Konten dari Pengguna

Isu Pendidikan dalam Visi Misi Capres-Cawapres

Suprihatin
Kepala Pusat Kajian Komunikasi Prapanca-Stikosa AWS
4 Desember 2023 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suprihatin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gelar Wisuda ke-XXVII Stikosa-AWS Tegaskan Pentingnya Pendidikan dalam Pembangunan Bangsa
zoom-in-whitePerbesar
Gelar Wisuda ke-XXVII Stikosa-AWS Tegaskan Pentingnya Pendidikan dalam Pembangunan Bangsa
ADVERTISEMENT
Dalam orasi ilmiah yang disampaikan saat gelaran wisuda Sarjana Ilmu Komunikasi kampus Stikosa-AWS, Sabtu (2/12) Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Wartawan-Jawa Timur, Dr. H. Suprawoto, S.H., M.Si. menjelaskan pentingnya pendidikan dalam menentukan kemajuan sebuah negara dan kemakmuran rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Negara kaya yang memiliki rakyat yang makmur merupakan sebuah kewajaran. Namun negara dengan keterbatasan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang berhasil menyejahterakan rakyatnya, hanya dapat dicapai melalui sistem pemerintahan yang meletakkan pendidikan sebagai isu strategis.
Jepang, Singapura, dan Korea Selatan dapat dijadikan contoh. Negara-negara tersebut tidak memiliki SDM, namun rakyatnya hidup makmur. Hal ini selain karena pemimpin yang amanah dan kompeten, pemerintahannya memprioritaskan pendidikan sebagai isu penting dalam pembangunan.
Ranking yang dirilis QS World University Ranking tahun 2023 National University of Singapore (NUS) menempati urusan ke-11, Nanyang Technological University, Singapore (NTU Singapore) menempati urutan ke-19, The University of Tokyo menempati ranking ke-23, sementara Seoul National University berada di ranking ke-29.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Sebagai Manifesto Politik
Sedemikian krusialnya pendidikan dalam menentukan ketercapaian cita-cita Indonesia Emas pada 2045, mestinya membuat para Capres-Cawapres melihat isu ini sebagai prioritas. Ketertinggalan Indonesia dalam dunia pendidikan, kebingungan para guru dalam mengantisipasi perubahan kurikulum yang terus menerus, serta bagaimana para guru harus berjuang mengatasi problem kesejahteraan hidup dan beban administrasi, selayaknya menjadi perhatian dalam manifesto politik yang mereka janjikan selama 5 tahun ke depan.
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mengusung visi: “Indonesia Adil Makmur untuk Semua”. Visi tersebut akan diwujudkan dalam delapan misi yang disebut “8 Jalan Perubahan”. Isu pendidikan cukup menjadi perhatian dari pasangan nomor urut 1 ini. Lewat misi ke-5 yakni mewujudkan manusia Indonesia yang sehat, cerdas, produktif, berakhlak, serta berbudaya, termuat 7 komitmen terkait pendidikan: (1) Akses pendidikan berkeadilan; (2) Kualitas dan kesejahteraan guru beserta tenaga kependidikan; (3) Institusi Pendidikan berbasis agama; (4) Keterjangkauan biaya Pendidikan tinggi; (5) Pendidikan vokasi dan lulusan berdaya saing; (6) Pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan; (7) Ekosistem Pendidikan yang berpusat kepada anak.
ADVERTISEMENT
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengusung visi: “Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari”. Visi tersebut akan diwujudkan dalam delapan misi yang disebut “8 Gerak Cepat”. Membaca misi pasangan ini, kita akan menemukan isu pendidikan melalui misi pertama, yakni mempercepat pembangunan manusia Indonesia unggul yang berkualitas, produktif, dan berkepribadian, dan misi kedua, mempercepat penguasaan sains dan teknologi melalui percepatan riset dan inovasi (R & I) berdikari. Kedua misi tersebut, dijabarkan melalui sub-subtopik meliputi: (1) Wajib belajar 12 tahun gratis pintar tanpa biaya; (2) Satu keluarga miskin, satu sarjana; (3) Guru dan dosen sejahtera, berkualitas, dan kompeten sejajar negara maju; (4) Integrasi Pendidikan & Pelatihan Vokasi-Dunia Usaha; serta (5) Beasiswa yang masif dan terarah.
ADVERTISEMENT
Sementara pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mengusung visi: “Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045”. Visi tersebut akan diwujudkan dalam delapan misi yang disebut “8 Misi Asta Cita”. Isu pendidikan diangkat melalui misi ke-6 yakni memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Penjabarannya dituangkan dalam beberapa komitmen: (1) Penguatan Sistem Peningkatan Kualitas SDM; dan (2) Memperkuat pendidikan, sains, dan teknologi. Masing-masing komitmen dijabarkan lagi ke dalam program-program turunan yang mendorong peningkatan kualitas SDM melalui Pendidikan.
Muatan isu pendidikan dalam manifesto politik para capres-cawapres ini patut diapresiasi. Artinya, ada harapan bahwa pendidikan akan menjadi salah satu fokus dalam pembangunan selama 5 tahun ke depan. Namun demikian, kita tentu menunggu diskursus yang lebih tajam dari sekadar janji manis politik. Seperti apa indikator ketercapaiannya? Bagaimana janji-janji tersebut akan diwujudkan? Apa saja problem di dunia pendidikan yang sudah dipetakan dan bagaimana problem tersebut akan diurai dan diatasi? Ini akan menjadi catatan penting bagi masyarakat, untuk menentukan siapa pemimpin yang pantas dipilih dalam pesta demokrasi 14 Februari yang akan datang.***
ADVERTISEMENT