Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Asian Games: Bukan Sekadar Pesta Olahraga
25 Februari 2018 14:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Supriyanto Suwito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Foto: Ika Wahyu/Antarafoto - INASGOC)
Kurang dari lima bulan lagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games ke-18. Geliat persiapan menyambut hajatan olah raga terbesar di Asia sudah mulai terasa. Penyiapan infrastruktur terus dikebut. Persiapan atlet yang akan bertarung juga terus digenjot.
ADVERTISEMENT
Ini adalah kedua kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Asia Games. Yang pertama sudah cukup lama, 56 tahun yang lalu.
Bukan Sekadar Olahraga
Sama halnya dengan musik dan makanan, olahraga adalah bahasa universal. Olahraga memiliki daya menyatukan yang besar.
Tidak heran, olahraga juga sering digunakan sebagai media diplomasi. Olahraga dianggap dapat membuka jalan bagi penyelesaian konflik dan mewujudkan perdamaian.
Tahun 1970, Amerika Serikat menggunakan diplomasi ping pong untuk melakukan pendekatan dengan RRT. Salah satunya adalah Forrest Gump.
Baru baru ini, perhelatan Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan, mendapat perhatian luas.
Kemesraan antara delegasi dua negara yang bermusuhan dalam ajang tersebut memunculkan asa baru perdamaian di Semenanjung Korea.
ADVERTISEMENT
Selain sarana diplomasi, perhelatan olahraga yang berskala besar juga menjadi momentum penting bagi tuan rumah untuk tampil di pentas dunia.
Olimpiade Beijing tahun 2008 menjadi momen spektakuler untuk menunjukkan kemajuan ekonomi dan modernisasi Tiongkok kepada dunia.
Qatar demikian aktif mengajukan diri sebagai host berbagai perhelatan olahraga sebagai salah satu strategi menggenjot ekonominya. Setelah sukses sebagai tuan rumah Asian Games Doha tahun 2006, negara Teluk itu kini sedang bersiap dengan event yang lebih besar: Piala Dunia 2022.
Di tahun 1962, kenekatan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Asian Games tidak terlepas visi Bung Karno agar Indonesia tampil di pentas dunia. Sebagai kekuatan olahraga dan sebagai negara besar.
Indonesia sukses mewujudkannya dengan finis di urutan ke-2 dari 12 negara peserta. Selain itu, proyek infrastruktur besar-besaran yang dikebut hanya dalam waktu dua tahun juga berhasil menciptakan wajah Indonesia yang progresif.
ADVERTISEMENT
Sungguh sayang, kita menyambut Asian Games 2018 di kala prestasi olahraga kita tengah menukik tajam.
Pada Asian Games edisi terakhir tahun 2014, Indonesia hanya finis di posisi 17, di bawah Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Bahkan di tingkat Asia Tenggara, prestasi Indonesia juga terus menurun. Tim Merah Putih hanya mampu finis di urutan ke-5 pada SEA Games terakhir tahun 2017. Bandingkan dengan era 1970-an hingga 1990-an di mana dominasi Indonesia tidak tertandingi negara-negara tetangga.
Kita tentunya berharap bertanding di negeri sendiri akan melipatgandakan spirit para atlet kita untuk meraih hasil yang terbaik.
Di luar prestasi olahraga, kita juga berharap ASEAN Games dapat menjadi momen untuk merebut perhatian dunia internasional terhadap Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, sorotan terhadap Indonesia lebih banyak pada sisi negatif terkait Pilkada DKI. Awal tahun ini, perdebatan mengenai hak-hak kelompok minoritas menyeruak dalam headline internasional mengenai Indonesia.
Kita harapkan, Asian Games akan memberikan gambaran yang lebih positif mengenai Indonesia. Indonesia yang bergerak maju penuh energi. Penuh optimisme.
Tak kalah pentingnya, menjelang tahun politik 2019, tentu kita berharap ajang adu sportivitas antarbangsa ini menjadi inspirasi untuk pertarungan politik yang elegan.
Mari menyambut Asian Games. Mari berolahraga!