Korupsi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Korupsi merupakan suatu permasalahan global dan kompleks yang sudah sangat mengkhawatirkan memberikan dampak buruk bagi semua sektor kehidupan.
ADVERTISEMENT
Korupsi telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan dunia termasuk di Indonesia
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali aktivitas yang mencerminkan perilaku koruptor, namun belum bisa dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi sesuai Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Berbagai perilaku tersebut, kerap disebut perbuatan yang koruptif.
Begitupun, meski tidak memiliki dampak hukum tetap saja masyarakat harus menghindari perilaku tersebut. Hal ini dimaksudkan agar perilaku tersebut tidak menjadi kebiasaan. Sebab, seseorang menjadi koruptor biasanya karena sudah terbiasa dengan perilaku koruptif tadi.
Perilaku koruptif itu, sudah bisa terjadi pada anak-anak usia dini. Jika dianggap biasa, maka perilaku koruptif tersebut akan melekat dan menjadi karakter pada anak-anak yang dimaksud. Akibatnya, ketika dewasa kelak, semakin sulit baginya untuk melepaskan diri dari perilaku tadi.
ADVERTISEMENT
Akibatnya mudah ditebak, bahwa orang tersebut sangat rawan terjerumus ke dalam tindak pidana korupsi yang merugikan semua orang.
Apa saja perilaku koruptif itu?
Beberapa contoh perilaku koruptif itu, misalnya seorang anak yang berbohong pada orang tuanya. Karena nilai ujian sekolahnya jelek. Sang anak berbohong kepada orang tuanya dengan harapan agar terhindar dari marahan orang tua.
Melakukan plagiat juga merupakan salah satu perilaku koruptif yang banyak terjadi di masyarakat. Hal ini terjadi karena nilai menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan siswa atau mahasiswa. Bahkan orang tua akan memarahi anaknya jika ketahuan memperoleh nilai yang buruk.
Pada masyarakat umum, perilaku koruptif juga dengan mudah ditemui, seorang karyawan yang menggunakan fasilitas kantor untuk keperluan pribadi, juga bisa dikategorikan sebagai perbuatan yang koruptif.
ADVERTISEMENT
Begitu pula mahasiswa yang melakukan ‘mark up’ terhadap uang kebutuhan bulanannya, dengan harapan bisa mendapatkan uang saku lebih banyak dari orang tua.
Semua perbuatan ini merupakan perilaku koruptif yang tercela, yang memungkinkan si pelaku kelak bisa terjerat ke dalam tindak pidana korupsi.
Pentingnya nilai-nilai Antikorupsi
Agar seseorang terhindar dari perilaku koruptif dan menjadi generasi hebat antikoruptisi, sejak dini harus ditanamkan kepadanya nilai-nilai antikorupsi. Dalam hal ini, peran keluarga adalah sangat besar.
Orang tua, yang menanamkan kejujuran kepada sang buah hati tercinta. Maka kelak nilai tersebut akan melekat ketika telah dewasa. Begitu pula dengan nilai-nilai antikorupsi lainnya. Semuanya harus ditanamkan sejak dini.
Dalam sudut pandang KPK, terdapat sembilan nilai antikorupsi yang hendaknya diberikan sejak dini. Nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut
ADVERTISEMENT
Mari kita bersama memerangi perilaku koruptif yang ada pada diri sendiri. Dan jadilah generasi hebat antikorupsi.
*Penulis merupakan Penyuluh Antikorupsi Pertama Sertifikasi LSP KPK