Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jejak Sejarah Konflik Dua Korea
29 April 2018 14:06 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Supriyanto Suwito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pertemuan bersejarah antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (27/4) membawa harapan baru akan perdamaian dan bersatunya kembali dua Korea.
ADVERTISEMENT
Selama lebih dari 73 tahun, satu bangsa Korea terbelah menjadi dua negara. Konflik dua Korea tidak dapat dilepaskan dari era Perang Dingin. Namun, meski konfrotasi AS-Soviet telah berakhir tiga dekade yang lampau, damai Korea belum juga terwujud.
Dari Perang Dunia II ke Lintang 38 Derajat
Sejak 600 tahun sebelum Masehi, bangsa Korea telah menjadi menjadi satu entitas politik dengan berbagai dinasti berkuasa. Memasuki abad ke-19, sejumlah kekuatan asing seperti Rusia dan Jepang berusaha menguasai Korea.
Menyusul kemenangan atas Rusia, pada tahun 1910 Japang menganeksasi Korea. Berbagai perlawanan terhadap pendudukan Jepang berlangsung namun tidak mampu menggoyahkan kekuasaan Jepang di Semenanjung Korea. Memasuki Perang Dunia II, Jepang memobilisasi secara paksa rakyat Korea untuk ikut berperang melawan Sekutu.
ADVERTISEMENT
Menjelang kekalahan Jepang, Amerika Serikat dan Uni Soviet sepakat bahwa pasca perang Semenanjung Korea akan dibagi menjadi dua zona yang dikuasai kedua superpower. Keduanya juga sepakat bahwa kelak dua zona tersebut akan digabungkan menjadi satu negara.
Pada awal Agustus 1945, pasukan Soviet masuk dan menguasai Korea bagian utara. Setelah Jepang resmi menyerah pada 15 Agustus, giliran pasukan AS mendarat di selatan. Sejak saat itulah Korea terbagi menjadi dua, dengan garis lintas 38 derajat sebagai batas.
Di utara, Soviet mensponsori pembentukan rejim komunis di bawah pimpinan Kim Il Sung. Sementara di selatan, pemilihan umum yang disponsori AS menghasilkan pemerintahan Republik Korea dengan ideologi demokrasi.
Upaya untuk menyatukan dua Korea bukannya tidak dilakukan oleh AS dan Soviet. PBB juga turun tangan berusaha mencarikan solusi. Namun karena tajamnya kepentingan dua adi daya tersebut, kata sepakat tidak pernah tercapai.
ADVERTISEMENT
Perang Korea
Secara mendadak, pada tanggal 25 Juni 1950 pasukan Korea Utara yang didukung oleh Soviet menyerang Korea Selatan. Dengan keunggulan jumlah dan persenjataan, tanpa kesulitan berarti pasukan Korut berhasil masuk ke selatan dan menduduki Seoul. Pecahlah Perang Korea.
Pasukan AS tiba pada tanggal 30 Juni namun belum mampu menghentikan pasukan Korut. Baru setelah mendapat tambahan personil termasuk dari Inggris, pasukan AS berhasil merebut kembali Seoul pada 26 September 1945.
Berada di atas angin, pasukan sekutu yang dikomandoi oleh pahlawan perang AS Jenderal Douglas McArthur, merangsek masuk ke utara hingga menguasai sekitar dua pertiga wilayah Korea Utara.
Namun keadaan berbalik setelah China bergabung dengan pasukan Korea Utara. Dengan tambahan sekitar 180 ribu pasukan China, Korea Utara berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga kembali ke batas lintang 38 derajat.
ADVERTISEMENT
Beberapa pertempuran masih terus terjadi, sebelumnya akhirnya perjanjian gencatan senjata disepakati tanggal 27 Juli 1953. Perang memang berakhir, namun permusuhan dua terus berlangsung. Hingga 65 tahun kemudian, bangsa Korea masih terbelah.
Kini, harapan terciptanya perdamaian dan bersatunya kembali dua Korea muncul. Bukan hanya rakyat Korea, dunia internasional pun berharap konflik delapan dekade dua Korea dapat berakhir damai.
***